Selepas ziarah mampir ke warung nasi langganan saya, lokasi warungnya  ditempat parkiran bawah, dekat pintu utama masuk Makam. Disana ketemu dengan peziarah bapak-bapak usianya sekitar 50 an tahun.
Bapak ini bilang kalau tinggalnya di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik, perjalanan dari Bunga ke Makam sekitar 1 jam perjalanan, Â jaraknya sama dengan tempat tinggal saya daerah Sidoarjo.
Saat saya mengaku dari Sidoarjo, tiba-tiba bapak ini dengan semangatnya bercerita tentang sosok Mbah Ud, dari cerita bapak ini, sosok Mbah Ud tidak asing bagi masyarakat Bungah Gresik.
"Mbah Ud dulu sewaktu masih hidup sering pergi ke daerah Bungah Gresik, warga Bungah sangat akrab dengan Mbah Ud, ulama yang dikenal karomahnya itu. Suatu ketika saat Mbah Ud pergi ke Bungah Gresik dengan naik becak, ditengah perjalanan ke Bungah tiba-tiba Mbah Ud minta becaknya dihentikan, setelah becak berhenti Mbah Ud pergi tanpa pamit, tukang becaknya bingung.
Tidak lama kemudian Mbah Ud muncul lagi, si tukang becak ini mencoba bertanya "dari mana tadi Mbah? Dengan wajah datar Mbah Ud menjawab pertanyaan si tukang becak, "teko segoro, nolong kapal arep ngguling" artinya "dari laut, menolong kapal yang mau terguling", sambil memperlihatkan tangan dan bajunya yang basah".
Wali  Jadzab
Banyak cerita yang mengatakan bahwa Mbah Ud adalah Wali Allah yang Jadzab, lantas apa yang dimaksud jadzab?
Dalam istilah tasawuf Jadzab adalah suatu maqom atau keadaan di luar kesadaran seseorang, atau bahkan, sudah tidak tertaklif secara syariat? asal-usul lafadz JADZAB adalah-Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban-yang berarti mempunyai makna "menarik".
Sementara obyek atau maf'ulnya adalah majdzub yang berarti mengandung makna tertarik, di dalam istilah sufi, biasanya jadzab di gunakan terhadap situasi bagi seseorang yang sedang mengalami (khoriqul adat) atau jenis yang lain,seperti nyleneh, keluar dari adat kebiasaan umum, atau mungkin bisa di kategorikan orang gila yang berkeramat.
Di katakan gila sebab munculnya pemahaman bahwa jadzab adalah hilangnya keumuman secara manusia, tentu beda dengan arti dari gila sendiri, sebab gila di dalam bahasa arabnya adalah Junna-Junuunan-gila- atau, Janna-Yajunnu-Jannan-yang artinya menutup.