Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Habibi
Muhammad Irfan Habibi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Komunikasi UIN Walisongo, Semarang

Mahasiswa Jurusan Komunikasi UIN Walisongo, Semarang

Selanjutnya

Tutup

Film

Nostalgia Tokoh Sherina 2 juga Nostalgia Penonton

13 Oktober 2023   11:25 Diperbarui: 13 Oktober 2023   11:32 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Betapa bahagianya, denganmu lagi, bertualang kembali.

 

Sherina dan Sadam kembali ke layar bioskop di Petualangan Sherina 2. Kisah film ini tentang Sherina sebagai reporter yang ditugaskan ke Kalimantan meliput pelepasan orang hutan oleh lembaga konservasi orang hutan. Ketika di Kalimantan lah Sherina bertemu teman kecilnya, Sadam. Mereka bertemu di tempat pelestarian orang hutan. Sadam menjadi ketua lembaga itu.

Film ini bukan hanya membawa nostalgia penonton tetapi tokoh utama film ini memang lagi nostalgia tentang bagaimana mereka di masa lalu. Mereka masih mengingat sukanya apa dan sifat yang tak ubah-ubahnya.

Kata Sherina, "Kalau melihat bintang itu seakan-akan kayak ngelihat masa lalu." Karena cahaya bintang sampai ke bumi setelah sekian tahun cahaya.

Film ini tampaknya diciptakan bagi seorang yang tengah memasuki usia 20-an seperti kisah Sherina dan Sadam yang telah berpisah sekian lama hingga bertemu pada waktu yang tak terduga. Mereka bertemu dengan kisahnya sendiri-sendiri tetapi mereka tetap berteman. Mungkin ini akan terjadi bagi tiap orang pada masanya.

Kerinduan seorang teman dekat atau bisa dikatakan sahabat sangat tampak di film ini. Beberapa adegan memang menampakkan bagaimana rasa rindu mereka terobati. Mengobrol bersama hingga bercanda.

Film musikal ini juga membawa kembali lagu-lagu anak yang lagi-lagi membawa nostalgia. Tidak ada lagu baru jika kita dengar di film Sherina 2 ini. Namun, penyajian lagu tentu lebih apik.

Melawan Perdagangan Ilegal Hewan Dilindungi

Film Sherina 2 bukan sekadar soal pelepas rindu tetapi juga soal pelestarian hewan dilindungi. Film ini mungkin secara tidak langsung mengatakan "hewan dilindungi bukan peliharaan mau kamu setajir apa pun!"

Film ini juga mungkin diambil dari realita ada permintaan orang punya duit dan kuasa ingin memelihara hewan dilindungi secara ilegal, hewan itu diambil persis setelah dilepas liarkan.

Sherina juga seakan mengungkap fakta jika pengejaran dan pengungkapan ini terkesan lambat. Dalam sebuah adegan dengan Sherina yang ingin mengetahui bagaimana nasib orang hutan itu, Sadam berkata "Jangan diberitakan dulu ya, ini sensitif." Selain itu, Sadam juga ngotot biar timnya dan polisi hutan yang mengurusnya.

Naluri Seorang Wartawan

Sherina dalam film ini dikisahkan sebagai reporter atau wartawan. Berbagai hal ia amati. Termasuk seorang anak hutan yang melihat bagaimana induk orang hutan itu dibius dan diambil anaknya. Anak hutan itu mencoba bilang ke berbagai orang konsrvasi yang tengah menyusun rencana tetapi tak direspon. Namun, dengan Sherina tanpa mencek berlari menuju persembunyian komplotan penjual ilegal hewan dilindungi.

Sherina terus mengejar komplotan itu walau dicegah oleh Sadam. Sadam hanya menuruti keinginan Sherina. Anak orang hutan itu nyaris bisa ditangan. Namun, karena Sherina ingin tahu siapa komplotan ini, ia ingin membuka masker si komplotan yang berujung ancaman kepada sherina.

Kembalinya ke kantor beritanya di Jakarta, bekal petualangannya mengejar komplotan penjual ilegal hewan dilindungi ia mengenal salah satu orang yang acap kali ditemui. Sherina mengusut melalui internet dan menemukan bukti bahwa komplotan itu ialah kaki tangan seorang konglomerat. Hingga akhirnya Sadam mengakui naluri Sherina tidak salah ketika mereka bertemu kembali di Jakarta ketika konglomerat itu tengah berpesta. Sherina dan Sadam membuktikan ketika pesta itu.

Memang di Film Sherina ini tak begitu menampakkan kerja  seorang wartawan. Namun, sikap wartawan yang ingin tahu mungkin pula bisa dikatakan curiga ada di dalam diri Sherina. Seorang wartawan mungkin ia mendengarkan siapa pun sebagai data awalnya dan dia akan mengecek kebenarannya entah dengan melakukan pengamatan, investigasi, atau wawancara. Film ini mungkin juga membuktikan kekuatan media massa sebagai kontrol sosial dalam mengungkap sebuah kasus.

Pantaskah Film Sherina 2 Sebagai Film Semua Umur?

Adegan film Sherina bisa dikatakan banyak adegan pertengkaran. Adegan pertengkaran ketika Sherina dan Sadam membela diri melawan komplotan penjual ilegal hewan dilingdungi. Ketika pertengkaran juga ada senjata tajam yang digunakan untuk mengancam.

Selain itu, di akhir film terdapat adegan Sadam mencium dahi Sherina. Ini mungkin tidak masalah dalam pikiran usia remaja ke atas. Namun, apakah bisa diterima anak-anak? Apakah ada kemungkinan pertanyaan muncul "apakah wajar teman mencium dahi temannya?"

Tentu kedua adegan itu perlu pendampingan orang tua untuk menjaga dan menjelaskan mengapa hal-hal itu terjadi. Mungkin pula film ini cocoknya ratingnya ialah R alias bagi remaja ke atas bukan SU atau semua umur.

Setidaknya jika film ini dikategorikan R, usia remaja tampaknya lebih bisa mencerna adegan-adegan seperti ini mengapa terjadi di film Sherina 2.

Jika kita lihat, penjelasan Lembaga Sensor Film (LSF) kategori SU ialah film dengan klasifikasi yang tidak mengandung unsur kekerasan, adegan tidak sopan atau periaku yang membahayakan anak-anak dan tidak mengandung adegan yang menimbulkan gangguan pada perkembangan jiwa anak. Sementara itu, sebuah film dikategorikan R ketika mengandung nilai pendidikan, budi pekerti, dan berisi tema, judul, adegan visual serta dialognya tidak menampilkan adegan berbahaya dan pergaulan bebas lawan jenis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun