Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Iklim dan Upaya Adaptasi di Indonesia

29 Februari 2024   08:04 Diperbarui: 29 Februari 2024   08:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Indonesia, negara kepulauan yang indah dengan kekayaan alam melimpah, tengah menghadapi tantangan besar: krisis iklim. Peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan naiknya permukaan laut menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan hidup.

Diperkirakan permukaan laut di Indonesia akan mengalami kenaikan hingga 1 meter pada tahun 2100. Kenaikan ini akan berakibat fatal bagi sekitar 23 juta penduduk yang tinggal di wilayah pesisir. Mereka terancam kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan akses terhadap layanan publik akibat terendamnya wilayah pesisir. Selain itu, kenaikan permukaan laut juga akan memperparah masalah abrasi pantai dan rob, serta meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tsunami. 

Frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir di Indonesia. Bencana alam ini telah menyebabkan kerugian ekonomi dan kerusakan infrastruktur yang besar. Banjir dan kekeringan telah merenggut banyak nyawa, mengungsikan jutaan orang, dan merusak rumah, ladang, dan infrastruktur vital. 


Krisis iklim diprediksi akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Menurut sebuah studi oleh Bappenas, krisis iklim dapat merugikan ekonomi Indonesia hingga Rp 346 triliun per tahun pada tahun 2030. Kerugian ini akan terjadi di berbagai sektor, seperti pertanian, kehutanan, kesehatan, dan infrastruktur.

Menghadapi krisis iklim, berbagai solusi dan inovasi perlu diupayakan. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan program adaptasi, seperti pembangunan infrastruktur tahan iklim, pengembangan varietas tanaman tahan kekeringan, dan edukasi masyarakat. 

Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam upaya adaptasi dengan melakukan penghijauan, menggunakan energi terbarukan, dan mengubah pola hidup ke arah yang lebih ramah lingkungan. 

Sektor swasta dapat berkontribusi melalui investasi dalam teknologi hijau, pengembangan produk ramah lingkungan, dan penerapan praktik bisnis berkelanjutan.

Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim memerlukan upaya kolektif dan terencana. Upaya ini dapat dimulai dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya. Masyarakat perlu di edukasi tentang cara-cara adaptasi dan mitigasi yang dapat dilakukan di tingkat individu dan komunitas. 

Memperkuat ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru merupakan dua tujuan yang saling terkait. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi, serta mendorong investasi dan kewirausahaan. 

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pembangunan berkelanjutan merupakan dua tujuan yang saling terkait. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan dasar lainnya. Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun