Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Perekonomian Indonesia

6 Desember 2023   04:46 Diperbarui: 6 Desember 2023   05:07 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu kebijakan yang dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Kenaikan harga BBM dapat menyebabkan inflasi, melemahnya nilai tukar rupiah, dan menurunnya daya beli masyarakat.

Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi

Kenaikan harga BBM dapat menyebabkan inflasi karena BBM merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kenaikan harga BBM akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa lainnya. Hal ini terjadi karena BBM merupakan bahan baku dan bahan bakar dalam berbagai industri, termasuk industri manufaktur, transportasi, dan pertanian. Kenaikan harga BBM akan menyebabkan biaya produksi industri meningkat, sehingga harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh industri tersebut juga akan meningkat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada bulan November 2023 sebesar 3,53%. Inflasi ini meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan Oktober 2023 sebesar 3,22%. Kenaikan inflasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kenaikan harga BBM.

Dampak kenaikan harga BBM terhadap nilai tukar rupiah

Kenaikan harga BBM dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah karena BBM merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Nilai tukar rupiah adalah harga mata uang rupiah terhadap mata uang asing.

Kenaikan harga BBM akan membuat produk-produk ekspor Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar internasional, sehingga menyebabkan penurunan permintaan terhadap produk-produk ekspor Indonesia. Hal ini akan menyebabkan penurunan nilai tukar rupiah.

Menurut data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada tanggal 20 Desember 2023 sebesar Rp. 15.500 per USD. Nilai tukar ini melemah dibandingkan dengan nilai tukar rupiah pada tanggal 4 November 2023 sebesar Rp. 15.400 per USD. Kelemahan nilai tukar rupiah ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kenaikan harga BBM.

Dampak kenaikan harga BBM terhadap daya beli masyarakat

Kenaikan harga BBM dapat menurunkan daya beli masyarakat karena BBM merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa.

Kenaikan harga BBM akan meningkatkan biaya transportasi dan pengeluaran rumah tangga lainnya, sehingga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, karena konsumsi masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Menurut data BPS, konsumsi rumah tangga Indonesia pada tahun 2022 sebesar Rp. 6.400 triliun. Konsumsi rumah tangga ini menyumbang sekitar 57% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Kenaikan harga BBM dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif kenaikan harga BBM, misalnya dengan memberikan subsidi BBM atau meningkatkan daya saing produk-produk ekspor Indonesia.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalkan dampak negatif kenaikan harga BBM:

  • Memberikan subsidi BBM

Subsidi BBM adalah pemberian bantuan pemerintah kepada konsumen BBM dalam bentuk pengurangan harga BBM. Subsidi BBM dapat membantu masyarakat untuk tetap dapat membeli BBM dengan harga yang terjangkau.

  • Meningkatkan daya saing produk-produk ekspor Indonesia

Pemerintah dapat meningkatkan daya saing produk-produk ekspor Indonesia dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas akses pasar. Peningkatan daya saing produk-produk ekspor Indonesia akan membuat produk-produk tersebut lebih kompetitif di pasar internasional, sehingga dapat mengurangi dampak negatif kenaikan harga BBM terhadap nilai tukar rupiah.

  • Mendukung pertumbuhan ekonomi

Pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan infrastruktur, mendorong investasi, dan menciptakan lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Pemerintah perlu mengoptimalkan berbagai kebijakan tersebut untuk meminimalkan dampak negatif kenaikan harga BBM terhadap perekonomian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun