Dari segi kontekstual, pendidik dan peserta didik tidak mampu beradaptasi terhadap transformasi pendidikan. Sederhananya saja, dalam pemanfaatan ilmu teknologi.
Ada kegugupan yang nyata antara pendidik dan peserta didik saat dipaksa untuk beralih metode pendidikan. Saat pendidik dan peserta didik harus beralih media pendidikan secara daring (online).
Di satu sisi, banyak pendidik yang gaptek (baca: tidak paham teknologi). Pendidik yang tidak mampu menjalankan dan mengaplikasikan media-media teknologi (media pembelajaran) untuk proses belajar mengajar.
Di sisi lain, peserta didik diberi kebebasan dan keluasan untuk mengaplikasikan teknologi, tanpa kontrol dan kebijakan yang sistematis terhadap penggunaan teknologi oleh orang tua dan keluarga.
Dari kedua aspek tersebut, penulis merumuskan bahwa ada ketidaksanggupan dan ketidakmampuan pendidik dan peserta didik untuk membendung arus transformasi pendidikan yang merambah ke semua struktur.
Akibat genosida ini, laju pendidikan di Indonesia terhambat dan mengalami hambatan yang berefek panjang.
Momentum Pembelajaran dan Perbaikan
Seperti kata pepatah, "Orang bijak, adalah orang yang dapat mengambil hikmah dan perbaikan dari suatu pengalaman". Di sisi lain, pepatah pun berkata, "Pengalaman adalah guru terbaik dalam kehidupan".
Intinya, setiap kejadian yang telah terjadi, merupakan suatu pengalaman dan pembelajaran yang luar biasa. Bagi mereka yang tahu dan memahaminya.
Pandemi covid-19 telah mengubah semua organisasi kehidupan manusia dan merombak tatanan kehidupan di dunia. Sadar atau tidak sadar, itulah yang terjadi.Â
Dunia mengalami transisi yang begitu cepat dalam semua sektor. Ditambah lagi dengan pergaulan dunia (globalisasi) yang mengarah pada pemanfaatan teknologi dan pendominasian mesin sebagai pembantu operasional manusia.