Â
Adanya Rumah potong hewan (RPH) di Bojonegoro menjadi penyebab terjadinya pencemaran di sungai Bengawan Solo. Karena, Kebanyakan RPH di Kota itu yang tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan semua limbahnya langsung dibuang ke sungai. Itu semua menyebabkan kondisi air sungai Bengawan Solo semakin memburuk setiap harinya.
Â
Kondisi ini bisa dibuktikan dengan tes laboratorium yang memperlihatkan tingkat pencemarannya sudah lebih tinggi dari baku mutu yang sudah ditentukan pemerintah. Besarnya Tingkat pencemaran itu berasal dari limbah RPH. Dikarenakan, dari pengecekan yang telah dilakukan, RPH yang ada mayoritas tidak memiliki IPAL. Jika semua RPH melakukan hal yang sama dan dilakukan dalam rentang waktu yang lama, itu pasti memicu memperburuknya kualitas air sungai Bengawan solo
Â
Â
Berikut ini adalah data dari pemeriksaan uji kualitas air Bengawan Solo di hulu dan hilir, hasilnya semua melebihi ambang baku.
Â
- Kawasan hulu di Padangan, Biological Oxygen Demand (BOD) yang baku mutunya 3 mg/ liter, hasilnya mencapai 5,74 mg/liter.
- Hilir Baureno BOD-nya sebesar 14,79 mg/liter. untuk  Chemical Oxygen Demand (COD) baku mutunya sebesar 25 mg/liter.
- Padangan mencapai 39,38 mg/liter
- Baureno sebesar 96,37 mg/liter.
Â
Kualitas BOD dan COD pada  hulu Padangan mengalami peningkatan paling signifikan dibanding di hilir Baureno.