Tahap I: Oposisi atau Ketidakcocokan Potensial Tahap awal dalam proses konflik adalah adanya kondisi yang membuka kemungkinan timbulnya konflik. Kondisi ini tidak selalu menyebabkan konflik secara langsung, tetapi setidaknya salah satu kondisi tersebut perlu hadir untuk memungkinkan terjadinya konflik. Kondisi tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga kategori umum:
- Komunikasi
Perbedaan dalam pemahaman kata, istilah yang berbeda, kurangnya pertukaran informasi, dan gangguan dalam komunikasi bisa menjadi penyebab konflik.
- Struktur
Faktor-faktor seperti dimensi, tingkat khususnya dalam tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan batas wilayah, kesesuaian antara anggota dan tujuan, gaya kepemimpinan, sistem penghargaan, dan tingkat ketergantungan antar kelompok dapat memicu konflik.
- Variabel Individu
Perbedaan dalam ciri kepribadian, emosi, dan nilai-nilai pribadi setiap orang bisa menyebabkan konflik. Sikap yang otoriter dan dogmatis serta emosi yang negatif dapat menjadi sumber konflik.
Tahap II: Penilaian dan Personalisasi Jika kondisi yang disebutkan pada tahap I secara negatif memengaruhi salah satu pihak, maka potensi untuk adanya oposisi atau ketidakcocokan akan muncul dalam tahap kedua. Dalam tahap ini, proses penilaian individu dan personalisasi konflik menjadi lebih nyata.
Tahap III: Maksud Maksud atau niat berada di antara persepsi, emosi, dan perilaku yang terang-terangan. Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam tahap ini, individu harus mempertimbangkan maksud orang lain untuk menentukan bagaimana menanggapi perilaku mereka.
Tahap IV: Perilaku Tahap keempat adalah tahap di mana konflik menjadi jelas atau termanifestasi. Tahap perilaku mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dilakukan oleh pihak yang terlibat dalam konflik. Perilaku konflik biasanya merupakan usaha yang jelas untuk menerapkan atau mengekspresikan maksud masing-masing pihak.
Tahap V: Hasil Interaksi antara pihak yang terlibat dalam konflik menghasilkan reaksi. Reaksi ini bisa berupa fungsional, yang berarti konflik tersebut meningkatkan kinerja kelompok, atau disfungsional, yang berarti menghambat kinerja kelompok.
N. Definisi Konflik Interpersonal
Di antara beberapa jenis konflik di dalam konteks perilaku organisasi, salah satunya adalah konflik interpersonal, yang terjadi ketika perilaku individu bertentangan. “Konflik interpersonal merupakan suatu konflik yang terjadi ketika dua individu merasa bahwasanya sikap, perilaku, atau tujuan yang mereka inginkan bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya” (Maulida & Anugrah, 2022).
Dapat disimpulkan bahwa konflik interpersonal terjadi ketika beberapa orang tidak dapat berpadu dalam tujuan, nilai-nilai, dan perilaku didalam situasi sosial maupun di lingkungan kerja. Konflik semacam ini dapat dipicu oleh berbagai alasan yang terkait dengan pekerjaan dan kegiatan mereka.
O. Metode Penanganan Konflik