Mohon tunggu...
Muhammad Imam Faizal
Muhammad Imam Faizal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petugas Sosial

Saya adalah seorang petugas sosial di kota Bandung yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi melalui Manajemen Konflik di LKSA Malikul A'la (Ekstraksi Bab 2)

17 Mei 2024   17:36 Diperbarui: 17 Mei 2024   17:44 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hellreigen dan Slocum dalam Al – Qur’aniawan (2015)

Konflik yang terjadi perlu diketahui beberapa faktor sumber penyebab terjadinya konflik tersebut, dalam upaya mengendalikan konflik tersebut dalam menentukan langkah yang hendak diputuskan untuk meraih manfaat dan menarik hal positif dalam sebuah proses menciptakan perilaku organisasi yang berguna bagi peningkatan efektifitas organisasi.

            Dari sekian banyak teori penyebab terjadinya konflik, teori yang umumnya dapat merepresentasi dan memiliki kesamaan terhadap teori lain penyebab terjadinya konflik ialah teori yang dibuat oleh Robbins dalam Ranjabar (2021), yaitu :

Penyebab terjadinya konflik sering kali terletak pada masalah komunikasi. Konflik dalam organisasi sering kali muncul karena gangguan dalam proses komunikasi. Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalahpahaman dan memicu konflik. Konflik pribadi seringkali disebabkan oleh kesalahan dalam menafsirkan pesan, yang berakar dari komunikasi yang tidak efektif.

  • Struktur.

 Variabel yang mencakup struktur dalam konteks ini meliputi ukuran organisasi, tingkat atau hierarki jabatan dalam kelompok, kejelasan yurisdiksi, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan tingkat ketergantungan antar kelompok. Konflik antar individu dapat berkembang ketika organisasi memiliki peraturan dan penilaian kinerja yang tidak masuk akal atau membingungkan bagi karyawan. Perbedaan dalam ukuran dan spesialisasi juga memiliki potensi besar untuk memicu konflik. Ambiguitas dalam yurisdiksi antar jabatan juga dapat meningkatkan perselisihan terkait perolehan kontrol atas sumber daya atau wilayah.

  • Variabel Pribadi. 

Potensi sumber konflik terletak pada variabel pribadi, yang mencakup karakteristik kepribadian, emosi, dan nilai-nilai individu. Setiap individu memiliki latar belakang yang unik yang dipengaruhi oleh pendidikan, budaya, tradisi keluarga, dan proses sosialisasi. Persoalan seperti prasangka, ketidaksepakatan, dan penilaian yang berbeda menjadi sumber potensial konflik karena ketidaknyamanan terhadap karakteristik kepribadian seseorang.

K. Dampak Konflik

Dampak dari penyebab konflik akan memengaruhi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Konsekuensi dari konflik dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu dampak negatif dan dampak positif. Menurut Drafke dalam Al – Qur’aniawan (2015), dampak negatif dari konflik terjadi ketika salah satu atau lebih pihak yang terlibat merasa tidak puas dengan hasil penyelesaian konflik. Di sisi lain, dampak positifnya terjadi ketika semua pihak yang terlibat merasa puas dengan hasil penyelesaian konflik.

Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari konflik, menurut Drafke dalam Al – Qur’aniawan (2015), ialah pihak yang merasa dirugikan cenderung untuk menyalahkan pihak lain yang terlibat dalam konflik, dengan tujuan untuk memperoleh apa yang mereka inginkan atau mencapai tujuan mereka. Kemudian menyebabkan perpecahan antara pihak-pihak yang terlibat, karena masing-masing pihak bertahan pada pendirian mereka tanpa mau berkompromi, bahkan jika itu berarti kehilangan individu yang berharga.

Sementara itu, akibat positif dari konflik yang disebutkan oleh Drafke dalam Al – Qur’aniawan (2015) ialah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik berusaha untuk mencari solusi yang dapat menyelesaikan masalah, bukan hanya bertengkar, meskipun mereka memiliki pandangan yang berbeda. Mereka fokus pada penyelesaian masalah. Kemudian untuk mencapai kepuasan bersama, setiap pihak memperoleh apa yang mereka inginkan dan merasa puas dengan hasil penyelesaian konflik. Ini berbeda dengan kompromi yang sering kali membuat salah satu pihak merasa tidak puas atau dirugikan.

L. Dampak Terjadinya Konflik

Konflik bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu atau pimpinan menangani situasi tersebut. Penting bagi mereka untuk mengenali tanda-tanda terjadinya konflik agar dapat menyelesaikannya dengan cepat dan tepat.

Sumber : Hoda Lecey dalam Al – Qur’aniawan (2015)
Sumber : Hoda Lecey dalam Al – Qur’aniawan (2015)

Keterangan Gambar:

  • Kuadran I: Merupakan manifestasi konflik yang jelas dan agresif, yang sering kali terlihat melalui perilaku seperti teriakan, hinaan, penghinaan, kekerasan fisik, dan sebagainya.
  • Kuadran II: Merupakan tanda-tanda konflik yang tersembunyi namun tetap agresif, seperti komentar merendahkan, kritik tanpa henti, mencari kesalahan terus-menerus, dan upaya merusak reputasi seseorang.
  • Kuadran III: Merupakan tanda-tanda konflik yang tersembunyi dan bersifat pasif, seperti penolakan untuk bekerja sama, atau memilih untuk tidak menghadiri pertemuan atau kegiatan tertentu.
  • Kuadran IV: Merupakan manifestasi konflik yang terlihat jelas namun bersifat pasif, seperti mengirim memo kepada atasan atau menggunakan komunikasi tertulis lainnya untuk menyampaikan ketidakpuasan atau masalah yang dihadapi.

M. Proses Konflik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun