Menemui cerita singkat seorang profesor dikala beliau ditanya menganai, mengapa bisa menekuni bidang ilmu ini hingga sehebat sekarang. Teringat akan satu hal, waktu itu (sekolah) seorang guru memberi pertanyaan mengenai apa cita-citanya. Menjadi ilmuwan.
Sedari dulu memang menyukai observasi pada berbagai hal yang terjadi pada alam ini. Hingga menemui sesuatu yang ingin dia tekuni. Bukankah semua usaha mencapai gelar profesor adalah karena usahanya sendiri. Tetapi jasa seorang guru dalam memberi pertanyaan tentang cita-cita, seolah-olah tak terlupakan. Terimakasih Guru.
Hingga kini nasib sebagian guru membaik, tak dipungkiri ada juga yang bernasib sebaliknya. Seolah-olah kesejahteraan guru diukur dari sisi material. Padahal keikhlasan sungguh independen dengan materialistik. Keikhlasan seorang guru di pelosok negeri dengan berbagai macam halangan dan rintangan, penulis takut mengulasnya.
Serasa takut dan jauh dari kata sebanding. Pemerintah telah mengucurkan banyak dana untuk perbaikan pendidikan. Tetapi? Akan banyak tetapinya. Cerita guru inspiratif senantiasa bertebaran dalam jagat internet.
Tentu dengan segudang kesulitan, kedala, dan perjuangannya. Ya benar, nakhoda handal tidak lahir dari laut yang tenang. Banyak pahlawan nasional hadir dikala Indonesia terjajah, bukan ketika merdeka.
Terakhir sebagai penutup tulisan ini, tiada kata akhir untuk seorang guru. Guru adalah digugu lan ditiru. Siapapun itu orangnya. Setiap perjalanan hidup tidak lepas dari kata guru. Pengalaman adalah juga representasi dari guru.
Kebaikan orang lain adalah representasi dari guru. Alam semesta adalah guru pemikiran dan hati. Bukti-bukti yang sulit untuk membuktikan adalah bukti kekurangan kita dan membutuhkan bantuan guru. Marilah kita sama-sama mengucapkan.
Trima kasihku ku ucapkan
Pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna slalu di limpahkan
Untuk bekalku nanti...
Setiap hari ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kanku ingat Slalu nasehat guruku
Trima kasihku ku ucapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H