Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Fahreza
Muhammad Ilham Fahreza Mohon Tunggu... Human Resources - ASN, Mahasiswa Magister FIA UI

Menulis sebagai upaya mencari daya hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Merindukan Sosok Mohammad Hatta di Dunia Politik Indonesia

11 Agustus 2024   08:15 Diperbarui: 11 Agustus 2024   08:17 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari buku "Bung Hatta Pribadinya dalam Kenangan". Di tahun 1950an, ketika Bung Hatta masih menjabat sebagai wakil presiden, ada kebijakan pemotongan uang Republik Indonesia (ORI). 

Ketika Bung Hatta pulang ke rumah, istrinya, Rahmi Hatta menanyakan "mengapa tidak bilang terlebih dahulu bahwa akan ada pemotongan uang?".

Bergetar hati dan nurani saya ketika membaca jawaban dari Bung Hatta, "Seandainya Kak Hatta mengatakan terlebih dahulu kepadamu, nanti pasti hal itu akan disampaikan kepada ibumu. Lalu kalian berdua akan mempersiapkan diri, dan mungkin akan memberi tahu kawan-kawan dekat lainnya. Itu tidak baik! Kepentingan negara tidak ada sangkutpautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga."

Dalam cerita yang lain, saat berobat ke luar negeri, Bung Hatta pernah mengembalikan uang sisa pengobatan yang diberikan oleh pemerintah karena ternyata biaya yang dibutuhkan tidak sebesar yang diperkirakan. Ia juga pernah menolak pemberian mercedes dari pengusaha Indonesia.

Jika situasi ini terjadi kepada para pejabat kita hari ini, kita semua tahu apa yang akan dilakukan oleh mereka.

Tidak hanya laku pribadinya yang luar biasa mulia, Bung Hatta akan selalu diingat sebagai seorang pemimpin sekaligus pemikir, dan pembaca yang menulis. 

Potret dirinya seringkali tergambar dengan latar belakang tumpukan buku-buku, bukan foto yang berlatar penuh dengan mainan anak-anak. 

Ketika wafat, Bung Hatta meninggalkan 30rb judul buku di perpustakaan pribadinya. Bahkan, hadiah pengantin yang ia berikan kepada istrinya adalah sebuah buku filsafat yang baru selesai ia karang berjudul "Alam Pikiran Yunani".

Inilah yang menjadi sumber dari ketajaman pikiran dan kejernihan tulisannya. Bung Hatta tampil sebagai politisi yang identik dengan menawarkan ideologi dan gagasan besar untuk kemakmuran rakyat. 

Kisah hidup Hatta seharusnya memberikan standar tinggi bagi siapapun yang hendak berkuasa. 

Pemimpin idealnya harus memiliki isi pikiran yang bermutu dan kecakapan dalam menguraikan masalah, bukan pemimpin yang sekadar populis namun pikirannya kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun