Berpikir kritis sering disebut juga sebagai berpikir vertikal atau linear, karena langkah-langkahnya berurutan menuju solusi yang logis.
Berpikir Kreatif: Imajinatif dan Global
Sebaliknya, berpikir kreatif berfokus pada cara pandang yang lebih intuitif, emosional, dan global. Proses ini sering kali melibatkan otak kanan, yang bersifat imajinatif dan subjektif.
Dengan berpikir kreatif, seseorang dapat:
- Menghasilkan ide-ide baru yang tidak biasa.
- Memanfaatkan movement values---ide awal yang tampaknya tidak relevan---sebagai pemicu inovasi.
- Menyelesaikan masalah dengan pendekatan tidak langsung yang kreatif.
Berpikir kreatif sering disebut berpikir horizontal atau lateral, karena prosesnya lebih fleksibel dan tidak terikat pada aturan linear.
Menggabungkan Keduanya: Kolaborasi yang Saling Melengkapi
Meski berbeda, kedua pola pikir ini dapat saling melengkapi. Proses brainstorming, atau curah pendapat, sering kali menjadi jembatan untuk memadukan keduanya. Berikut adalah sinerginya:
- Berpikir kritis mempersempit ide-ide menjadi pilihan terbaik berdasarkan fakta dan sumber daya.
- Berpikir kreatif memperkaya solusi dengan ide-ide inovatif yang melibatkan intuisi dan imajinasi.
Dengan menggabungkan keduanya, seseorang dapat menemukan solusi yang tidak hanya logis, tetapi juga inovatif, menjembatani masalah dan solusi secara efektif.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan zaman modern, berpikir kritis dan kreatif adalah dua keterampilan yang tidak terpisahkan. Berpikir kritis memberikan fondasi logis dan sistematis, sementara berpikir kreatif menambahkan warna dan fleksibilitas pada solusi yang dihasilkan. Dengan melatih kedua pola pikir ini secara paralel, individu dapat menghadapi kompleksitas masalah dengan lebih adaptif dan efektif.
Sebagai penutup, Edward de Bono, seorang pionir dalam berpikir lateral, mengembangkan metode The Six Thinking Hats sebagai alat untuk mengasah pola pikir kreatif. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di tulisan berikutnya.
Tulisan ini juga ada pada blog saya nyusunkata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H