Mohon tunggu...
Muhammad Ibni Tsani Tuahena
Muhammad Ibni Tsani Tuahena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Ahmad Dahlan, Kader HMI Cabang Yogyakarta

Berkelana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Palestina-Israel : Perspektif Politik Dunia Arab dan Perubahan Dukungan di Era Abraham Accords

14 Januari 2025   17:21 Diperbarui: 14 Januari 2025   17:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik Palestina-Israel merupakan salah satu konflik geopolitik terpanjang di dunia modern yang telah memicu krisis kemanusiaan, perdebatan diplomatik, dan perpecahan ideologis di kalangan negara-negara Arab. Sejak deklarasi berdirinya negara Israel pada 1948, dunia Arab menempatkan Palestina sebagai isu sentral dalam politik regional mereka. Namun, dinamika geopolitik yang berubah, terutama setelah penandatanganan Abraham Accords pada 2020, menunjukkan pergeseran dukungan beberapa negara Arab terhadap perjuangan Palestina. Perubahan ini memicu pertanyaan tentang masa depan solidaritas dunia Arab terhadap Palestina, serta implikasinya terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah.

Sejarah Dukungan Dunia Arab terhadap Palestina

Sejak konflik Palestina-Israel meletus pada pertengahan abad ke-20, negara-negara Arab secara kolektif menunjukkan solidaritas mereka terhadap Palestina. Pada 1945, Liga Arab dibentuk dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan negara-negara Arab dan membela hak-hak Palestina. Perang Arab-Israel yang terjadi pada 1948, 1956, 1967, dan 1973 memperkuat posisi negara-negara Arab dalam menolak kehadiran Israel di wilayah Palestina.

Namun, meskipun secara retoris dunia Arab menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina, praktik politik di lapangan menunjukkan adanya perbedaan kepentingan di antara negara-negara tersebut. Beberapa negara Arab, seperti Mesir dan Yordania, memilih jalan damai dengan Israel dengan menandatangani perjanjian perdamaian yang menguntungkan mereka secara strategis. Hal ini menandai awal dari retaknya solidaritas dunia Arab dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Dalam buku "Timur Tengah dalam Pusaran Konflik" karya Yon Machmudi, disebutkan bahwa "dukungan terhadap Palestina tidak hanya menjadi persoalan politik, tetapi juga simbol identitas dunia Arab. Namun, dinamika politik di setiap negara Arab turut memengaruhi seberapa jauh mereka terlibat dalam konflik ini." Kutipan ini menunjukkan bahwa faktor kepentingan nasional sering kali menggeser solidaritas kolektif dunia Arab terhadap Palestina.

Era Abraham Accords: Awal Perubahan Sikap Dunia Arab

Pada tahun 2020, dunia dikejutkan dengan penandatanganan Abraham Accords, sebuah perjanjian normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Perjanjian ini dimediasi oleh Amerika Serikat dan bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan keamanan antara Israel dan negara-negara tersebut.

Penandatanganan Abraham Accords menandai perubahan signifikan dalam sikap dunia Arab terhadap Israel. Jika sebelumnya solidaritas dengan Palestina menjadi dasar kebijakan luar negeri dunia Arab, kini beberapa negara lebih memilih pragmatisme politik dan ekonomi. Negara-negara seperti Uni Emirat Arab melihat hubungan dengan Israel sebagai peluang untuk memperkuat posisi mereka di kawasan, terutama dalam menghadapi ancaman Iran dan meningkatkan kerja sama teknologi serta investasi.

Dalam konteks ini, Yon Machmudi dalam buku yang sama menulis, "Normalisasi hubungan dengan Israel mencerminkan perubahan prioritas politik di dunia Arab. Ketimbang memperjuangkan Palestina, beberapa negara kini lebih fokus pada isu keamanan dan stabilitas domestik."

Faktor-Faktor Pendorong Perubahan Dukungan

Ada beberapa faktor yang mendorong perubahan dukungan dunia Arab terhadap Palestina, terutama setelah Abraham Accords:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun