Mohon tunggu...
M.Helmi Azhar
M.Helmi Azhar Mohon Tunggu... Insinyur - Senior RnD Engineer, Mahasiswa MM

Excellence in Engineering, Mahasiswa Magister Manajemen - Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apa Itu "Panic Hiring"?

18 Juli 2024   12:47 Diperbarui: 19 Juli 2024   13:22 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panic hiring adalah situasi di mana perusahaan atau organisasi secara tergesa-gesa merekrut karyawan baru untuk mengisi posisi yang mendesak atau tiba-tiba kosong. Situasi ini biasanya terjadi karena kebutuhan mendesak yang tidak diprediksi sebelumnya, seperti:

  1. Karyawan Mendadak Keluar: Ketika karyawan kunci tiba-tiba meninggalkan perusahaan tanpa pemberitahuan yang cukup, perusahaan mungkin merasa terpaksa untuk segera mengisi posisi tersebut agar operasional tetap berjalan lancar.

  2. Proyek Besar atau Klien Baru: Ketika perusahaan mendapatkan proyek besar atau klien baru yang membutuhkan tambahan tenaga kerja dalam waktu singkat.

  3. Lonjakan Permintaan: Ketika ada peningkatan mendadak dalam permintaan produk atau layanan yang menyebabkan perusahaan membutuhkan lebih banyak karyawan dalam waktu singkat.

Dampak Negatif Panic Hiring

  1. Kualitas Rekrutmen Menurun: Karena proses rekrutmen dilakukan dengan tergesa-gesa, perusahaan mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan seleksi yang tepat, sehingga risiko merekrut kandidat yang kurang sesuai dengan kebutuhan perusahaan meningkat.

  2. Biaya Rekrutmen Lebih Tinggi: Proses rekrutmen yang mendadak biasanya lebih mahal karena perusahaan mungkin perlu menggunakan jasa headhunter atau agen rekrutmen, atau menawarkan paket gaji yang lebih tinggi untuk menarik kandidat dalam waktu singkat.

  3. Penyesuaian Karyawan Baru: Karyawan yang direkrut dalam situasi panic hiring mungkin kurang siap atau kurang cocok dengan budaya perusahaan, yang dapat menyebabkan masalah adaptasi dan kinerja.

  4. Moral Tim Terdampak: Tim yang ada mungkin merasa terbebani dengan beban kerja tambahan selama proses rekrutmen yang tergesa-gesa, yang bisa berdampak negatif pada moral dan produktivitas.

Cara Menghindari Panic Hiring

  1. Perencanaan Tenaga Kerja yang Proaktif: Melakukan perencanaan tenaga kerja yang matang dan memiliki cadangan atau pipeline kandidat potensial dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk panic hiring.

  2. Program Succession Planning: Memiliki program perencanaan suksesi untuk memastikan ada karyawan yang siap mengambil alih posisi penting jika terjadi kekosongan.

  3. Fleksibilitas Karyawan: Melatih karyawan yang ada untuk dapat mengisi berbagai peran dalam organisasi dapat membantu mengurangi tekanan ketika ada kekosongan mendadak.

  4. Jaringan Rekrutmen yang Kuat: Membangun jaringan rekrutmen yang kuat dan hubungan dengan lembaga pendidikan atau komunitas profesional dapat mempermudah akses ke kandidat berkualitas dalam waktu singkat.

Dengan mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan tenaga kerja dengan baik, perusahaan dapat mengurangi risiko dan dampak negatif dari panic hiring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun