Mohon tunggu...
Muhammad Hanif Aufa Taher
Muhammad Hanif Aufa Taher Mohon Tunggu... Mahasiswa - Finance Officer - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110033 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

K15 Quiz to 21-27 Desember 2024 Pemeriksaan Pajak Kebatinan Mangkunegara IV dalam Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri NIM 55523110033

22 Desember 2024   23:26 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebatinan Mangkunegara IV : Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri.

Modul K15_Page 10 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K15_Page 10 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

What ?

Apa itu Kebatinan Mangkunegara IV : Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri ?

Kebatinan Mangkunegara IV merupakan konsep kepemimpinan yang kaya akan nilai-nilai spiritual, moral, dan budaya. Ia muncul dari tradisi masyarakat Jawa, khususnya yang terkait dengan Kesultanan Mangkunegara. Konsep ini mengutamakan pengembangan diri, kemampuan untuk memimpin dengan empati, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada. Berikut adalah penjabaran mengenai kategori kepemimpinan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Kebatinan Mangkunegara IV :

1. Kepemimpinan Raos Gesang

Kepemimpinan Raos Gesang berfokus pada penguasaan emosi dan pengembangan konektivitas sosial. Ini memiliki beberapa prinsip dasar yang merupakan panduan dalam interaksi sosial dan gaya kepemimpinan:

- Bisa Rumangsa (Bisa Merasa) : Kemampuan untuk merasakan pengalaman emosional orang lain. Ini adalah aspek kunci dari empati yang membuat seorang pemimpin mampu memahami kebutuhan dan masalah orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara ini, pemimpin dapat memberikan dukungan yang lebih baik dan menciptakan suasana yang harmonis.

- Angrasa Wani (Berani Salah) : Keberanian untuk melakukan kesalahan dan mencoba hal baru tanpa takut akan risiko. Ini menciptakan lingkungan inovatif; pemimpin yang berani mengambil risiko menghasilkan kreativitas dan kesinambungan dalam organisasi. Keberanian ini juga menciptakan kesempatan untuk belajar dari kegagalan.

- Angrasa Kleru (Mengakui Kesalahan) : Sifat ksatria di mana pemimpin mau mengakui kesalahan dan belajar dari pengalaman. Ini mengajarkan bahwa tidak ada pemimpin yang sempurna, dan kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan berkembang. Dengan mengakui kesalahan, pemimpin dapat mengambil langkah perbaikan dan menunjukkan kepada pengikut bahwa kejujuran sangat penting dalam kepemimpinan.

2. Kepemimpinan Asta Brata

Kepemimpinan Asta Brata adalah konsep yang lebih luas tentang kepemimpinan berdasarkan sembilan unsur yang diambil dari elemen alam, yang masing-masing mengandung pertimbangan moral dan etis :

- Ambeging Lintang (Petunjuk dari Bintang) : Dimulai dengan percaya pada adanya arahan dan petunjuk yang lebih tinggi dalam mengambil keputusan. Ini mengajarkan pentingnya memiliki visi yang jelas.

- Ambeging Surya (Cahaya Keadilan) : Para pemimpin diharapkan menampilkan keadilan dan transparansi dalam tindakan mereka, layaknya matahari yang menerangi dan memberikan kehangatan.

- Ambeging Rembulan (Cahaya di Malam Hari) : Membersihkan kegelapan dengan memberikan inspirasi untuk menghadapi tantangan yang sulit. Pemimpin harus dapat memberi dukungan moral di saat-saat sulit.

- Ambeging Angin (Solusi dan Kesejukan) : Menggambarkan kemampuan pemimpin untuk memberikan solusi dan menenangkan suasana ketika ada konflik.

- Ambeging Mendhung (Berwibawa) : Pemimpin yang memiliki wibawa dapat menghargai dan mengakui masyarakat yang mereka pimpin, sama seperti hujan yang memberikan berkah.

- Ambeging Geni (Menegakkan Hukum) : Seluruh tindakan pemimpin harus berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang menunjukkan integritas dalam kepemimpinan.

- Ambeging Banyu (Menampung Semua) : Pemimpin harus dapat menerima setiap orang tanpa memandang status, sama seperti laut yang menampung semua arus.

- Ambeging Bumi (Sejahtera dan Kuat) : Menggambarkan pemimpin yang mampu menghangatkan dan memberikan perlindungan kepada orang-orang di sekitarnya.

3. Nilai Spiritual dan Moral

Di luar nilai-nilai operasional, Kebatinan Mangkunegara IV terkandung nilai spiritual dan moral yang penting bagi setiap pemimpin:

- Rendah Hati : Pemimpin yang baik harus mampu menjaga sikap rendah hati, tidak merasa lebih dari yang lain, tetapi tetap percaya diri dan penuh komitmen terhadap tugasnya.

- Kolaborasi dan Persatuan : Kekuatan dalam kepemimpinan datang dari kemampuan untuk bekerja sama dan menghasilkan kesatuan. Pemimpin harus mampu menjangkau berbagai kalangan dan membangun kerja sama yang efektif.

-  Transformasi Diri : Kembangkan keterampilan introspeksi untuk meningkatkan kesadaran diri. Transformasi bukan hanya untuk mencapai tujuan pribadi tetapi juga untuk memperkuat karakter dan integritas dalam memimpin.

-  Dedikasi untuk Masyarakat : Seorang pemimpin yang baik diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui tindakan yang bermanfaat, misalnya dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

Modul K15_Page 11 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K15_Page 11 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Why ?

Kenapa Pentingnya Kebatinan Mangkunegara IV : Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri ?

Pentingnya kebatinan dalam kepemimpinan dan transformasi diri mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan individu dan dampaknya terhadap masyarakat. Berikut adalah penjelasan yang lebih lengkap mengenai masing-masing aspek penting tersebut :

1. Menghadapi Tantangan Modern

Dalam dunia yang semakin kompleks dan dinamis, pemimpin sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang bisa muncul dari lingkungan sosial, politik, dan ekonomi. Kebatinan memberikan pemimpin sebuah panduan untuk:

- Introspeksi Diri : Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip kebatinan, pemimpin diajak untuk terus melakukan refleksi dan evaluasi diri. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyadari kelemahan dan kekuatan mereka sehingga dapat mengelola emosi dan reaksi mereka dengan lebih baik.

- Pengembangan Empati : Di tengah ketidakpastian dan tekanan, memahami perasaan dan kebutuhan orang lain menjadi kunci. Pemimpin yang mampu berempati dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan tim mereka, menciptakan suasana kerja yang lebih baik dan lebih produktif.

- Adaptasi yang Fleksibel : Dengan kekayaan nilai-nilai kebatinan, seorang pemimpin diajarkan untuk menjadi fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Ini membantu mereka merespons tantangan dengan keberanian dan kreativitas, menemukan solusi yang inovatif terhadap masalah yang kompleks.

2. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial

Prinsip-prinsip kebatinan menekankan pentingnya keadilan dalam kepemimpinan. Hal ini berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial, yang dapat dicapai dengan cara-cara berikut :

- Kepemimpinan Berbasis Nilai : Dengan menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam pengambilan keputusan, pemimpin dapat menciptakan kebijakan publik yang adil dan merata. Ini membantu mencegah ketimpangan yang sering memicu konflik sosial.

- Pelayanan kepada Masyarakat : Keadilan dalam kepemimpinan berimplikasi pada tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Pemimpin yang mengutamakan pelayanan publik akan berfokus pada peningkatan taraf hidup, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan sosial bagi semua anggota masyarakat.

- Pembangunan Masyarakat yang Harmonis : Ketika nilai-nilai keadilan diadopsi, masyarakat dapat bergerak menuju suasana yang lebih harmonis, di mana individu merasa diterima dan dihargai. Ini menciptakan rasa saling percaya dan kolaborasi di antara warga masyarakat.

3. Spiritualitas sebagai Landasan

Kesadaran spiritual salah satu aspek yang sangat penting dalam kebatinan sangat berpengaruh terhadap cara pemimpin menjalani peran mereka :

- Integritas dan Tanggung Jawab Moral : Pemimpin yang memiliki landasan spiritual akan memiliki kompas moral yang kuat. Kesadaran ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan dan mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan yang diambil.

- Membangun Kepercayaan : Ketika pemimpin bertindak sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan etika, masyarakat cenderung lebih percaya kepada mereka. Kepercayaan tersebut mendorong partisipasi publik yang lebih aktif dan memperkuat hubungan antara pemimpin dan rakyat.

- Memberdayakan Perubahan Positif : Kesadaran spiritual memungkinkan pemimpin untuk menjadi agen perubahan yang lebih efektif. Mereka tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses dan dampak dari tindakan mereka terhadap komunitas.

4. Warisan Budaya

Pengintegrasian nilai-nilai lokal dan budaya dalam kepemimpinan sangat penting dalam menjaga identitas dan konektivitas komunitas :

- Kekuatan Identitas Budaya : Menghargai budaya lokal dan tradisi memberikan rasa identitas bagi masyarakat. Pemimpin yang memahami dan menghormati warisan budaya mampu meningkatkan kebanggaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

- Transmisi Nilai Antargenerasi : Kebatinan juga berfungsi sebagai alat untuk mentransfer nilai-nilai dan kebijaksanaan dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda. Dalam konteks ini, pemimpin dapat berperan sebagai jembatan yang menghubungkan tradisi dengan modernitas.

- Pembangunan Karakter Bangsa : Mengedepankan nilai-nilai budaya dalam kepemimpinan membantu membentuk karakter dan moral masyarakat. Ini penting untuk menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Modul K15_Page 12 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K15_Page 12 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

How ?

Bagaimana Implementasi Prinsip Kebatinan Mangkunegara IV : Transformasi Audit Pajak dan Memimpin Diri Sendiri ?

Implementasi prinsip-prinsip kebatinan Mangkunegaran IV dalam praktik kepemimpinan dan transformasi diri melibatkan berbagai pendekatan yang sistematis dan terintegrasi. Berikut penjelasan lebih lengkap tentang cara-cara tersebut :

1. Pendidikan dan Pembelajaran Berkelanjutan

a. Integrasi Nilai dalam Kurikulum :

- Pendekatan Pendidikan : Mengintegrasikan nilai-nilai kebatinan ke dalam kurikulum pendidikan formal, mulai dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi. Program dapat mencakup mata pelajaran yang mengajarkan tentang etika, kepemimpinan yang berlandaskan budaya lokal, dan pengembangan karakter.

- Kegiatan Ekstrakurikuler : Mengadakan kegiatan tambahan, seperti diskusi kelompok, drama, atau debat yang berfokus pada tema empati, keberanian, dan pengakuan kesalahan. Ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai praktis, tetapi juga cara berinteraksi yang sehat di antara siswa.

b. Pelatihan di Tempat Kerja :

- Program Workshop : Menyelenggarakan workshop dan seminar untuk karyawan yang membahas penerapan prinsip kebatinan dalam lingkungan kerja. Pelatihan ini dapat difokuskan pada pengembangan soft skills, termasuk komunikasi, kerjasama tim, dan adaptasi terhadap perubahan.

2. Pelatihan Spiritual dan Emosional

a. Pelatihan Holistik :

- Kegiatan Meditasi dan Mindfulness : Mengadakan pelatihan meditasi dan teknik mindfulness untuk membantu individu lebih fokus, mengelola stres, dan meningkatkan kesadaran diri. Program ini bisa dilakukan reguler di tempat kerja atau komunitas.

- Diskusi dan Refleksi Grup : Menginisiasi kelompok diskusi di mana individu dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan pencapaian mereka. Ini memperkuat hubungan sosial dan membantu memperluas wawasan melalui pandangan orang lain.

b. Peningkatan Kesadaran :

- Kursus Spiritualitas : Menghadirkan kursus atau pelajaran tentang nilai-nilai spiritual yang mendasari kebatinan, membantu individu memahami dan menginternalisasi prinsip-prinsip ini dalam hidup sehari-hari.

3. Membangun Komunikasi yang Terbuka

a. Budaya Komunikasi :

- Forum Diskusi : Membuat forum atau platform di mana pengikut dapat secara terbuka menyampaikan pendapat, kekhawatiran, atau masukan kepada pemimpin. Ini menciptakan ruang bagi dialog dua arah yang konstruktif.

- Penilaian Tim Secara Berkala : Melakukan evaluasi tim secara berkala yang mencakup umpan balik dua arah. Dengan demikian, pemimpin dan anggota tim dapat saling memahami kekuatan dan area perbaikan, serta melakukan pengakuan atas kesalahan yang dibuat.

b. Penghargaan terhadap Kerentanan :

- Normalisasi Kesalahan : Membangun budaya di mana kesalahan tidak dihukum, tetapi dijadikan pelajaran dan kesempatan untuk belajar. Dengan cara ini, individu merasa lebih nyaman dalam mengakui kesalahan mereka dan berkontribusi pada pembangunan tim yang lebih baik.

4. Menerapkan Praktik Berbasis Nilai

a. Contoh Kepemimpinan Berbasis Nilai :

- Keputusan Berdasarkan Keadilan : Pemimpin harus selalu mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai keadilan dan transparansi. Misalnya, saat merekrut atau menilai karyawan, penting untuk memperlakukan semua orang dengan adil dan tidak bias.

- Rapat Rutin Berbasis Nilai : Dalam rapat tim, pemimpin bisa mulai dengan mengingatkan semua peserta tentang nilai-nilai kebatinan yang harus dijunjung tinggi, seperti keadilan, kerendahan hati, dan kolaborasi. Ini membantu menciptakan fokus dan komitmen bersama.

b. Konsultasi dengan Masyarakat :

- Pendekatan Partisipatif : Selalu melibatkan komunitas dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka. Mendengarkan suara masyarakat dan mengintegrasikan masukan mereka ke dalam kebijakan akan mendorong rasa memiliki dan meningkatkan kepercayaan.

5. Membangun Komunitas yang Solid

a. Kegiatan Sosial :

- Inisiatif untuk Kesejahteraan : Menggagas program-program sosial yang mengedepankan kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat dan berfokus pada isu-isu sosial yang relevan, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

- Pelatihan Bersama : Mengadakan pelatihan yang melibatkan masyarakat dan komunitas lokal untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian. Ini menciptakan jaringan solid antar individu yang saling mendukung.

b. Kolaborasi Antar Organisasi :

- Kemitraan dengan Lembaga Lain : Menjalin kemitraan antara organisasi, baik pemerintah maupun non-pemerintah, untuk mengatasi masalah bersama dalam masyarakat. Pembagian sumber daya, pengetahuan, dan dukungan dapat menciptakan dampak yang lebih besar.

6. Refleksi Diri Secara Teratur

a. Jurnal dan Dokumentasi Pribadi :

- Menulis Jurnal : Menggalakkan penggunaan jurnal pribadi untuk mencatat pengalaman, pemikiran, dan refleksi harian. Ini dapat membantu memproses emosi dan menilai kemajuan pribadi dalam pengembangan karakter.

b. Mentor dan Pembimbing :

- Mencari Bimbingan : Meminta umpan balik dari mentor atau pembimbing mengenai kemajuan pribadi. Diskusi ini dapat berfungsi sebagai alat untuk refleksi yang lebih mendalam dan untuk mendapatkan perspektif luar yang berharga.

c. Meditasi/Teknik Relaksasi :

- Menyisihkan Waktu untuk Meditasi : Menetapkan waktu tertentu setiap minggu untuk meditasi atau latihan relaksasi guna meningkatkan kesadaran diri dan memahami nilai-nilai dan tujuan hidup. Ini membantu dalam mengejar keseimbangan mental dan emosional.

Modul K15_Page 13 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K15_Page 13 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kebatinan sebagai prinsip dalam Kebatinan Mangkunegaran IV  dalam kepemimpinan memberikan kerangka kerja yang kuat untuk membantu pemimpin mengembangkan diri dan membangun kapasitas kepemimpinan yang lebih berintegritas, empatik, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Dengan memahami dan mengimplementasikan apa yang terkandung dalam kebatinan, menyadari pentingnya penerapan prinsip tersebut, dan melakukan langkah-langkah konkret dalam praktik. Pemimpin dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi diri mereka sendiri, masyarakat, dan generasi mendatang. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang lebih baik, berkeadilan, dan harmonis, mencakup semua aspek kehidupan sosial dan budaya.

Modul K15_Page 14 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K15_Page 14 of 14_ Oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

Daftar Pustaka

- Brown, B. (2010). The Gifts of Imperfection: Let Go of Who You Think You're Supposed to Be and Embrace Who You Are. Center City: Hazelden Publishing.

- Friedman, T. L. (2005). The World Is Flat: A Brief History of the Twenty-first Century. New York: Farrar, Straus and Giroux.

- Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.

- Hidayat, R., & Purwanto, A. (2020). "Peran Pajak dalam Membangun Keadilan Sosial di Indonesia." Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis.

- Kouzes, J. M., & Posner, B. Z. (2012). The Leadership Challenge: How to Make Extraordinary Things Happen in Organizations (5th ed.). San Francisco: Jossey-Bass.

- Modul Soal K15. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran IV, 1853 sampai 1881 Raden Mas Sudiro (Serat Wedhotomo). Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

- Parker, P. S. (2014). The Science of Being Great: A Practical Approach to Personal Development. London: Polar Bear Publications.

- Sari, S., & Achmad, Z. (2022). "Strategi Implementasi Kebijakan Pajak untuk Meningkatkan Kesadaran Wajib Pajak". Jurnal Ilmu Sosial.

- Schein, E. H. (2010). Organizational Culture and Leadership (4th ed.). San Francisco: Jossey-Bass.

- Serat Ramajarwa R.Ng. Yasadipura

- Serat Pramayoga Ranggawarsita

- Serat Wedhotomo

- Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun