Mohon tunggu...
Muhammad Hanif Aufa Taher
Muhammad Hanif Aufa Taher Mohon Tunggu... Mahasiswa - Finance Officer - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110033 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2_Pemeriksaan Pajak_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

30 November 2024   15:56 Diperbarui: 30 November 2024   16:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanacaraka merupakan konsep dasar dari bahasa dan komunikasi yang mencakup pemahaman antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses. Dalam konteks audit perpajakan dan dialog antara wajib pajak dan fiskus, Hanacaraka memainkan peran penting karena:

  • Fundamental Komunikasi: Hanacaraka menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif antara semua pihak. Ini membantu dalam penyampaian informasi dan argumen dengan cara yang dapat dipahami secara tepat.
  • Dasar Pembentukan Persetujuan: Dengan komunikasi yang baik, pihak-pihak yang terlibat dapat memahami pandangan satu sama lain dan mencapai kesepakatan mengenai masalah perpajakan yang dihadapi.
  • Mendorong Keterbukaan: Dalam proses audit, komunikasi yang terbuka akan memfasilitasi penjelasan masalah yang kompleks, memungkinkan auditor dan wajib pajak untuk bekerja sama dalam mencari solusi terbaik.

2. Data Sawala

Data Sawala berfungsi sebagai sumber informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dalam auditor perpajakan, Data Sawala memiliki peran yang sangat penting:

  • Basis Keputusan yang Akurat: Data Sawala memberikan informasi yang relevan dan factual, yang penting untuk mendasari keputusan dan solusi yang akan diambil. Informasi yang akurat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penilaian.
  • Analisis Situasi yang Komprehensif: Melalui analisis data, auditor dapat memahami konteks di mana kewajiban perpajakan dan ketidakpatuhan muncul, serta membantu mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masalah.
  • Mendukung Transparansi: Penggunaan data dalam diskusi memperkuat transparansi proses audit, dan memberikan jaminan kepada semua pihak bahwa keputusan diambil berdasarkan bukti yang jelas.

3. Padha Jayanya

Padha Jayanya mengacu pada keseimbangan dan kesetaraan dalam hubungan antar pemangku kepentingan. Dalam audit perpajakan, pentingnya Padha Jayanya menjelaskan:

  • Kesetaraan dalam Proses Audit: Konsep ini menekankan pentingnya memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam proses audit. Keseimbangan ini mendorong rasa saling menghormati antara auditor dan wajib pajak, yang penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk negosiasi.
  • Mendorong Kerjasama: Ketika semua pihak merasa diakui dan dihargai, mereka lebih cenderung bekerja sama untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
  • Kontrak Sosial: Padha Jayanya menciptakan ikatan sosial yang kuat antara masyarakat dan pemerintah. Ketika wajib pajak merasa adil diperlakukan, mereka lebih cenderung untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka.

4. Maga Bathanga

Maga Bathanga merupakan konsep yang berkaitan dengan kebijakan dan tindakan yang integral dalam memecahkan masalah. Dalam konteks audit perpajakan, elemen ini penting karena:

  • Pendekatan Holistik: Maga Bathanga membantu melihat keseluruhan sistem perpajakan, mempertimbangkan semua faktor yang berkontribusi terhadap masalah perpajakan, bukan hanya fokus pada titik masalah tertentu.
  • Fleksibilitas dalam Solusi: Dengan pendekatan yang mencakup banyak aspek, kebijakan perpajakan dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan semua pihak, sehingga menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan.
  • Inovasi dalam Kebijakan: Maga Bathanga mendorong inovasi dan perbaikan berkelanjutan dalam kebijakan perpajakan dengan memperhatikan masukan dari semua pemangku kepentingan dan hasil audit sebelumnya.

Keempat elemen dalam Model Dialektika Hanacaraka, yaitu Hanacaraka, Data Sawala, Padha Jayanya, dan Maga Bathanga, saling mendukung dalam proses audit perpajakan. Dengan memahami dan menerapkan keempat elemen ini, proses audit dapat dilakukan dengan lebih transparan, adil, dan konstruktif, sehingga mendorong kepatuhan pajak yang lebih baik dan hubungan yang lebih harmonis antara fiskus dan wajib pajak.

Modul TB2_Diskursus Dialektika Model Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV.(8)
Modul TB2_Diskursus Dialektika Model Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV.(8)

Kenapa Audit Perpajakan Penting diterapkan ?

Audit perpajakan memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perpajakan suatu negara. Berikut adalah beberapa alasan mengapa audit perpajakan penting, disertai penjelasan lengkap dan rinci untuk masing-masing aspek:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun