Mohon tunggu...
Muhammad Hanif Aufa Taher
Muhammad Hanif Aufa Taher Mohon Tunggu... Mahasiswa - Finance Officer - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110033 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TB1_Pemeriksaan Pajak_Dialektika Hermeneutis Hanacaraka untuk Prosedur Audit Pajak

20 Oktober 2024   15:16 Diperbarui: 20 Oktober 2024   23:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Penerapan Dialektika Hermeneutis Hanacaraka untuk Prosedur Audit Pajak ?

Penerapan dialektika hermeneutis Hanacaraka untuk prosedur audit pajak mengacu pada pendekatan pemahaman dan interpretasi yang menggabungkan aspek budaya untuk menjelaskan fenomena tertentu, dalam hal ini, proses audit pajak. Hanacaraka adalah sistem penulisan aksara Jawa, dan dalam konteks ini, dialektika hermeneutis mencakup pemahaman yang mendalam tentang makna yang terkandung di dalamnya yang memiliki 3 Elemen Dasar Dialektika Hermeneutis sebagai berikut :

1. Interaksi dan Dialog

Dialektika hermeneutis berfokus pada interaksi antara auditor dan wajib pajak. Proses ini melibatkan penjelasan, tanya jawab, dan diskusi untuk mencapai pemahaman bersama. Dalam audit pajak, auditor harus berinteraksi dengan wajib pajak untuk menggali informasi dan memahami latar belakang keputusan-keputusan perpajakan yang diambil.

2. Interpretasi Kontekstual

Setiap situasi harus dipahami dalam konteksnya. Dalam audit pajak, data dan dokumen yang disediakan oleh wajib pajak harus diinterpretasikan berdasarkan konteks sejarah, sosial, dan ekonomi wajib pajak tersebut. Hal ini penting agar auditor dapat melihat gambaran menyeluruh sebelum menarik kesimpulan.

3. Proses Iteratif

Dialektika hermeneutis bersifat iteratif, artinya proses pemahaman berulang kali dilakukan melalui langkah-langkah refleksi dan revisi. Dalam prosedur audit pajak, auditor mungkin perlu mengulangi analisis terhadap dokumen dan informasi yang dikumpulkan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.

Penerapan Dialektika Hermeneutis Hanacaraka dalam Prosedur Audit Pajak

1. Pemahaman Konteks

Auditor harus memahami konteks ekonomi dan sosial wajib pajak. Hal ini termasuk mengetahui sektor industri yang dijalani, historis pajak, dan dinamika ekonomi yang mempengaruhi pelaporan pajak. Dengan pemahaman ini, auditor dapat melakukan analisis yang lebih mendalam mengenai kepatuhan dan perilaku wajib pajak. Sebagai contoh : jika sebuah perusahaan beroperasi di industri yang terkena dampak besar oleh pandemi, auditor dapat mempertimbangkan faktor tersebut saat menilai pendapatan dan pengeluaran yang dilaporkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun