Kebijakan perpajakan sering kali dibentuk berdasarkan simbol-simbol tertentu yang dipahami oleh masyarakat. Misalnya, suatu bentuk perpajakan bisa jadi dianggap sebagai tanda keadilan atau ketidak adilan. Memahami bagaimana kebijakan pajak dimaknai oleh berbagai pihak memungkinkan auditor pajak untuk menganalisis potensi konflik atau permasalahan dalam implementasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam Pelaporan Pajaknya.
How ?
Bagaimana Penerapan Semiotika Umberto Eco dalam Memahami Audit Pajak ?
1. Analisis Tanda dalam Dokumen Pajak.
Langkah pertama dalam penerapan semiotika adalah melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang relevan dalam audit pajak. Auditor pajak perlu memeriksa laporan keuangan, dokumen perpajakan, dan bukti lain yang diserahkan oleh Wajib Pajak.Â
Dengan menggunakan pendekatan semiotika, auditor dapat mendalami makna dari setiap data yang ada, seperti mengidentifikasi penghindaran pajak atau potensi kesalahan dalam pelaporan keuangan dan perpajakan yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak.
2. Menggunakan Indeks dan Simbol untuk Penilaian.
Auditor pajak dapat menggunakan kategori tanda yang ada dalam semiotika untuk melakukan penilaian kepada Wajib Pajak. Misalnya seperti penggunaan tanda indeks dapat membantu auditor pajak untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara keputusan perpajakan yang diambil oleh Wajib Pajak dan implikasinya terhadap kewajiban pajak yang berlaku.Â
Selain itu, simbol sosiokultural yang mendasari kebijakan perpajakan juga dapat dianalisis untuk memahami reaksi masyarakat terhadap kebijakan perpajakan yang telah tersebut.
3. Pengembangan Komunikasi yang Lebih Efektif.