Mohon tunggu...
muhammadhaikal
muhammadhaikal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif organisasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rekonsiliasi Antara Tasawuf dan Syariat di Nusantara: Pendekatan Komprehensif Abd al-Ra'uf

23 Desember 2024   13:59 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak awal kedatangan Islam ke Nusantara, tasawuf menjadi salah satu pendekatan yang dominan dalam pembentukan identitas keagamaan masyarakat setempat. Namun, kecenderungan ini, terutama dalam bentuk tasawuf falsafi, seringkali menimbulkan ketidakseimbangan antara aspek eksoteris (syariat) dan esoteris (tasawuf). Ketidakseimbangan ini tidak hanya membatasi pemahaman umat terhadap Islam sebagai agama yang holistik, tetapi juga membuka ruang bagi munculnya penyelewengan-penyelewengan doktrin. Untuk menjawab tantangan ini, Abd al-Ra'uf al-Singkili tampil sebagai tokoh kunci yang mencoba merekonsiliasi dua dimensi utama ajaran Islam tersebut.

Konteks Sejarah dan Latar Belakang Abd al-Ra'uf

 Abd al-Ra'uf al-Singkili adalah seorang ulama terkemuka dari Aceh yang memiliki latar belakang pendidikan mendalam di Timur Tengah. Sebagai seorang sufi sekaligus ahli syariat, ia mempelajari berbagai cabang ilmu seperti tafsir, hadis, fiqh, dan ilmu-ilmu Al-Qur'an dari ulama-ulama terkemuka di Haramain. Dengan pemahaman mendalam dalam ilmu syariat dan tasawuf, Abd al-Ra'uf membawa perspektif baru dalam praktik Islam di Nusantara, yang kala itu cenderung didominasi oleh tasawuf falsafi yang menitikberatkan pada aspek metafisika.

 Sekembalinya dari Timur Tengah, Abd al-Ra'uf diangkat menjadi hakim agung (qadi) Kesultanan Aceh, posisi yang mengukuhkan pengaruhnya dalam masyarakat. Melalui karya-karyanya, seperti Tanbih al-Mashi, Umdat al-Muhtajin, dan Daqaiq al-Huruf, ia menawarkan sintesis yang harmonis antara syariat dan tasawuf, yang menjadi ciri khas ajarannya.

Pendekatan Abd al-Ra'uf dalam Mereformasi Islam Nusantara

 Abd al-Ra'uf memulai upayanya dengan menekankan pentingnya keseimbangan antara tasawuf dan syariat dalam praktik keagamaan. Pendekatannya dapat dirangkum dalam beberapa aspek berikut:

1. Penyebaran Ilmu Syariat dan Tasawuf

 Abd al-Ra'uf menilai bahwa ketidakseimbangan antara tasawuf dan syariat di Nusantara berasal dari kurangnya perhatian terhadap ilmu-ilmu syariat. Ia berupaya mengatasi hal ini dengan menyebarluaskan ajaran yang mengintegrasikan keduanya. Dalam karyanya, ia sering mengombinasikan pembahasan mengenai akidah, syariat, dan akhlak, sehingga menghasilkan pendekatan yang lebih komprehensif.

2. Mendukung Tasawuf dengan Al-Qur'an dan Hadis

 Dalam pendekatannya, Abd al-Ra'uf selalu merujuk pada Al-Qur'an dan hadis sebagai dasar utama ajarannya. Ia mengkritik praktik tasawuf yang mengabaikan syariat, seperti meninggalkan salat atau puasa, dengan menekankan bahwa tasawuf sejati harus didukung oleh kepatuhan terhadap syariat.

3. Penekanan pada Amal Ibadah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun