Mohon tunggu...
Muhammad Hafizh
Muhammad Hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNEJ

Seorang penjelajah pulau kapuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bekerja Bersama Alam

4 September 2024   19:11 Diperbarui: 4 September 2024   22:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan kebutuhan produk pertanian sejalan dengan lonjakan jumlah penduduk. Alih fungsi lahan menjadi solusi cepat pemenuhan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut memiliki dampak positif jangka pendek dalam segi ekonomi dan sosial. Kesejahteraan masyarakat dapat diraih dengan tingkat produksi hasil pertanian yang tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip "jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produksi (ketersediaan produk terbatas) maka nilai jual produk tinggi". Namun, pemanfaatan alam tanpa memperhatikan konservasi lingkungan memiliki konsekuensi yang buruk.  

Lingkungan pada sisi kanan nampak lelah, rusak dan tidak produktif. Hal tersebut adalah hasil dari penggundulan kawasan hutan, pencemaran tanah dan air serta minim upaya konservasi. Ilustrasi diatas menampilkan bencana erosi dan banjir. Area resapan air (kawasan hutan) tidak dapat memberikan kontribusi yang baik. Intensifikasi pertanian menyumbang percepatan kerusakan lingkungan seperti mono-culture, penggunaan pupuk kimia dan insektisida berlebihan.

Erosi terbentuk dari ketahanan tanah yang lemah terhadap tumbukan air dan udara. Faktor penyebab erosi juga berasal dari aktivitas manusia. Erosi dikenal dengan proses perpindahan lapisan permukaan (Top Soil) menuju ke tempat lainnya. Material di dalam tanah seperti batuan dan mineral tersingkap keluar yang berdampak pada penurunan  kemampuan tanah dalam menahan air. Hal ini menyebabkan ketersediaan air menurun dan potensi bencana banjir ketika musim hujan. Umumnya, erosi terjadi pada lahan berlereng. Hasil penelitian [1] didapatkan rata - rata erosi di Jawa Timur sebesar 10,30 Ton/ Ha/ Tahun. Berita kelangkaan air irigasi pertanian dan bencana banjir telah banyak terdengar [2], [3], [4], [5], [6]. 

Kerusakan lingkungan dan keterbatasan air menjadi faktor penghambat kegiatan produksi pertanian. Jangka panjang, tingkat produksi yang menurun berdampak pada segi ekonomi dan sosial. Upaya perbaikan lingkungan memerlukan biaya, waktu dan tenaga ekstra. Solusi terbaik yang dapat dilakukan dengan meminimalisir dampak negatif dan meningkatkan upaya konservasi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu :

  • Mengembalikan fungsi kawasan hutan.
  • Penerapan pertanian terasering
  • Penerapan pola tanam yang sesuai (misal : Pajale)
  • Penggunaan pupuk organik
  • Pemanfaatan tanaman pagar atau tanaman tahunan
  • Upaya konservasi lahan

(Muhammad Hafizh - UNEJ)

Sumber pustaka :

[1] Taslim R.K, Marga M., Indarto. I. 2019. Prediksi Erosi di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Ilmu Lingkungan 2(17) : 323 -- 332.

[2] Banjir Bandang Bondowoso: Lokasi, Dugaan Penyebab, hingga Data Kerusakan (detik.com)

[3] Longsor Terjadi di Nganjuk, 7 Rumah Rusak hingga 27 Warga Mengungsi (detik.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun