Mohon tunggu...
MUHAMMAD HAFID BACHTIAR
MUHAMMAD HAFID BACHTIAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA D3-KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2021

🎗Trying to be what it is 🎗Simple but significant

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini

20 Juni 2022   17:44 Diperbarui: 20 Juni 2022   18:39 1722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan, seperti arti kata "gotong". Setiap anggota membagikan karyanya dan menerima bagiannya, tergantung pada lokasi dan jenis kontribusi dari masing-masing karyanya, sebagaimana diringkas oleh kata "Royong". 

Oleh karena itu, siapa pun yang menganut prinsip dan memahami semangat gotong royong bersedia secara sadar  melepaskan keegoisan. Gotong royong harus dilandasi oleh semangat kejujuran, motivasi, persatuan, toleransi dan kepercayaan. Pendek kata, gotong royong lebih esensial, yaitu interaksi sosial yang berlatar belakang manfaat atau imbalan non-ekonomi.

 Gotong royong adalah ideologi dinamis yang menggambarkan usaha bersama,  amal, kerja atau kerja bersama, dan perjuangan tolong-menolong. Gotong royong adalah amal untuk semua, atau upaya untuk kepentingan umum untuk semua, untuk kepentingan semua.

Prinsip gotong royong telah menemukan kesadaran kerja, termasuk kesadaran jiwa, kesadaran, dan sikap  untuk bekerja sama secara mental dan fisik, atau menempatkan dan menghormati pekerjaan sebagai pelengkap dan dekorasi kehidupan. 

Dengan perkembangan kehidupan dan sistem penghidupan Indonesia yang modern, gotong royong yang pada dasarnya merupakan asas kehidupan dan penghidupan Indonesia  yang sesungguhnya dalam  masyarakat yang sederhana, telah bersemi dalam Pancasila. Asas Gotong Royong tertanam dalam substansi nilai-nilai Ketuhanan, musyawarah dan mufakat, kekeluargaan, keadilan dan toleransi (kemanusiaan). 

Inilah yang menjadi dasar pandangan hidup atau falsafah negara Indonesia. Melihat prinsip-prinsip yang terkandung dalam gotong royong, jelas bahwa modal sosial memiliki beberapa aspek. 

Modal sosial secara konseptual dicirikan oleh kesediaan seorang individu untuk mengutamakan suatu kepentingan bersama. Mempromosikan persiapan (pengetahuan dan kesadaran) untuk mengembangkan energi kumulatif yang mengarah pada pencapaian, termasuk nilai modal sosial.

Dokpri
Dokpri

Situasi Masyarakat Kontemporer dan Budaya Gotong-Royong

Saat ini, interaksi sosial masyarakat Indonesia dapat digambarkan sebagai situasi gejolak sosial. Gejolak sosial inilah yang digunakan Durkheim untuk menjelaskan keadaan hubungan bersama atau individu di mana konsensus melemah, nilai dan tujuan bersama berkurang, norma dan kerangka moral hilang secara kolektif dan individual, mirip dengan konsep anonimitas. 

Hal ini terjadi karena perubahan sosial terjadi sangat cepat dan terjadi kerancuan nilai. Dalam konteks Indonesia, perubahan sosial yang terkait dengan reformasi yang tidak terencana (dalam waktu singkat) telah memulai nilai-nilai kuno yang  menjadi pedoman dan acuan hubungan sosial yang dilandasi semangat dan nilai gotong royong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun