Ada juga anggota Supomo yang menganjurkan gagasan integralisme dalam pidato-nya. Supomo berkata:Â
 “Menurut ideologi integralisme, negara harus menjamin kepentingan seluruh masyarakat, bukan kepentingan satu atau kelompok. Negara adalah struktur masyarakat yang esensial, semua kelompok, semua bagian. , Semua anggotanya terkait erat  dan membentuk kesatuan masyarakat yang organis. Yang terpenting dalam suatu negara berdasarkan mazhab terpadu adalah penghidupan seluruh negara. Bangsa yang terkuat atau tidak mendukung kelompok terbesar dan tidak menganggap kepentingannya sendiri sebagai fokus, tetapi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, menjamin keselamatan hidup di seluruh negeri. Ada dua anggota BPUPK, Susanto Tirtodirodjo dan Supomo, dalam mengkomunikasikan ide dasar Indonesia merdeka.Â
Dalam pidatonya, mereka secara tegas  menolak gagasan liberalisme dan sistem demokrasi Barat. Alasan penolakan mereka adalah:  “Liberalisme  yang diterapkan di Eropa Barat adalah individu. Kepribadian ini dalam semua bidang kehidupan (sistem hukum, ekonomi, dll.) memisahkan seseorang sebagai pribadi dari masyarakatnya dan dirinya sendiri dari semua badan lain. Mengisolasi diri sendiri. Orang dan bangsa adalah juga dianggap manusia dan  selalu mencari cara untuk merampas kekuasaan dan kekayaan mereka, yang semuanya menciptakan sistem yang mengeksploitasi liberalisme kekaisaran dan dunia  dan menyebabkan kekacauan di dalam dan luar negeri.
Anggota BPUPK memberikan pidato dan menyarankan beberapa ide dasar untuk kemerdekaan Indonesia, tetapi sekarang siapa pun yang secara sistematis mengajukan gagasan dan memberikan jawaban atas dasar pemikiran No Indonesia Merdeka Datang ke persidangan pada tanggal 1 Juni 1945, Skalno memiliki kesempatan terakhir untuk mempresentasikan gagasannya.Â
Dalam sambutannya, Sukarno mengatakan dia memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan apa yang menjadi dasar kemerdekaan Indonesia. Di awal pidato, Sukarno menyatakan bahwa tidak ada anggota dalam pidato sebelum  1 Juni, dan menjawab pertanyaan ketua BPUPK secara sistematis dan kontroversial.Â
Apa dasar kemerdekaan Indonesia? Selain menanggapi dan mengkritisi pidato-pidato peserta sidang, Sukarno juga mengemukakan konsep dan gagasan dasar bangsa Indonesia merdeka, Pancasila. Pidato ini kemudian disepakati sebagai lahirnya Pancasila. Menurut Mohammad Hatta, pidato Sukarno adalah kompromi untuk menghilangkan kontradiksi yang meningkat antara ide-ide negara Islam dan  peserta sidang yang menginginkan berdirinya negara sekuler tanpa karakteristik agama, dimaksudkan untuk berbeda sifatnya.
 Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara yang gotong royong. "Gotong royong" adalah konsep yang dinamis, saudara dan saudari yang lebih dinamis daripada "keluarga"! Keluarga adalah istilah yang statis, tetapi gotong royong adalah singkatan dari pekerjaan yang disebut oleh bisnis, amal, dan anggota bergengsi Soekardjo:  karyo,  gawe! Gotong royong bekerja bersama, berkeringat bersama, dan berjuang untuk membantu bersama. Semua amal bermanfaat bagi semua orang, dan semua keringat membantu semua kebahagiaan.
Gotong-Royong sebagai Modal Sosial
Gotong royong merupakan budaya yang  tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebagai warisan budaya yang telah ada secara turun temurun.Â
Gotong royong adalah suatu bentuk  kelompok masyarakat yang bekerja sama untuk mencapai  hasil positif dari tujuan yang  dicapai melalui musyawarah dan mufakat.Â
Gotong-royong muncul dari peningkatan kesadaran, kesadaran dan semangat untuk bekerja dan menghasilkan pekerjaan Anda tanpa memikirkan atau mengutamakan kepentingan Anda sendiri.Â