Mohon tunggu...
Muhammad Haekal Kalipaksi
Muhammad Haekal Kalipaksi Mohon Tunggu... Lainnya - Orang yang ingin memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan

Sesuai dengan keterangan profil saya, tujuan utama saya membuat ini adalah untuk memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diktator, Diciptakan untuk Kebaikan atau Keburukan?

30 Agustus 2020   01:10 Diperbarui: 30 Agustus 2020   08:41 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diktator, saat mendengar kata tersebut terlintas pikiran negatif, seperi kekejaman dan keburukan. Menurut KBBI, diktator artinya kepala pemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlak, biasanya diperoleh melalui kekerasan atau dengan cara yang tidak demokratis.

Pada awalnya, diktator diambil dari bahasa latin “dictare” yang artinya mendikte dan memerintah, diktator awalnya diciptakan bangsa romawi untuk menghadapi keadaan genting, seperti pada saat diambang kekalahan dan perang. Lain dengan pejabat pemerintahan yang mempunyai batasan dalam pemerintahan, diktator tidak memiliki batasan pemerintahan.

Selama sesuai dengan tugas yang dimandatkan oleh senat. Sehingga dapat dikatakan pada awalnya diktator diciptakan untuk kebaikan, seiring dengan perkembangan zaman pengertian diktator berubah dan menjadi sesuatu yang negatif, bagaimana hal tersebut dapat terjadi.

Pada tahun 509 Masehi bangsa romawi mengasingkan raja terakhir mereka dan membentuk pemerintahan baru yang disebut sebagai republik romawi. Pemerintahan yang baru ini membagi kekuasaan menjadi beberapa institusi, yang terdiri dari pejabat terpilih, senat, dan dewan-dewan majelis, seluruh institusi ini memiliki batasan-batasan dalam pemerintahan, dan waktu menjabat yang singkat.

Jabatan diktator sangat berbeda dari institusi-instusi pemerintahan tersebut, yaitu diktator tidak memiliki batasan dalam memerintah.

Diktator hanya diperuntukkan ketika republik romawi Tengah menghadapi masa-masa genting. Dibentuknya jabatan ini adalah pada masa awal republik romawi, ketika bangsa romawi di ambang perang melawan Liga Latin dan Bangsa Sabines.

Senat adalah badan yang berhak untuk menyatakan dekrit yang menyatakan dibutuhkan diktator. Diktator dipilih oleh consul yang sedang menjabat. Diktator disahkan setelah Dewan majelis Komite Curia mengesahkan imperium atau surat perintah bagi diktator. 

Ada beberapa perbedaan diktator pada zaman republik romawi dengan diktator pada zaman sekarang. Perbedaan yang paling besar adalah, diktator pada zaman dahulu tidak memiliki kekuasaan yang mutlak walaupun dijelaskan bahwa kekuasan diktator tidak ada batasan. Salah satunya dapat dilihat dari adanya batasan pada masa jabatan, diktator pada zaman republik romawi memiliki masa jabatan selama 6 bulan.

Jika tugas dari diktator sudah selesai atau masa krisis sudah lewat, masa jabatan mereka akan selesai, dan diktator pada zaman romawi memiliki kekuasaan tanpa batasan hanya pada ruang lingkup yang dimandatkan oleh Senat Romawi.

Selain itu, diktator sangat bergantung untuk bekerja sama dengan pejabat dan senat romawi, sehingga batasan batasan itulah yang membedakan diktator pada zaman republik romawi dengan sekarang. Diktator zaman sekarang dapat dikatakan tidak memiliki batasan apapun dalam memerintah, maupun dalam masa jabatan dan lingkup kekuasaan.

Memasuki abad ke 1 Masehi, Republik Romawi mengalami perang saudara antara Gaius Marius dan Lucius Cornellius Sulla. Sulla berhasil memenangkan perang saudara dan menjadikan ia sebagai Dictator Perpetuo atau Diktator seumur hidup, mulai dari sinilah pandangan diktator mulai berubah.

Setelah itu terjadi lagi perang saudara antara Julius caesar dan Pompey Magnus. Julis caesar memenangkan perang saudara dan menetapkan dirinya menjadi Dictator Perpetuo atau Diktator seumur hidup. Tetapi ia dibunuh pada 15 maret 44 SM. Dengan matinya Julius caesar, diktator makin dipandang negatif, karena rekat dengan kekuasaan mutlak dan kekejaman. 

Pandangan negatif terhadap diktator semakin bertambah dengan adanya diktator-diktator kejam pada zaman perang dunia pertama dan kedua, contohnya adolf hitler, Josef stalin, dan Vladimir Lenin. Pada Zaman Sekarang Salah satu diktator yang paling terkenal ada di negara Korea Utara, yaitu Kim Jong-un.

Diktator pada zaman sekarang ditandai dengan pemimpin negara yang memerintah secara otoriter/tirani dan menindas rakyatnya. Biasanya seorang diktator naik takhta dengan menggunakan kekerasan, sering kali dengan sebuah kudeta. Pemimpin diktator juga terkenal dengan anti kritik. Itulah mengapa pada zaman sekarang diktator dipandang negatif oleh masyarakat. 

Diktator adalah pemimpin kepala pemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlak dan diperoleh melalui kekerasan atau dengan cara yang tidak demokratis. Pada awalnya diktator dibentuk untuk tujuan kebaikan, untuk menghadapi krisis, dengan adanya batasan-batasan dalam memerintah.

Tetapi dengan perkembangan zaman, diktator berubah. Yang tadinya untuk tujuan kebaikan menjadi keburukan, diktator digunakan untuk memerintah seumur hidup, anti kritik, dan Menindas rakyatnya.

Diktator menjadi memiliki kekuasan dan raung lingkup pemerintahan yang tidak memiliki batas. Hal-hal tersebutlah yang menjadikan pandangan masyarakat terhadap diktator menjadi negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun