Mohon tunggu...
muhammad hadzami fatah jazuli
muhammad hadzami fatah jazuli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, suka nulis tentang hal-hal yang berbau pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negara Penyebab Perang?

17 April 2022   12:33 Diperbarui: 17 April 2022   12:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara yang menjadi sebuah pertanyaan apakah memang perang disebabkan karena negara itu sendiri diperkuat lagi dengan bahwa setiap perang pasti akan ada kepentingan negara yang harus dipenuhi contoh perang vietnam pada tahun 1955-1975 merupakan salah satu bukti adanya kepentingan negara didalamnya yaitu dimana amerika serikat ingin mencegah adanya pengaruh komunis-sosialis bisa tersebar semenjak uni soviet runtuh pada 1991, hal serupa juga terjadi pasca perang dunia kedua.

Dimana amerika serikat dan uni soviet yang tampil sebagai pemenang dalam  perang dunia kedua mengalami konflik kenegaraan yang menjadikan adanya perang dingin pada saat tersebut national interest atau kepentingan negara juga menjadi salah satu penyebab adanya perang dingin dimana amerika serikat yang ingin menyebarkan paham liberalismenya dan uni sovier yang ingin menyebarkan paham komunisnya dan juga adanya perebutan gelar negara adidaya, jelang beberapa tahun terjadi perang dingin, amerika serikatlah yang tampil sebagai pemenanh dengan strategi peningkatan perekonomian menghasilkan uni-soviet kalah dalam perang dingin.

Jika kita membahas perang memang tidak ada habisnya baik itu sebab-sebab perang secara universal ataupun pembahasan tentang sebab perang secara detail, asumsi-asumsi yang ada di konteks perang menunjukan bahwasannya memang benar jika negara itu sendirilah yang menjadikan sebab bahwa perang itu bisa terjadi baik itu karena konflik kenegaraan maupun dengan urusan kepentingan negara.

Tidak salah bahwa kaum realisme menyatakan bahwa negara sebagai aktor utama mereka karena negara merupakan suatu instrumen tertinggi dan para kaum realis menyatakan bahwa di dunia internasional terdapat sebuah sistem tertentu yaitu sistem anarik atau tidak ada kekuasaan tertinggi di atas negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun