Stratifikasi sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan berbagai faktor yang dihargai, seperti kekayaan, pendidikan, dan kekuasaan. Penelitian mencontohkan bahwa individu dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih tinggi, sementara mereka yang berstatus sosial ekonomi tinggi cenderung memiliki hubungan yang lebih rendah. Dengan kata lain, status sosial ekonomi, jenis pekerjaan, asyara pendapatan, dan asyara asyarakat mempengaruhi pola interaksi sosial di asyarakat perkotaan. Selain itu, terdapat asyar-faktor lain yang juga berkontribusi terhadap pola interaksi sosial di kota.
Stratifikasi sosial berasal dari kata "stratum," yang berarti lapisan. Dalam konteks sosial, stratifikasi menggambarkan pembagian asyarakat ke dalam kelas-kelas secara asyarak. Hal ini menciptakan hierarki yang dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, status sosial, dan politik. Dalam konteks ini, stratifikasi sosial menciptakan perbedaan yang jelas dalam interaksi antar kelas. Masyarakat urban menunjukkan dinamika yang kompleks di mana kelas-kelas sosial dapat berinteraksi satu sama lain, tetapi dengan pola yang berbeda tergantung pada status ekonomi dan asyarakat mereka.
Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami asyar-faktor yang mempengaruhi hubungan sosial dalam konteks stratifikasi untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif dan adil. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita temui hal-hal semacam ini. Penyebab yang melatarbelakangi terjadinya stratifikasi sosial yaitu asyara kekayaan, asyara asyarakat, kepentingan, jabatan, dan masih banyak lagi. Stratifikasi sosial merupakan suatu proses terjadinya pelapisan sosial di dalam asyarakat yang terwujud dalam kelas-kelas, kasta-kasta sosial, atau apapun sebutannya (Welianggen, 2021).Â
Stratifikasi sosial dapat digolongkan berdasarkan keturunan, ras, suku dan asyara ekonomi. Di Indonesia banyak ditemui stratifikasi sosial yang berdasarkan ekonomi dan hal ini banyak membawa dampak terhadap kecemburuan sosial terutama bagi yang dianggap lapisan kaya dan lapisan miskin (Trimerani et al., 2022).Â
Penggolongan berdasarkan ekonomi tersebut akan membentuk sikap dan perilaku ekonomi. Sikap ekonomi mengacu pada bagaimana seseorang mengambil asyaraka dalam menentukan pilihan-pilihan ekonomi yang dianggap sesuai dan tepat sesuai dengan kemampuannya, sedangkan perilaku ekonomi adalah asyarak dan tingkah laku ekonomi seorang manusia (Trimerani et al., 2022).Â
Sistem sosial dan budaya yang dipercayai sebagai hasil hubungan, komunikasi, sosialisasi individu dalam asyarakat mempunyai pengaruh atas bentuk tatanan lingkungan asyarakat. Akibat dari hubungan, komunikasi dan sosialisasi dalam asyarakat sehingga terciptalah sistem social asyarakat yang menjadikan asyarakat terbagi dalam lapisan-lapisan atau kedudukan berdasarkan kepercayaan, nilai, norma dan adat istiadat dalam asyarakat (Mustikasari, 2017).Â
Social stratification is the grouping of society into specific classes based on various valued factors, such as wealth, education, and power. Research shows that individuals with low socioeconomic status tend to have higher social relationships, while those with high socioeconomic status often have lower social connections. In other words, socioeconomic status, type of occupation, income level, and education level influence social interaction patterns in urban communities. Additionally, there are other factors that also contribute to social interaction patterns in cities.Â
Stratification social comes from the word "stratum," which means layer. In a social context, stratification describes the vertical division of society into classes. This creates a hierarchy that can be observed in various aspects of life, including economic status, social standing, and politics. In this context, social stratification creates clear differences in interactions between classes. Urban society shows complex dynamics where social classes can interact with each other, but with different patterns depending on their economic status and education. This research highlights the importance of understanding the factors that influence social relationships within the context of stratification to formulate more inclusive and equitable policies. In community life, we often encounter such phenomena.Â
The causes underlying social stratification include wealth levels, education levels, interests, positions, and many others. Social stratification is a process that results in social layering within society manifested in classes or castes (Welianggen, 2021). Social stratification can be categorized based on descent, race, ethnicity, and economic level. In Indonesia, economic-based social stratification is prevalent and often leads to social jealousy, especially between the wealthy and the poor (Trimerani et al., 2022). Economic classification shapes attitudes and behaviors related to economics. Economic attitudes refer to how a person makes decisions regarding economic choices deemed appropriate according to their capabilities, while economic behavior encompasses the actions and conduct of individuals in economic contexts (Trimerani et al., 2022). The social and cultural systems believed to arise from individual relationships, communication, and socialization within society influence the structure of community environments. As a result of these relationships and communications within society, a social system emerges that divides people into layers or positions based on beliefs, values, norms, and customs within the community (Mustikasari, 2017).Â
Concept : Journal of Social Humanities and Education Vol.2, No.4 Desember 2023.
Stratifikasi sosial muncul dari berbagai faktor yang mempengaruhi pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama stratifikasi sosial:
Kekuasaan: Kekuasaan adalah faktor penting dalam stratifikasi sosial. Individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan cenderung menempati lapisan atas dalam masyarakat, karena mereka memiliki wewenang untuk mengatur dan mengendalikan sumber daya serta orang lain. Contoh dari kekuasaan ini termasuk posisi presiden, gubernur, dan pemimpin lainnya
Keturunan: Keturunan juga berperan dalam stratifikasi sosial, di mana status seseorang sering kali ditentukan oleh keluarga atau garis keturunannya. Misalnya, anak-anak dari keluarga bangsawan biasanya mendapatkan status yang lebih tinggi sejak lahir.
Kekayaan: Kekayaan adalah salah satu indikator utama stratifikasi sosial. Individu yang memiliki harta yang banyak, seperti uang, properti, dan aset berharga lainnya, biasanya menempati lapisan sosial teratas. Kekayaan ini juga memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk cara berpakaian dan kebiasaan belanja.
Ilmu Pengetahuan: Pendidikan atau tingkat pengetahuan seseorang dapat memengaruhi posisi sosialnya. Mereka yang memiliki pendidikan tinggi sering kali dianggap lebih berharga dan mendapatkan posisi yang lebih baik dalam masyarakat. Namun, penilaian ini sering kali hanya berdasarkan gelar akademis tanpa mempertimbangkan kualitas pengetahuan yang dimiliki
Status Sosial: Status sosial mencerminkan hak dan kewajiban individu dalam masyarakat. Jenis stratifikasi ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan konteks sosial individu. Misalnya, seorang wanita yang merupakan CEO di tempat kerja mungkin memiliki status tinggi di kantor tetapi kembali ke rumah dengan peran yang sama seperti ibu-ibu lainnya
Faktor-faktor ini saling terkait dan berkontribusi pada pembentukan lapisan-lapisan dalam masyarakat, menciptakan perbedaan yang jelas dalam interaksi sosial dan kesempatan bagi individu berdasarkan kelas mereka.
Â
Social stratification arises from various factors that influence the division of society into specific classes. Here are some of the main causes of social stratification:
Power: Power is an important factor in social stratification. Individuals or groups with power tend to occupy the upper layers of society because they have the authority to manage and control resources and others. Examples of power include positions such as president, governor, and other leaders.
Descent: Descent also plays a role in social stratification, where a person's status is often determined by their family or lineage. For instance, children from noble families typically receive a higher status from birth.
Wealth: Wealth is one of the primary indicators of social stratification. Individuals with significant assets, such as money, property, and other valuable resources, usually occupy the top social layers. This wealth also influences a person's lifestyle, including their clothing choices and shopping habits.
Knowledge: Education or a person's level of knowledge can affect their social position. Those with higher education are often regarded as more valuable and secure better positions in society. However, this assessment is frequently based solely on academic degrees without considering the quality of knowledge possessed.
Social Status: Social status reflects an individual's rights and responsibilities within society. This type of stratification can vary depending on a person's location and social context. For example, a woman who is a CEO at her workplace may hold a high status in the office but returns home to the same role as any other mother.
These factors are interconnected and contribute to the formation of layers within society, creating clear differences in social interactions and opportunities for individuals based on their class.
Â
Berdasarkan hasil pencarian, terdapat beberapa bentuk stratifikasi sosial yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk-bentuk tersebut:
Stratifikasi Sosial Tertutup
Sistem ini membatasi individu untuk berpindah dari satu lapisan sosial ke lapisan lain. Perpindahan hanya dapat terjadi melalui kelahiran, sehingga status sosial seseorang ditentukan oleh keluarga atau garis keturunannya. Contoh nyata dari sistem ini adalah sistem kasta yang masih ada di India, di mana individu terlahir dalam kasta tertentu dan sulit untuk berpindah ke kasta lain.
Stratifikasi Sosial Terbuka
Dalam sistem ini, setiap individu memiliki kesempatan untuk naik atau turun dalam lapisan sosial berdasarkan kemampuan dan usaha mereka. Misalnya, seseorang dapat meningkatkan status sosialnya melalui pendidikan atau prestasi kerja. Sistem kelas dalam masyarakat modern sering kali bersifat terbuka, memungkinkan mobilitas sosial yang lebih besar.
Stratifikasi Sosial Campuran
Bentuk ini merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Dalam stratifikasi campuran, individu dari lapisan tertutup dapat berpindah ke masyarakat dengan sistem stratifikasi yang lebih terbuka. Misalnya, seseorang dari kasta rendah dapat pindah ke daerah di mana sistem kasta tidak diterapkan, sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
Stratifikasi Berdasarkan Kekayaan
Stratifikasi ini didasarkan pada perbedaan dalam kepemilikan harta dan sumber daya. Individu yang kaya akan menempati lapisan atas, sementara mereka yang kurang mampu akan berada di lapisan bawah. Kekayaan memengaruhi gaya hidup dan kesempatan hidup seseorang.
Stratifikasi Berdasarkan Kekuasaan
Dalam stratifikasi ini, individu atau kelompok dengan kekuasaan politik atau sosial cenderung menempati posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat. Contohnya adalah pemimpin politik atau tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar.
Stratifikasi Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan juga menjadi faktor penting dalam stratifikasi sosial. Mereka yang memiliki pendidikan tinggi sering kali mendapatkan status sosial yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendidikan rendah.
Stratifikasi Berdasarkan Keturunan
Stratifikasi ini didasarkan pada garis keturunan atau asal usul keluarga. Dalam beberapa budaya, seperti monarki, status seseorang sangat dipengaruhi oleh keluarganya.
Setiap bentuk stratifikasi sosial memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap interaksi sosial dan kesempatan individu dalam masyarakat.
Social stratification arises from various factors that influence the division of society into specific classes. Here are some identified forms of social stratification:
Closed Social Stratification
This system restricts individuals from moving from one social layer to another. Movement can only occur through birth, meaning a person's social status is determined by their family or lineage. A clear example of this system is the caste system still present in India, where individuals are born into a specific caste and find it difficult to change their caste.
Open Social Stratification
In this system, every individual has the opportunity to move up or down in social layers based on their abilities and efforts. For instance, a person can improve their social status through education or work achievements. Modern class systems often tend to be open, allowing for greater social mobility.
Mixed Social Stratification
This form combines both closed and open stratification. In mixed stratification, individuals from closed layers can move to areas with a more open stratification system. For example, someone from a lower caste may relocate to a region where the caste system is not enforced, thus having the chance to improve their social status.
Stratification Based on Wealth
This type of stratification is based on differences in ownership of wealth and resources. Wealthy individuals typically occupy the upper layers, while those with fewer resources are found in lower layers. Wealth also influences a person's lifestyle, including their clothing and shopping habits.
Stratification Based on Power
In this type of stratification, individuals or groups with political or social power tend to occupy higher positions in society. Examples include political leaders or influential community figures.
Stratification Based on Education
Educational attainment is another significant factor in social stratification. Individuals with higher education often achieve better social status compared to those with lower educational backgrounds.
Stratification Based on Descent
This form of stratification is determined by lineage or family background. In some cultures, such as monarchies, a person's status is heavily influenced by their family's heritage.
Each form of social stratification has distinct characteristics and impacts on social interactions and opportunities for individuals within society.Â
Manfaat stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial memiliki beberapa manfaat penting dalam masyarakat:
Struktur dan Stabilitas: Menciptakan keteraturan dengan menetapkan peran dan tanggung jawab bagi setiap lapisan sosial.
Kolaborasi: Mendorong kerja sama antar lapisan, meningkatkan produktivitas dan sinergi.
Identitas Sosial: Memberikan individu rasa identitas dan keterhubungan dengan kelompoknya, memperkuat rasa tanggung jawab.
Motivasi untuk Meningkatkan Diri: Mendorong individu untuk berusaha meningkatkan status sosial melalui pendidikan dan kerja keras.
Pengelolaan Sumber Daya: Memfasilitasi distribusi sumber daya yang lebih bijaksana sesuai peran sosial.
Social stratification has several important benefits in society:Â
Structure and Stability: Creates order by assigning roles and responsibilities to each social layer.Â
Collaboration: Encourages cooperation between layers, increasing productivity and synergy.Â
Social Identity: Gives individuals a sense of identity and connectedness to their group, strengthening their sense of responsibility.Â
Motivation for Self-Improvement: Encourages individuals to strive to improve their social status through education and hard work.Â
Resource Management: Facilitates wiser distribution of resources according to social roles.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H