Bangsa Arya membawa banyak pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari bangsa Dravida di India. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya dan melahirkan agama Hindu. Bangsa Arya pun menuliskan kitab untuk menjadi pedoman kepercayaan serta keyakinan agama Hindu, misalnya Sama Weda, Yayur Weda, Reg Weda, serta Atharwa Weda. Hindu dianggap sebagai agama unik karena termasuk sebagai campuran dari berbagai filosofi serta gagasan keagamaan. Itulah mengapa, Hindu dianggap sebagai "keluarga agama" atau "cara hidup".Â
PERKEMBANGAN AGAMA HINDUÂ
- Awalnya, turun ajaran wahyu atau Weda dalam kurun waktu panjang. Masa ini bermula dari kedatangan bangsa Arya ke daerah lembah Sungai Shindu.
- Berikutnya, muncul kitab Brahmana di India yang memiliki bentuk prosa. Itulah mengapa, golongan Brahmana memiliki peran penting dalam penyebaran agama Hindu.
- Munculnya kitab Upanisad yang mengajarkan ajaran suci kerohanian sekitar tahun 800 Sebelum Masehi. Saat ini, banyak orang berprofesi sebagai pedagang.
ASAL MUASAL AGAMA BUDHAÂ
Agama Buddha berasal dari ajaran Siddhartha Gautama, yang lebih dikenal sebagai Buddha. Siddhartha Gautama lahir sekitar tahun 563 SM di Lumbini, yang kini berada di Nepal, sebagai seorang pangeran dari keluarga kerajaan di kerajaan Shakya. Ia tumbuh dalam kehidupan mewah, tetapi setelah melihat penderitaan manusia berupa penyakit, penuaan, dan kematian saat keluar dari istana, ia tergerak untuk mencari jalan keluar dari penderitaan tersebut.
Pada usia 29 tahun, Siddhartha meninggalkan kehidupan istana dan keluarga untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa, mencari jalan menuju pencerahan atau kebijaksanaan tertinggi yang dapat mengakhiri penderitaan. Ia berkelana ke berbagai tempat, belajar dari berbagai guru, dan melakukan berbagai praktik meditasi yang keras. Namun, ia merasa bahwa jalan yang ditempuhnya belum membawa pada pencerahan yang sejati.
Akhirnya, setelah bermeditasi di bawah pohon bodhi di Bodh Gaya (India) selama beberapa hari, Siddhartha mencapai pencerahan dan menjadi Buddha, yang berarti "yang tercerahkan". Pada saat itulah ia memahami kebenaran tertinggi mengenai kehidupan, penderitaan, dan cara untuk mengatasi penderitaan tersebut. Ajaran Buddha tersebut dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Tengah, yang menawarkan panduan untuk mencapai kebebasan dari penderitaan. Buddha kemudian mengajarkan ajarannya kepada orang lain, dan setelah kematiannya, ajarannya berkembang menjadi agama besar yang dikenal sebagai Agama Buddha.Â
Ajaran ini menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ke Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Tengah, dan berkembang menjadi berbagai aliran, seperti Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Secara singkat, asal muasal agama Buddha berakar dari pencarian Siddhartha Gautama untuk memahami penderitaan manusia dan menemukan jalan untuk mencapai pencerahan dan kebebasan dari penderitaan tersebut.
ASAL MUASAL AGAMA KONGHUCU
Agama Konghucu (atau Konfusianisme) berakar dari ajaran Konfusius (atau Kong Fuzi, 551--479 SM), seorang filsuf dan pemikir Tiongkok yang sangat berpengaruh. Ajaran Konfusius bukanlah sebuah agama dalam arti tradisional seperti agama-agama yang lebih berfokus pada penyembahan kepada dewa, tetapi lebih merupakan sebuah sistem pemikiran dan panduan moral yang mengatur hubungan manusia dengan sesama, masyarakat, dan alam semesta.
ASAL MUASAL AJARAN KONGHUCU
1. Kehidupan Konfusius: Konfusius lahir di negara bagian Lu (sekarang bagian dari provinsi Shandong, Tiongkok) pada masa dinasti Zhou. Ia tumbuh di sebuah zaman yang penuh dengan ketidakstabilan politik dan sosial, di mana banyak negara bagian Tiongkok terlibat dalam konflik dan peperangan. Masyarakat pada masa itu menghadapi kemerosotan moral, korupsi, dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai tradisional. Konfusius, yang berasal dari keluarga bangsawan yang jatuh miskin, kemudian mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang dapat memperbaiki masyarakat. Ajarannya menekankan pentingnya kesopanan, kebajikan, dan harmoni sosial dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengaruh dan Penyebaran: Meskipun Konfusius tidak pernah mendirikan agama seperti yang dilakukan Buddha atau Yesus, ajarannya sangat memengaruhi budaya dan sistem sosial Tiongkok serta negara-negara tetangga seperti Korea, Jepang, dan Vietnam. Setelah kematiannya, ajaran Konfusius dipelajari dan diteruskan oleh murid-muridnya dan para pengikutnya, yang membentuk apa yang dikenal sebagai Konfusianisme.