Awal tahun 2020 China di serang oleh salah satu virus berbahaya, dan dalam hitungan bulan menyebar keseluruh dunia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, seperti lansia, dewasa, remaja, anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir.Â
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan virus ini termasuk dalam keadaan darurat global. Virus ini dinamakan Corona Virus Disease 2019 atau yang dikenal secara umum dengan virus Covid-19 karena telah diduga muncul diakhir 2019.
Berbagai upaya ditengah Pandemi Covid 19 ini telah dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan dan jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.Â
Seluruh aktivitas diluar rumah dihentikan, mulai dari para karyawan hingga para siswa dirumahkan. Kemudian diberlakukan Work From Home (WFH) sampai pembelajaran sekolah yang dilaksanakan secara daring.Â
Dan ingin tidak ingin semuanya harus tetap dilaksanakan demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Tentu saja berbagai kendala dan permasalahan bermunculan dan tidak dapat dicegah atau dihindari, sampai semuanya kembali normal dengan waktu yang tidak dapat ditentukan.
Berbagai sektor kehidupan lumpuh karenanya, mulai dari perekonomian hingga pendidikan yang kini terancam. Sektor pendidikan mengalami perubahan, dimana peroses pembelajaran yang dilakukan di sekolah secara langsung, kini via daring. Pendidikan merupakan hal terpenting bagi seluruh manusia sebagai modal awal proses memanusiakan manusia.Â
Sebab melalui pendidikanlah peserta didik dapat mengembangkan minat, bakat serta potensi dalam dirinya. Selain itu pendidikan juga pembentuk pemikiran peserta didik untuk berfikir kritis, yang dengan begitu seseorang dapat memahami hakikat kehidupan sesungguhnya.
Akan tetapi berbagai kendala terjadi dalam sistem pembelajaran online ini. Hampir seluruh kompetensi-kompetensi dan indikator-indikator yang ingin dicapai, malah tidak tercapai dengan baik.Â
Ada berbagai kendala yang harus dihadapi peserta didik dalam menerima materi via daring. Berikut ini adalah berbagai kendala yang dihadapi peserta didik pada umumnya:
- Tidak Seluruh Siswa Memiliki Gadget.
Pada pembelajaran sistem online, hal utama yang harus dimiliki peserta didik adalah gadget. Sebab via daring merupakan komunikasi jarak jauh, sehingga membutuhkan gadget untuk tetap terhubung.Â
Sedangkan, gadget belum tentu dimiliki oleh semua peserta didik, baik di kota maupun di desa. Tidak adanya gadget merupakan kendala terbesar bagi seluruh peserta didik di Indonesia yang kondisi ekonominya menengah kebawah. Karena bagaimana bisa peserta didik menerima pembelajaran jarak jauh jika tidak ada penghubungnya yaitu gadget.
- Susah Signal
Bagi peserta didik yang tinggal di desa, susah signal menjadi hal yang lazim terjadi. Namun hal ini juga merupakan masalah bagi peserta didik dalam menerima pembelajaran atau mengirimkan tugas-tugasnya. Saat proses pembelajaran berlangsung, banyak peserta didik yang harus mencari tempat tertentu agar mendapatkan signal.Â
Hal ini sama saja, peserta didik yang harusnya belajar dari rumah, tetap harus keluar rumah untuk mencari signal yang mungkin akan beresiko atau peserta didik tidak nyaman dalam menerima pembelajaran. Dan akhirnya, kompetensi dan indikator yang ingin dicapai tidak berjalan dengan baik.
- Pendidik Yang Tidak Kompeten Dalam Menjelaskan
Ada banyak media yang dapat digunakan pendidik untuk menyampaikan materi pembelajarannya. Metode-metode diskusi yang digunakanpun juga tidak terlalu banyak variasi.Â
Hal ini menyebabkan peserta didik jenuh dan minat belajar menurun. Selain itu banyak juga pendidik yang gaptek, sehingga membuat pendidik malas untuk menyampaikan materi pembelajarannya. Dampaknya peserta didik tidak menerima materi dengan baik, dan tujuan pembelajaran akhirnya tidak tercapai.
- Pemberian Tugas Yang Berlebihan.
Ketika pendidik tidak dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan baik, akhirnya pendidik hanya memberikan tugas. Jika pemberian tugas masih dikatakan wajar, mungkin peserta didik tidak akan merasakan stress.Â
Akan tetapi pendidik yang awalnya berniat agar peserta didik dapat belajar di rumah, malah membuat peserta didik tidak menyerap pembelajran dengan baik. Tugas-tugas yang berdatangan tidak hanya dari satu orang pendidik, membuat peserta didik stress dan tentu saja hal ini tidak akan mencapai tujuan pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh peserta didik.
- Tenggang Tugas Yang Terlalu Singkat
Tugas-tugas yang diterima oleh peserta didik tentu saja tidak hanya dari satu pendidik. Dan masing-masing pendidik acap kali memberi tenggang waktu pengumpulan tugas yang terlalu singkat. Sehingga peserta didik diburu oleh tugas-tugas yang diterimanya dari seluruh pendidiknya, kita tau bahwa tidak hanya satu orang pendidik.Â
Hal ini tentu saja membuat pembelajaran tidak akan efektif, dan peserta didik akan merasa tertekan bahkan stress. Tenggang waktu yang singkat membuat peserta didik mengerjakan tugas seadanya dan mungkin dia juga tidak memahami pembelajaran tersebut. Hanya sebatas mengerjakan, tanpa paham apa yang mereka kerjakan.
Itulah berbagai kendala yang dialami peserta didik dalam menerima materi pembelajaran via daring. Kita sama-sama berharap bahwasannya pandemi ini segera berakhir agar aktivitas kembali normal. Namun jika pandemi ini berlangsung lama, kita harus mengantisipasi hal tersebut. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemenuhan gadget bagi para peserta didik, bisa berupa pengurangan uang sekolah agar orang tua peserta didik dapat membelikan gawai untuk anaknya.
Kemudian pendidik seharusnya lebih bertanggung jawab lagi atas pendidikan peseta didiknya. Jika memang tidak dapat menggunakan media daring atau gaptek, pihak sekolah bisa memberikan pelatihan untuk para pendidiknya. Selain itu pendidik juga harus lebih memutar otak agar pembelajaran dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.Â
Pemberian tugas juga harus disesuaikan, dan jangan memberi tugas berlebihan kepada peserta didik. Sebab hal itu akan membuat peserta didik stress, sehingga tidak menyelesaikan tugas secara maksimal atau tugas tersebut tidak dipahami dengan baik. Alhasil materi tidak tersampaikan, dan tujuan pembelajaran juga tidak tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H