Bagi peserta didik yang tinggal di desa, susah signal menjadi hal yang lazim terjadi. Namun hal ini juga merupakan masalah bagi peserta didik dalam menerima pembelajaran atau mengirimkan tugas-tugasnya. Saat proses pembelajaran berlangsung, banyak peserta didik yang harus mencari tempat tertentu agar mendapatkan signal.Â
Hal ini sama saja, peserta didik yang harusnya belajar dari rumah, tetap harus keluar rumah untuk mencari signal yang mungkin akan beresiko atau peserta didik tidak nyaman dalam menerima pembelajaran. Dan akhirnya, kompetensi dan indikator yang ingin dicapai tidak berjalan dengan baik.
- Pendidik Yang Tidak Kompeten Dalam Menjelaskan
Ada banyak media yang dapat digunakan pendidik untuk menyampaikan materi pembelajarannya. Metode-metode diskusi yang digunakanpun juga tidak terlalu banyak variasi.Â
Hal ini menyebabkan peserta didik jenuh dan minat belajar menurun. Selain itu banyak juga pendidik yang gaptek, sehingga membuat pendidik malas untuk menyampaikan materi pembelajarannya. Dampaknya peserta didik tidak menerima materi dengan baik, dan tujuan pembelajaran akhirnya tidak tercapai.
- Pemberian Tugas Yang Berlebihan.
Ketika pendidik tidak dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan baik, akhirnya pendidik hanya memberikan tugas. Jika pemberian tugas masih dikatakan wajar, mungkin peserta didik tidak akan merasakan stress.Â
Akan tetapi pendidik yang awalnya berniat agar peserta didik dapat belajar di rumah, malah membuat peserta didik tidak menyerap pembelajran dengan baik. Tugas-tugas yang berdatangan tidak hanya dari satu orang pendidik, membuat peserta didik stress dan tentu saja hal ini tidak akan mencapai tujuan pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh peserta didik.
- Tenggang Tugas Yang Terlalu Singkat
Tugas-tugas yang diterima oleh peserta didik tentu saja tidak hanya dari satu pendidik. Dan masing-masing pendidik acap kali memberi tenggang waktu pengumpulan tugas yang terlalu singkat. Sehingga peserta didik diburu oleh tugas-tugas yang diterimanya dari seluruh pendidiknya, kita tau bahwa tidak hanya satu orang pendidik.Â
Hal ini tentu saja membuat pembelajaran tidak akan efektif, dan peserta didik akan merasa tertekan bahkan stress. Tenggang waktu yang singkat membuat peserta didik mengerjakan tugas seadanya dan mungkin dia juga tidak memahami pembelajaran tersebut. Hanya sebatas mengerjakan, tanpa paham apa yang mereka kerjakan.
Itulah berbagai kendala yang dialami peserta didik dalam menerima materi pembelajaran via daring. Kita sama-sama berharap bahwasannya pandemi ini segera berakhir agar aktivitas kembali normal. Namun jika pandemi ini berlangsung lama, kita harus mengantisipasi hal tersebut. Untuk itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemenuhan gadget bagi para peserta didik, bisa berupa pengurangan uang sekolah agar orang tua peserta didik dapat membelikan gawai untuk anaknya.
Kemudian pendidik seharusnya lebih bertanggung jawab lagi atas pendidikan peseta didiknya. Jika memang tidak dapat menggunakan media daring atau gaptek, pihak sekolah bisa memberikan pelatihan untuk para pendidiknya. Selain itu pendidik juga harus lebih memutar otak agar pembelajaran dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.Â
Pemberian tugas juga harus disesuaikan, dan jangan memberi tugas berlebihan kepada peserta didik. Sebab hal itu akan membuat peserta didik stress, sehingga tidak menyelesaikan tugas secara maksimal atau tugas tersebut tidak dipahami dengan baik. Alhasil materi tidak tersampaikan, dan tujuan pembelajaran juga tidak tercapai.