Orang tua dan masyarakat di lingkungan rumah juga perlu bahu membahu membentuk karakter siswa, misalnya masyarakat mengedukasi karakter siswa sebagaimana ia mengedukasi anaknya sendiri. Bisa juga dipasang slogan: kampung ramah sesama. Dengan demikian, siswa dan juga warga yang barangkali sudah tidak terlalu memperhatikan tetangga, mereka menyadarinya kembali. Masyarakat juga dapat menggalakkan kegiatan peduli sesama, untuk membantu tetangga yang sedang dilanda kesusahan.
Bagaimana dengan peran sekolah? Dalam hal ini, sekolah juga perlu membuat sebuah kebijakan untuk menyeimbangkan antara kegiatan daring dengan kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi dan nilai kemanusiaan siswa. Misalnya, sekolah bisa membuat program lomba atau riset mini yang dilakukan siswa dalam tema kemanusiaan.Â
Kegiatan ini dilakukan dengan skala kecil, sesuai dengan kondisi siswa, namun dampaknya dapat menggugah siswa untuk berbuat lebih.Â
Dengan upaya merancang kegiatan yang positif dan menggugah hati nurani, maka proses dehumanisasi dapat diminimalisasi. Hasilnya, manusia akan dapat ditempatkan pada posisi yang tepat, dan pendidikan dapat dikembalikan pada tujuannya, yaitu memartabatkan manusia.
*Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H