Mohon tunggu...
Muhammad FishalPutra
Muhammad FishalPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2019. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia. saya menyukai dan memiliki minat pada sastra, pendidikan, dan psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keunikan Dalam Kata Punya yang Tidak Melebur Ketika Diberi Afiks "Me-"

26 Agustus 2021   18:39 Diperbarui: 26 Agustus 2021   18:48 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                                 Keunikan dalam Kata Punya yang Tidak Melebur ketika Diberi Afiks Me

                                                                                                             Abstract  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai keunikan dari kata berawalan P yang diberi afiks Me. Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode analisi data. Sumber data penelitian ini berupa jurna dan buku ilmiah yang menyangkut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kata tidak melebur dikarenakan asal muasal kata tersebut. Seperti yang diketahui bahwa Bahasa indonesia menyerap ari Bahasa sansekerta. Seperti yang dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, ketika kata punya mengalamai proses morfologis afiksasi mendapatkan afiks mem + nomina + I maka kata punya yang berasal dari kata mpunya menjadi mempunyai bukan memunyai

Keywords:  Morfologi, sansekerta, afiks, keunikan 

PENDAHULUAN

  • Latar belakang
  • Afiks merupakan salah satu bentuk morfem terikat yang sering digunakan dalam Bahasa. Sebagai morfem terikat, afiks tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki makna. Afiks akan mempunyai makna apabila sudah bergabung dengan kata-kata tertentu . proses bersatunya afiks dengan kata-kata tertentu disebut afiksasi. Afiksasi merupakan salah satu bentuk proses morfologis. Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain ayng merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2012:53).

  •             Afiksasi adalah proses pembentukan kata turunan dari bentuk dasar melali pengimbuhan afiks, salah satunya pembentukan kata turunan yang berkategorikan verba. Verba berafiks adalah verba turunan yang mengalami afiksasi.
  •            
  •             Terkait dalam hal tersebut pada penelitian ini akan lebih spesifikan kedalam beberapa kata berawalan "P" yang mendapatkan imbuhan Me. Jika dalam kasus biasa maka huruf "P" akan melebur dalam M. Namun dalam beberapa kata khusus ditemukan  bahwa ada beberapa kata yang Huruf P tidak melebur ketika diberi afiks Me.
  • Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan terkait proses afiksasi Me-, yaitu:

  • Apa yang dimaksud dengan proses afiksasi
  • Apa saja nomina yang tidak melebur?
  • Tujuan penelitian
  • Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bagian rumusan masalah penelitian, yaitu:
  • Mendeskripsikan apa itu proses afiksasi.
  • Menjelaskan kenapa ada nomina yang tidak melebur

PEMBAHASAN

  • Pengertian  Afiksasi
  • Afiksasi sering disamakan dengan proses pembubuhan afiks atau imbuhan. Afiksasi ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berimbuhan atau kata turuna.
  • Afiks dapat dibagi menjadi empat macam yakni prefix, sufiks, infiks dan konfiks.
  • Prefiks

Prefiks ialah afiks yang ditempatkan di bagian muka dasar.

  • Awalan di-
  • Awalan di- bermakna suatu perbuatan pasif
  • Contoh:
  • Di + makan = dimakan
  • Di + pukul            = dipikul
  • Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisnnya dipisha, contoh: di Jepara, di Tanah Abang.
  • Awalan ter-
  • Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
  • 1). Menyatakan sifat: terbaik, terhebat, tersopan.
  • 2). Menyatakan ketidak sengajaan: terbakar, tertinggal.
  • 3). Menyatakan keadaan telah: terbuka, terkunci.
  • 4.) Menyatakan keadaan tiba-tiba: Tertawa,tertangis.

  • Awalan ke-
  • Menyatakan makna urutan seperti, ke-1, ke-2, ke-3
  • Sufiks
  • Digunakan dibagian belakang kata atau akhir kata nomina.
  •  Akhiran --an
  • Pada umunya akhiran --an membentuk kata benda. Seperti, pukulan, manisan, satuan dan ratusan
  • Akhiran --kan dan --I
  • Berfungsi untuk membentuk akta kerja atau bentuk imperative semisal.
  • Panas menjadi panaskan atau panas menjadi panasi.
  • Infiks
  • Infiks adalah afiks yang diletakkan dalam tengah kata atau berfunsgi sebagai sisipan. Penburunan kata ini kurang produktif dalam Bahasa Indonesia. Banyak kata ditemukan sudah membatu dan oleh banyak orang dianggap sebagai kata yang morfofonemis. Contoh
  • Sisipan --el-
  • Jajah > Jelajah
    Geber> geleber
  • Getar> geletar
  • Luhur> leluhur
  • Sisipan --er-
  • Sabut > serabut
  • Suling > seruling
  • Gendang > gendering
  • Sisipan --em-
  • Cerlang >  Cemerlang
  • Kuning > Kemuning
  • Tali> temali

                                   

  • Konfiks
  • Gabungan antara prefiks dan sufiks yang dilekatkan pada awal dan akhir kata.
  • Me-kan
  • Menyatakan kegiatan aktif. Memberikan, memancarkan dan mencarikan
  • Pe-an
  • 1) Menyatakan perbuatan: Pendidikan, pemeriksaan.
  • 2) menyatakan suatu proses: Pendaftaran dan perbuatan
  • 3) Menyatakan tempat: Penampungan dan pegunungan.
  • Ke-an
  • Konfiks ini berffungsi sebagai pembentukan kata abstrak. Missal, kecepatan, keindahan dan kesehatan
  • Per-an
  • 1) Menyatakan tempat: Percetakan dan perhentian.
  • 2) Menyatakan daerah: Pertanian
  • 3) menyatakan hasil perbuatan: Pernyataan dan Pertahanan.
  • 4) Menyatakan Perihal: Peristilahan.
  • 5) menyatakan banyak: Peralatan

            B. Perkhususan nomina berafiks Me

                        Menurut Kamus besar Bahasa indonesia (KBBI), yang baku adalah mempunyai, karena berasal dari kata empu, bukan kata punya, mesikipun dalam kepenulisan entri tertulsi dengan punya.

            Kaidah yang mempengaruhi adalah KPST yang menyatakan bahwa huruf awal pada nomina P dan diikuti vocal akan luluh ektika berimbuhan me-. Sehingga jika mengikuti kaidah ini maka harus tertulis memunyai saat diberi awalan me-.

            Kaidah KPST adalah kaidah peluluhan atau penghilangan fonem pada kata nomina yang berawalan k,p,s dan t saat diberi afiks me- atau pe- yang dirumuskan sebagai berikut.

  • Huruf pertama luluh jika huruf kedua vocal. Contoh:
  • Kali  - - mengalikan: pukul -- memukuli: salin --menyalin
  • Kali -- Pengali: pukul -- pemukulan:  salin -- penyalinan.
  • Huruf  pertama tidak luluh jika kedua konsona. Namun, ada pengecualian kaidah adalah kombinasi awalan pe- dengan nomina berawalan p yang diikuti konsonan. Pada kombinasi ini, huruf p luluh untuk melancarkan pengucapan dan mencegah dua huruf p yang berdekatan. Contoh
  • Kristal - - Mengkristal: Proses - - memproses: skor - - menskor
  • Contoh pengecualian
  • Proses- pemroses. Hal ini bertujuan untuk melancarkan pengucapan.

            Ada 3 bentuk yang merupakan pengecualian untuk kaidah ini yaitu:

  • Punya menjadi mempunyai, bukan memunyai. Penyebab : karena kebiasaan dari masyarakat
  • Kaji menjadi Mengkaji, bukan mengaji. Penyebab : kata mengaji sudah memiliki makna dalam sintaksis  yakni sebuah proses membaca kitab suci
  • Syair menjadi penyair. Bukan pensyair. Penyebabnya karena arbitrer atau kesepakatan yang terjadi akrena kebiasaan masyarakat

Kesimpulan

            Berdasarkan hasil pembahsan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsonan /p/ yang mengawali nomina dalam Bahasa indonesia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: K

  • Konsonan /p/ pada awal kata dasar diluluhkan jika diawali oleh prefiks mem-
  • Konsonan /p/ pada awal nomina berimbuhan per- tidak diluluhkan jika diawali prefiks mem-
  • Konsonan /p/ pada klaster terletak di suku oertama  nomina tidak diluluhkan jika diawali oleh prefiks mem-

Berdasarkan hal tersebut dapat dipetik bahwa perubahan kata yang terjadi akrena peleburan dalama fiksasi dapat dipengaruhi beberapa faktor salah satunya ialah karena suatu kaidah dan sejarah asal muasal kata tersebut. Apakah berasal dari akta asli melayu atau dari Bahasa serapan

Daftra rujukan

Collins, James T. 2009. Bahasa Sanskerta dan Bahasa Melayu. Jakarta: Gramedia.

Sudaryanto. 2000. Metode Linguistik. Yogyakarta: UGM Press.

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.

Bali : Udayana University Press.

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa.Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusata Bahasa. 

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun