Mohon tunggu...
Muhammad Fisabilillah
Muhammad Fisabilillah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMAN 39 Jakarta

Murid SMAN 39 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peri Pelindung Hutan Kegelapan

6 April 2024   15:43 Diperbarui: 6 April 2024   15:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Huff... Huff.... Huff......"

"Setan! Gw harusnya gk ngikutin Oleg, dah dibilang hutan ini terkutuk buat beginian"

*Desekan kayu*

"Huh? Waaa!!!"

*THUMP*

"What the? Itu akar dari mana la-"

Pada saat itu Akari sadar suatu fakta tentang lingkungan sekitarnya. Sunyi, terlalu sunyi.

Tidak ada suara burung, serangga, atau hewan lain. Kepanikan menyerang saat realitas mengenainya. Suatu tanda tidak baik dihutan manapunm, namun suatu hukuman mati dihutan terkutuk ini. Ketakutan dan keinginan untuk berteriak pun mulai tumbuh, namun ia cukup pintar untuk tetap sunyi dan berlari. 

Namun,

*Crunch*

*Thump*

"AAAA!!!!!!"

Akari terjatuh dan berteriak saat duri yang berukuran kakinya menembus dan menghancurkan tulang patella-nya. 

Nasibnya pun sama dengan semua manusia yang mencoba mengeksploitasi hutan kegelapan afensia. Tidak pernah terdengar lagi. Dan berada didalam perut peri pelindung hutan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun