Mohon tunggu...
Muhammad FazaPinaringgi
Muhammad FazaPinaringgi Mohon Tunggu... Editor - lah

lah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengangguran di Masa Pandemi Covid-19

28 September 2020   13:23 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:22 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengangguran di Masa Pandemi Covid-19 (unsplash/saulo mohana)

Pengangguran adalah suatu fenomena sosial yang berhubungan dengan aspek ketenagakerjaan yang menjadi masalah di masyarakat. Pengangguran termasuk ke dalam salah satu isu nasional yang sering kali dibicarakan.

Sampai saat ini, solusi efektif dari isu pengangguran masih terus dicari. Berbagai usaha telah pemerintah lakukan untuk mengatasi hal ini, misalnya dengan membuat program usaha untuk daerah, dan juga pengadaan pelatihan. Namun, hasilnya dirasa masih belum maksimal.

Indonesia salah satu negara yang memiliki pengangguran terbanyak. Ada beberapa faktor yang sangat mendasar yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran. Pengangguran biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. Pengangguran juga dapat disebabkan oleh adanya perubahan struktural dalam perekonomian. 

Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau tingkat keterampilan yang berbeda. Sehingga kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan tuntutan yang ada. Dan yang sering juga terjadi ialah pengangguran yang disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh.

Akibat terjadinya pengangguran yaitu menimbulkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial bagi yang mengalaminya. Orang yang tidak memiliki mata pencaharian juga tidak mendapat penghasilan dan yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjakan uang untuk membeli barang kebutuhan hidup. Bila jumlah pengangguran banyak, pasti akan timbul kekacauan sosial, jumlah gelandangan meningkat pesat, selanjutnya berpotensi menimbulkan kriminal. 

Di tambah dalam kondisi pandemic ini roda perekonomian dunia pun rusak termasuk di negara Indonesia yang perekonomiannya sangat menurun sehingga banyak bisnis yang hilang dan perusahaan yang bangkrut, hal itu menyebabkan tingkat PHK semakin tinggi dan pengangguran pun semakin banyak.

Baca juga : Pekerjaaan yang Cocok untuk Pengangguran

Pengangguran jadi momok yang menakutkan, tak usah jauh-jauh karena banyak kerabat kita yang masih menganggur karena belum memiliki pekerjaan tetap. Padahal mereka umumnya berpendidikan tinggi, semua berbanding terbaik dengan jumlah melek pendidikan makin meningkat dan tetap saja angka pengangguran tetap saja tidak turun.Malah pendidikan tidak menjamin untuk tidak menganggur. 

Jumlahnya yang makin meningkat dari tahun ke tahun seakan jadi masalah bagi pemerintah. Ibarat bom waktu yang bisa kapan saja meledak andai pemerintah tidak mampu menangani dan para pengangguran mencari solusi atas masalahnya.

Faktor penyebab dari tingkat pengangguran yang tinggi tidak bisa di salahkan ke satu pihak saja di karenakan begitu banyak pihak yang berpengaruh dalam tingkat pengangguran ini. Dimulai dari pemerintah,perusahaan, maupun pekerja jika saja mereka berkolaborasi dan bekerja sama dan menurunkan ego mereka pasti permasalahan ini dapat diatasi.

Pengangguran (tunakarya) ialah istilah yang diberikan untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi, dan sebagainya yang karena suatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. 

Umumnya, pengangguran disebabkan karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Sejak lama, pengangguran sudah menjadi masalah bagi perekonomian negara. Sebab, karena adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang. Akibatnya, timbullah kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran. Penyebab terjadinya pengangguran adalah pertama, Jumlah tenaga kerja dan jumlah lapangan pekerjaan tidak seimbang, saat ini memang banyak sekali lulusan -- lulusan sarjana bahkan magister yang bisa dibilang berpengalaman, namun karena kurangnya lowongan pekerjaan yang tersedia, inilah yang membuat banyaknya pengangguran di Indonesia. 

Kedua, Kemajuan Teknologi, saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit pekerja karena kebanyakan posisi nya sudah diambil oleh robot. Selain biaya lebih murah, menggunakan robot juga membuat pekerjaan lebih cepat. 

Ketiga, Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria, setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan seseorang dalam suatu posisi maka akan semakin mudah pula dia diterima. Beda hal nya dengan yang baru saja bekerja, biasanya mereka akan sulit untuk diterima karena perusahaan membutuhkan kriteria yang sesuai dengan posisi yang mereka butuhkan.

Baca juga : Kemiskinan dan Pengangguran yang Menjamur di Masa Pandemi Covid-19

Keempat, Kurangnya Pendidikan, semakin tinggi gelar dan derajat seseorang, maka akan semakin mudah dia mendapatkan pekerjaan, sehingga jika ada seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, biasanya dia akan menjadi buruh kasar saja, apalagi jika seseorang itu tidak memiliki jiwa usaha. 

Kelima, Kemiskinan, orang yang tumbuh di lingkungan dan keluarga miskin, biasanya juga akan tumbuh menjadi orang yang kekurangan pula. Hal ini dikarenakan kebanyakan rakyat bawah Indonesia tidak bisa mengenyam pendidikan yang baik, sehingga banyak dari mereka yang menganggur. Keenam, PHK, biasanya perusahaan melakukan PHK untuk menstabilkan sistem kerja. 

Pemutusan Hubungan Kerja bisa dibilang suatu hal yang paling ditakuti karyawan swasta, karena jika kontrak kerja habis atau adanya pengurangan karyawan yaitu PHK, karyawan swasta yang asalnya bekerja di perusahaan tersebut akan kebingungan mencari pekerjaan di tempat lain.

Ketujuh, Tempat Tinggal Jauh, sebuah kota yang kurang atau tidak berkembang biasanya merupakan sarang bagi pengangguran. Banyak alasan kenapa mereka menganggur, mulai dari tempat tinggal yang jauh dari domisili, karena kurang mampu sehingga tidak bisa mencoba peruntungan dan lain sebagainya. 

Kedelapan, Persaingan Pasar Global, saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari negara lain dibandingkan tenaga kerja dari Indonesia. Alasannya karena keterampilan juga kemampuan tenaga kerja lokal masih tidak sesuai dengan persyaratan mereka. 

Kesembilan, Kesulitan Mencari Lowongan Kerja, ada banyak perusahaan yang tidak mengumumkan posisi yang dibutuhkan dengan baik, sehingga banyak orang yang memiliki potensial besar ketinggalan dan kehilangan informasi. Banyak perusahaan -- perusahaan yang hanya mengumumkannya dengan hanya menempelkan kertas di gedungnya. Selain itu juga biasanya pencari kerja sering malas untuk mencari informasi lowongan pekerjaan.

Kesepuluh, Harapan Untuk Calon Pekerja Terlalu Tinggi, tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman. Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak ada yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga kerja.

Pengangguran mempunyai dampak yang berimbas pada perekonomian ataupun kehidupan bermasyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari pengangguran sangat banyak sekali, tidak hanya berkaitan kehidupan dengan ekonomi tetapi juga dengan kehidupan sosial, politik, dan budaya. Selain itu, pengangguran menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan nasional dan tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Dampak terjadinya pengangguran dibagi menjadi dua yaitu, dampak bagi masyarakat dan dampak bagi perekonomian negara. Dampak pengangguran bagi masyarakat adalah pertama, menghilangkan keterampilan seseorang karena kemampuan yang tidak digunakan. Kedua, menimbulkan ketidakstabilan politik dan social.

Baca juga : Ibadah Petani ya Bertani, Pelajar ya Belajar. Pengangguran?

Ketiga, pengagguran adalah beban psikis dan psikologis bagi si pengaggur ataupun keluarga. Keempat, dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas atau kejahatan. Dampak pengangguran bagi perekonomian negara adalah pertama.

Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita. Kedua, penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak. Ketiga, meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah. Keempat, menambah hutang negara.

Dari seluruh uraian diatas, maka sudah jelas bahwa pengangguran ialah masalah besar yang harus segera dicarikan solusi. Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk mengatasi pengangguran. Seperti diperbanyaknya pelatihan pekerjaan dan lain sebagainya. 

Apalagi dalam masa pandemic ini pemerintah pun sudah mengungkapkan tiga strategi dalam mengatasi lonjakan pengangguran di masa pandemi Covid-19. Strategi pertamanya adalah melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi dan produktivitas melalui program Balai Latihan Kerja (BLK) Tanggap Covid-19. Dalam program ini, peserta pelatihan tidak hanya mendapatkan keterampilan tetapi juga insentif pascapelatihan. 

Strategi kedua adalah program pengembangan perluasan kesempatan kerja bagi pekerja atau buruh yang terdampak Covid-19, berupa program padat karya dan kewirausahaan. 

Strategi ketiga adalah Kemenaker membuka layanan informasi, konsultasi, dan pengaduan bagi pekerja/buruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.  Strategi ketiganya selaras dengan enam aspek dalam pemulihan ekonomi nasional yang diluncurkan pemerintah untuk mengatasi Covid-19. 

Misalnya, stimulus ekonomi bagi pelaku usaha agar dapat bertahan di masa pandemi sehingga tetap mampu mempekerjakan pegawainya. Namun, untuk mengurangi pengangguran tentu saja harus ada pada kesadaran dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun