Mohon tunggu...
Muhammad Fauzil
Muhammad Fauzil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester Awal

Suka olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perkembangan Smartphone pada Anak Dikaitkan dengan Sistem Komunikasi Indonesia

20 Maret 2023   10:14 Diperbarui: 20 Maret 2023   10:16 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Perkembangan Smartphone 

Apa kalian tahu bahwa gadget dapat disebut gawai dalam bahasa Indonesia? Gawai ini juga merupakan sebuah alat sistem komunikasi yang termasuk dalam media baru loh! Sama seperti internet. Kedatangan mereka seperti menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat modern, terutama bagi generasi yang hidup di era tahun 2000an. Bagi generasi ini kemudahan yang ditawarkan jauh lebih banyak dan sangat mempercepat segala kebutuhan di masa sekarang dan smartphone sudah berubah fungsinya dari kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer.

Kalau kalian sadari, dari tahun ketahun perkembangan smartphone ini terus mengalami peningkatan, dari gen Y hingga gen Z dan mungkin akan lebih berkembang lagi pada generasi alpha. Perkembangan ini dapat dilihat mulai dari generasi milenial dengan peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital, hingga mampu melakukan apapun. Dari sekadar berkirim pesan singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online hingga memesan jasa transportasi yang tidak lazim lagi bagi mahasiswa yaitu grab dan maxim.

Tidak hanya itu, juga digunakan untuk mengabadikan foto, mengecek dan mengirimkan email bahkan dapat melakukan transaksi perbankan. Dengan semakin canggihnya smartphone maka tidak aneh lagi jika smartphone tidak dapat terpisahkan oleh kehidupan manusia di era modern seperti sekarang ini.

Meningkatnya Penggunaan Gawai pada Anak

Namun sayangnya, ada juga penyalahgunaan smartphone terutama bagi anak-anak  yang kurang pengawasan orangtuanya. Hal ini juga semakin menjadi-jadi ketika covid-19 masuk kedalam kehidupan kita, dimana semua hal dilakukan secara online salah satunya dalam Pendidikan.

DATA PENGGUNAAN SMARTPHONE 2019

     

2-6417ca644addee719c4cc232.jpg
2-6417ca644addee719c4cc232.jpg
Berdasarkan data tersebut tercatat bahwa Indonesia merupakan Negara ke-4 dengan penggunaan smartphone terbanyak yaitu 192,15 Juta pada tahun 2022 dibandingkan dengan data pada tahun 2019 yaitu hanya sekitar 92 Juta. Hal ini, merupakan dampak dari wabah virus covid-19 yang terjadi pada Tahun 2020 yang mewajibkan kita memiliki smartphone untuk melakukan aktifitas di saat pandemic.

Seperti yang sudah terbahas, smartphone memanglah memberikan kita berbagai kemudahan. Namun, Penggunaan smartphone juga haruslah bijak. Di era digital, Penggunaan smartphone tak hanya dimiliki oleh orang dewasa atau remaja. Anak-anak di tingkat sekolah dasar hingga balita pun dibekali smartphone. Berikut adalah data penggunaan smartphone pada Anak Usia dini di Indonesia.

3-6417cadc08a8b5239c759602.jpg
3-6417cadc08a8b5239c759602.jpg
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 33,44% anak usia dini berusia 0-6 tahun di Indonesia sudah bisa menggunakan ponsel pada 2022. Sementara, 24,96% anak usia dini di dalam negeri juga mampu mengakses internet. Secara rinci, 52,76% anak usia 5-6 tahun telah menggunakan ponsel. Sedangkan, proporsinya di anak dengan rentang usia 0-4 tahun tercatat sebesar 25,5%. Di sisi lain, 39,97% anak usia 5-6 tahun sudah bisa mengakses internet. Sementara, hanya 18,79% anak usia 0-4 tahun di Indonesia yang mengakses internet.

Dampak Buruk Penggunaan Gawai pada Anak  

Apakah teman teman sempat berfikir, “Lalu mengapa hal ini menjadi sebuah permasalahan? Namanya juga sudah zaman digital.” Tentu saja di zaman yang serba canggih ini penggunaan smartphone akan sangat diperlukan. Namun seringkali orang tua mempercayakan smartphone kepada anak-anak mereka yang bahkan masih dibawah umur. Dalam hal mengasuh, banyak orangtua yang menganggap smartphone akan membuat anak-anak menjadi lebih penurut dan lebih aman karena tidak perlu bermain di luar rumah.

Namun, hal ini juga memunculkan kekhawatiran bagi para orangtua akan dampak smartphone yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Kini yang menjadi sebuah pertanyaan adalah, apa sih pengaruh smartphone pada anak-anak dibawah umur?

Sebuah penelitian di Bristol University pada tahun 2010 mengatakan bahwa hal yang perlu diawasi dari pemakaian berlebihan pada smartphone yang adalah (Yana, 2021)

  • meningkatnya risiko depresi
  • gangguan kecemasan
  • kurang perhatian
  • psikosis dan perilaku bermasalah lainnya.

Radiasi pada gadget juga dapat mengganggu perkembangan otak anak. Berdasarkan penelitian di Universitas Dehasen Bengkulu. Data memperlihatkan bahwa, ketika radiasi dari gadget memasuki kepala, orang dewasa menyerap sebanyak 25%, anak usia 12 tahun menyerap sebanyak 50%, dan yang tertinggi pada usia 5 tahun yaitu 75%. (Wulandari & Hermiati, 2019)

Penelitian mengenai pornografi (Bulkley, 2013) menunjukkan bahwa pada tahun 2013, usia rata-rata seorang anak pertama kali terpapar pornografi adalah pada usia 11 tahun, dimana terdapat sebanyak 70% anak laki-laki telah menghabiskan setidaknya 30 menit berturut-turut melihat pornografi on-line setidaknya pada satu kesempatan; 35% anak laki-laki telah melakukan ini setidaknya sepuluh kali; 83% anak laki-laki telah melihat seks berkelompok di internet; 67% anak-anak mengaku membersihkan histori internet mereka untuk menyembunyikan aktivitas online mereka. (Anggraini & Maulidya, 2020)

Dampak Baik Penggunaan Gawai pada Anak

Nah, sekarang teman-teman semua sudah tau bukan mengenai dampak dari penggunaan smartphone yang berlebihan pada anak dibawah umur tanpa pengawasan. Sekarang! ini dia pengaruh positif apa bila anak-anak diberi pengawasan yang bijak dan bimbingan yang tepat dalam menggunakan smartphone (Yana, 2021) :

  • perkembangan otak yang jauh lebih cepat sehingga kemampuan mempelajari bahasa jlebih unggul, kemudahan dalam mempelajari bahasa oleh fitur smartphone dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
  • Di usia yang ‘serba ingin tahu’ orang tua dapat membimbing anaknya mengakses situs-situs pengetahuan di internet, hal ini dapat berdampak baik pada kecerdasan dan juga mendukung aspek akademis anak.
  • Walaupun games pada smartphone dapat menyebabkan dampak buruk bagi anak jika berlebihan, namun hal ini tidak akan terjadi jika game dimainkan dalam waktu yang wajar disertai dengan bimbingan dari orang tua, karena games dapat mengurangi tingkat stres dan menghilangkan rasa jenuh setelah belajar dengan sesekali bermain game.
  • Memperkenalkan anak dengan teknologi pada usia dini juga merupakan hal yang baik, ini akan merangsang anak untuk mengikuti perkembangan teknologi sehingga anak-anak tidak gagap teknologi di usianya.

Dampak positif diatas tentunya tidak bisa tercapai apabila tidak ada bimbingan dari orang tua. Jadi teman-teman, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat dari penggunaan gawai oleh anak.

Batas Usia Penggunaan Gawai pada Anak

Dilihat dari dampak negatif yang telah dibahas sebelumnya, diberikan batasan usia penggunaan gawai untuk mencegah dampak negatif yang tidak diinginkan pada anak. Usia ideal anak agar dapat memakai gawai yaitu sekitar usia 12 sampai 14 tahun. Menurut beberapa sumber penelitian, anak pada usia tersebut sudah siap secara mental. Pada saat usia ini pula anak telah memiliki kecerdasan emosi dan tanggung jawab sehingga bisa dibilang siap untuk menggunakan dan memiliki gawai.

Kaitan antara Perkembangan Sistem Komunikasi Indonesia terhadap Penggunaan Gawai pada Anak

Lalu, apakah ada kaitan antara penggunaan smartphone terhadap anak dengan perkembangan sistem komunikasi Indonesia? tentu saja ada, karena sebelum smartphone populer pada awal tahun 2000-an, media komunikas di indonesia itu hanya melalu surat kabar atau koran sebagai media komunikasi cetak, telephone sebagai media komunikasi jarak jauh, dan TV sebagai media komunikasi elektronik. Jika sebelum awal tahun 2000-an komunikasi lebih sering dilakukan secara langsung, namun, setelah munculnya smartphone hal ini mengubah perilaku komunikasi masyarakat Indonesia. Jika surat kabar dan surat pos jarang digunakan oleh anak-anak dan remaja, maka smartphone adalah sebaliknya, smartphone lebih sering digunakan oleh kalangan anak-anak dan juga remaja. Dengan kata lain, penggunaan smartphone terhadap anak dapat menciptakan kelancaran komunikasi antara anak dan juga orang tua nya.

Seperti yang tertera pada penjelasan diatas, bahwa perkembangan smartphone membawa berbagai dampak dalam lingkungan masyarakat dan juga cara hidupnya. Jika dulunya hanya sebatas mengirimkan pesan singkat, berbicara singkat melalu telepon yang memakai koin sekarang sudah berkembang menjadi smartphone. Fenomena perubahan sistem komunikasi ini membuat ponsel bukan hanya menjadi sarana untuk berkomunikasi saja, namun juga untuk mencari berbagai informasi dan juga sebagai media hiburan. tentu saja hal ini adalah hal yang menguntungkan bagi kita jika bisa menggunakan smartphone dengan bijak, tidak hanya orang dewasa, hal ini juga berlaku kepada anak-anak, dengan pengawasan yang benar dari orang tua, maka dampak negatifnya dapat dihindari dan dampak positif nya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penggunanya.

Kesimpulan

Jadi teman-teman, dapat disimpulkan bahwa memang benar di era modern ini smartphone (gawai) menjadi solusi yang terbaik dalam mengatasi segala masalah dalam kegiatan sehari-hari, bahkan pengguna gawai bukan hanya orang dewasa tetapi juga anak kecil berusia dini. Dorongan zaman yang serba modern inilah yang telah menyebabkan anak-anak kecil usia dini juga dapat mengakses internet dan menggunakan smartphone, mulai dari penggunaan smartphone sebagai bentuk media pendidikan, hingga smartphone sebagai media hiburan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya.

Dari artikel dia atas, seorang anak dapat diberikan akses smartphone ketika berusia 12-14 tahun, karena dianggap telah siap secara mental. Sehingga orang tua yang memberikan gawai kepada anaknya yang berusia dibawah 12 tahun diharap dapat mengawasinya ketika menggunakannya. Karena, smartphone akan dengan sangat mudah disalahgunakan oleh anak terutama ketika sedang mengakses internet tanpa pengawasan orang tua. Bahkan jika perlu orang tua tidak sama sekali memberikan smartphone kepada anaknya sebelum sang anak mendapatkan kesiapan mental dan edukasi yang cukup dalam menggunakan smartphone.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani,tutut. (2019) " kerjasama orangtua dan guru dalam upaya pencegahan penyalahgunaan smartphone"

Asmiati,neti. (2021) " dampak smartphone pada anak dengan hambatan intelektual ringan-sedang"

Anggraini, T., & Maulidya, E. N. (2020). Dampak Paparan Pornografi Pada Anak Usia Dini. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 45–55. https://doi.org/10.24042/ajipaud.v3i1.6546

Septriani, E., Imron, K., & Oktamarina, L. (2022). Dampak Penggunaan Smartphone terhadap Perilaku Tantrum Anak Usia 5-8 Tahun (Fenomenologi di Desa Air Gading Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu). JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(5), 1425–1431. https://doi.org/10.54371/jiip.v5i5.587

Wulandari, D., & Hermiati, D. (2019). Deteksi Dini Gangguan Mental dan Emosional pada Anak yang Mengalami Kecanduan Gadget. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 382–392. https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.843

Yana, M. (2021). Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini ( Studi Kasus Di Tk Elekrina Kertapati Palembang). PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 78–93. https://doi.org/10.31851/pernik.v2i2.3840

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun