Ini tentunya menjadi tanda bahwa generasi muda asal Jepara memang ogah atau tidak ingin melestarikan kerajinan seni ukir.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi generasi muda lebih memilih profesi lain ketimbang menjadi pengukir.
Diantaranya terkait masalah gaji yang tidak bisa dijadikan jaminan untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Serta kurangnya pengetahuan dan keahlian yang mendalam terkait seni ukir.
Tentunya ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Jepara dalam menangani krisis pengukir yang setiap tahunnya selalu mengalami penurunan.
Padahal, jika kita minilik lebih jauh kebelakang, seni unir Jepara sudah populer sejak abad 16 silam. Dimana kala itu masih dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Ratu Kalinyamat (kini resmi menjadi pahlawan Indonesia sejak 10 November 2023).
Bahkan pada abad ke-19 ketika Raden Ajeng Kartini pernah menjadikan ukiran Jepara sebagai souvenir yang dikirimkan kepada sahabatnya di luar negeri. Serta menjadi titik awal ukiran Jepara dikenal oleh dunia.
Apabila kalian pernah berkunjung ke TMII, maka di sana akan ditemukan berbagai ukiran asal Jepara yang dipajang di Anjungan Jawa Tengah seperti meja, kursi, panel, slintru, souvenir, dan masih banyak lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI