Serangan kedua terjadi di Bab Al-Aziziya sebagai pusat pertahanan Khadafi, lalu diikuti dengan banyak penyerangan lainnya seperti penyerangan di Brega sebagai pusat minyak Libya. Akhirnya pada 21 Agustus, golongan oposisi berhasil merebut basis pertahanan Khadafi di Tripoli sepenuhnya.
 Mahkamah Kriminal Internasional pun mengeluarkan perintah penangkapan Khadafi sebagai buron internasional hingga akhirnya pertempuran tidak terelakkan pada 2 Oktober di Sirte. Perang pecah selama beberapa hari hingga akhirnya 20 Oktober, Khadafi ditemukan tewas tertembak.Â
 Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan otoriter tidak akan menghasilkan pemerintahan yang baik karena tidak ada pengontrol bagi kekuasaan absolut. Sesuai dengan pandangan realisme, manusia memiliki sifat egoisme dan jahat tersendiri sehingga tidak bisa memimpin dengan sendirinya tanpa adanya intervensi dari pihak lain. Seperti perkataan Diktum Lord Acton, "kekuasaan yang absolut sudah pasti korup dan rusak."
Referensi:Â
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/12/04/145845869/konflik-libya-runtuhnya-rezim-muammar-khadafi
https://www.merdeka.com/dunia/memahami-akar-konflik-terbaru-di-libya-yang-tewaskan-32-orang.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H