Mohon tunggu...
Fathurrozie.
Fathurrozie. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Senja.Biru

Menulislah, maka kau akan abadi dalam tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stilistika, Pengertian dan Sejarah Perkembangannya

3 Desember 2024   01:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   01:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Stilistika

              Stilistika Al-Qur'an berasal dari kata Latin "stilus," yang berarti alat berujung runcing digunakan untuk menulis pada lempengan lilin. Kata ini kemudian berkembang menjadi "style" dalam bahasa Inggris, yang berarti gaya atau cara unik dalam mengungkapkan sesuatu. Dalam bahasa arab, style dibahasakan menjadi kata uslub (jamak : assaalib) yang berarti jalan yang membentang.

              Secara umum, stilistika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam karya sastra. Stilistika melihat gaya bahasa sebagai cara unik yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, sehingga mencapai efek tertentu seperti keindahan ataupun model yang puitis.

              Oleh karena itu, stilistika Al-Qur'an dapat diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam Al-Qur'an. Tujuan utamanya adalah untuk memahami bagaimana penggunaan bahasa dalam Al-Qur'an, apakah ciri khas bahasa Al-Qur'an, dan bagaimana efek penggunaan aspek-aspek analisis stilistika pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Stilistika Al-Qur'an merupakan bidang ilmu yang mempelajari gaya bahasa yang unik dan efektif dalam Al-Qur'an. Gaya bahasa ini tidak hanya sekedar teknik linguistik, melainkan juga merupakan elemen penting dalam menyampaikan pesan-pesan moral, etis, dan religius kepada umat Muslim.

              Stilistika Al-Qur'an meliputi seluruh fenomena aspek-aspek kebahasaan. Aspek-aspek kebahasaan tersebut dapat berupa sintaksis, morfologi, semantik, fonologi, leksikal, retoris, dan lain sebagainya yang menjadi unsur-unsur komposisi kebahasaan1. Stilistika Al-Qur'an tidak hanya mempertimbangkan struktur bahasa secara teknis, tetapi juga memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan yang lebih tinggi.

Perkembangan Stilistika

Masa Permulaan

          Stilistika memiliki akar yang panjang dan kompleks. Awal mula stilistika dapat ditemukan dalam karya-karya klasik seperti Poetics milik Aristoteles. Di dalamnya, Aristoteles memformulasikan tiga unsur bahasa dalam karya sastra: Rhetoric, Poetics, dan Dialectics. Ketiganya ini menjadi fondasi bagi kritik sastra dan stilistika.

          Retorika (rheotrika) adalah kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain. Menurut aristoteles,  retorika adalah seni berbicara yang melibatkan kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa secara efektif untuk mempengaruhiorang lain sesuai dengan apa yang diinginkan.

          Sedangkang Poetics adalah karya teoritis yang sangat signifikan dalam bidang estetika dan sastra, terutama dalam konteks drama. Poetics mengarah lebih kepada pengungkapan keindahan yang berusaha dimanivestasikan dalam sebuah bentuk karya sastra yang dapat dinikmati. Hal ini menjadi salah satu pendukung unsur kebahasaan murni sebagai bentuk penjelasan dalam sebuah karya sastra.

          Lalu terakhir adalah dialektika, yang dapat dipahami sebagai metode berpikir yang berfokus pada dialog dan debat untuk mencapai kebenaran. Dialektika merupakan sebuah proses yang dilalui beberapa orang untuk mancari jawaban yang benar atas sebuah permasalahan yang dihadapi.

          Ketiga hal di atas  yang menjadi pondasi awal dalam mengklasifikasikan  gaya, tutur bahasa ataupun karakter dalam sebuah karya sastra di Era Romawi kuno.

Perkembangan Stilistika Pada Masa Islam

          Stilistika Al-Qur'an adalah cabang ilmu yang mengkaji gaya bahasa dan keindahan sastrawi dalam Al-Qur'an. Kajian ini bertujuan untuk memahami lebih dalam bagaimana Al-Qur'an menyampaikan pesan-pesan ilahi dengan gaya bahasa yang sangat indah, efektif, dan unik.

          Kajian stilistika Al-Qur'an telah dimulai sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW. Para sahabat begitu terpesona dengan keindahan bahasa Al-Qur'an sehingga mereka menghafalnya dengan sangat baik dan berusaha memahami maknanya secara mendalam. Namun, kajian stilistika secara sistematis baru berkembang pesat pada masa perkembangan ilmu-ilmu keislaman, terutama pada bidang bahasa Arab. Para ulama dan ilmuwan Muslim mulai melakukan analisis terhadap struktur kalimat, pemilihan kata, dan berbagai perangkat bahasa lainnya yang digunakan dalam Al-Qur'an.

          Pada abad ke 3 hijriah, umat islam telah bercampur baur dengan berbagai bangsa dan kepercayaan. Banyak pertikaian dan perdebatan yang terjadi antar satu dengan yang lainnya, bahkan sampai masuk kepada ranah persoalan mengenai Al-Qur'an. Pada masa ini pula, muncullah pendapat yang mempertanyakan apakah Al-Qur'an itu adalah makhluk.

          Oleh karena itu, pada masa ini ulama mulai menempuh cara untuk memetakan pembahasan Al-Qur'an supaya lebih condong kepada keajaiban pemaparan dan penuturan gaya Al-Qur'an. Entah dari segi musikalitas, nada, model komposisi kata, penyusunan kata yang padu dan serasi. hal inilah yang kemudian menjadi fokus pembahasan para ulama guna menghindarkan kaum muslimin dari kesalahan berfikir.

          Adapun beberapa faktor yang mendorong perkembangan kajian stilistika Al-Qur'an antara lain:

  • Keunikan Bahasa Al-Qur'an

           Bahasa Al-Qur'an memiliki keindahan dan keistimewaan yang tidak ditemukan pada teks-teks lain. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mengungkap rahasia di balik keindahan tersebut.

  •  Perkembangan Ilmu Bahasa:

             Seiring dengan perkembangan ilmu bahasa Arab, para ahli semakin memiliki alat dan metode yang lebih canggih untuk menganalisis teks Al-Qur'an.

  • Kebutuhan untuk Memahami Al-Qur'an Lebih Dalam:

            Semakin mendalamnya pemahaman manusia terhadap Al-Qur'an, semakin besar pula kebutuhan untuk memahami aspek-aspek kebahasaan yang terkandung di dalamnya

Kesimpulan

                   Stilistika Al-Qur'an adalah ilmu yang sangat berguna dalam memahami dan menganalisis gaya bahasa yang unik dan efektif dalam menyampaikan pesan-pesan moral, etis, dan religius kepada umat Muslim. Dengan demikian, kita dapat lebih mendalam dalam memahami esensi karya suci Al-Qur'an dan bagaimana bahasa digunakan sebagai alat ekspresi yang kuat. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai sarana perkembangan umat islam dalam aspek pemahaman tentang karakter kebahasaan Al-Qur'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun