Mohon tunggu...
Muhammad Rizqi Fathurohman
Muhammad Rizqi Fathurohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fathur, akrab disapa sebagai Riski atau Fathur ini menyukai dunia teknologi, dan juga desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sulitnya Meningkatkan Indeks Tingkat Ketahanan Pangan di Indonesia, Kurangnya Partisipasi Masyarakat atau Implementasi yang Buruk?

7 Oktober 2024   22:25 Diperbarui: 8 Oktober 2024   03:55 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dan Meyers (Unsplash.com)

Sebagai negara yang dikenal sebagai negara agraris, di mana sektor pertanian seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian, Indonesia kini menghadapi kenyataan yang berbeda. Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri kian meningkat, yang pada akhirnya terus memperburuk kapasitas sektor pertanian dalam mendukung ekonomi nasional. 

Hal ini juga tentu berdampak pada pendapatan petani yang masih relatif rendah, sehingga memengaruhi motivasi dan kesejahteraan mereka dalam berkontribusi pada ketahanan pangan, serta menghambat minat calon petani muda sebagai penerus generasi petani Indonesia.

Tantangan dalam meningkatkan ketahanan pangan bagi negara agraris sekalipun seperti Indonesia dapat dipengaruhi oleh banyak faktor kompleks, misalnya seperti kurangnya partisipasi dari masyarakat itu akibat minimnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengakibatkan ketidaktahuan mereka terhadap dampak dari masalah pangan itu sendiri. Selain itu faktor keterbatasan kapasitas serta teknologi yang ada juga dapat menghambat masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan ketahanan pangan. 

Maka dari itu, masalah keterpurukan ketahanan pangan bukanlah masalah bagi pemerintah saja, tetapi masalah bagi setiap warga negara, sehingga seharusnya semua lapisan masyarakat turut berpartisipasi dalam membina ketahanan pangan di daerahnya untuk lebih baik lagi.

Selain kurangnya partisipasi masyarakat dalam membina masalah ketahanan pangan, faktor lain yang menjadi penghambat peningkatan ketahanan pangan di Indonesia adalah implementasi proyek yang buruk, perencanaan yang tidak sesuai dengan kondisi daerah sekitar dapat menyebabkan hasil panen yang tidak maksimal, atau mungkin gagal. Salah satu contoh yang pernah terjadi di tahun-tahun ini adalah proyek food estate milik Prabowo, pembukaan lahan pertanian di atas lahan bekas gambut menjadi tantangan tersendiri bagi pertumbuhan komoditinya.

Meski tampak menantang untuk dapat meningkatkan indeks ketahanan pangan di Indonesia, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diraih. Ada banyak langkah strategis yang bisa diambil untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman generasi muda tentang pentingnya sektor pangan bagi ketahanan nasional. 

Misalnya pada sektor pendidikan, melalui pembaruan kurikulum pendidikan kita dapat membekali siswa dengan pengetahuan dasar tentang pangan, pertanian, serta tantangan dan solusi dalam mencapai ketahanan pangan di masa depan. Dengan demikian, generasi saat ini akan lebih peduli dan berkontribusi lebih besar dalam sektor ketahanan pangan.

Selain itu, pembaruan kurikulum pendidikan dengan cara menambahkan ilmu-ilmu mengenai ketahanan pangan akan membantu siswa memahami peran penting sektor pertanian dalam keberlanjutan negara, serta mengapresiasi profesi petani yang sering kali dipandang sebelah mata. 

Dengan mempelajari isu ketahanan pangan di sekolah, siswa tidak hanya akan terlibat dalam inovasi teknologi pertanian, tetapi juga memahami praktik pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Kurikulum yang mencakup ketahanan pangan juga dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya gizi dan pola makan sehat, sekaligus mengajarkan hubungan erat antara pertanian dan lingkungan hidup. Lebih jauh lagi, integrasi ketahanan pangan dalam pelajaran kewirausahaan dapat membuka peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dunia agropreneurship. Hal ini dapat mendorong mereka untuk berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan dan menciptakan lapangan kerja di sektor pertanian. 

Dengan pendidikan yang berkesinambungan, Indonesia dapat membentuk generasi yang lebih peduli, inovatif, dan siap menghadapi tantangan krisis pangan global di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun