Mohon tunggu...
Muhammad Fathan Khatami
Muhammad Fathan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - Student at Padjadjaran University

Hola! nice to meet you.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pindang Ikan Tongkol untuk Memenuhi Kebutuhan Protein Masyarakat Indonesia

9 Desember 2020   17:22 Diperbarui: 9 Desember 2020   17:26 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Oleh :

Muhammad Fathan Khatami (1) dan Junianto (2)

  1.  Mahasiswa Program Studi Perikanan Unpad
  2. Dosen Program Studi Perikanan Unpad

Kekurangan protein yang menjadi salah satu penyebab buruknya stutus gizi penduduk Indonesia, hingga saat ini masih menjadi masalah yang cukup merisaukan. 

Sebagai contoh, di Jawa Barat sebagai propinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia, dengan jumlah balita (penduduk di bawah usia lima tahun) pada tahun 2005 sekitar 3,73 juta, sebanyak 0,7 persen atau 25.735 balita memiliki status gizi buruk. 

Kondisi di Jawa Tengah lebih parah lagi, dari 2,86 juta balita, yang berstatus gizi buruk sekitar 0,8 persen (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2006). Hal ini menjadi sebuah ancaman di masa depan serta membutuhkan solusi agar bisa diatasi salah satunya dengan mengonsumsi ikan tongkol.

Pindang ikan tongkol bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan asupan kebutuhan protein di masyarakat. Selain harganya yang terjangkau oleh seluruh masyarakat, pindang ikan tongkol ini memiliki protein yang tinggi. 

Ikan tongkol memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu 26,2 mg/100g dan sangat kaya akan kandungan asam lemak omega-3 (Sanger, 2010). Protein yang terdapat pada ikan tongkol memiliki komposisi asam amino yang lengkap, sehingga sangat diperlukan oleh tubuh.

 Pada umumnya kebutuhan protein berbeda -- beda di setiap jenis kelamin, tinggi badan , nerat badan dan kelompok umur. Dikutip dari laman Sehatq.com kebutuhan protein untuk laki -- laki di kelompok umur 16 -- 18 tahun dengan berat badan 60 Kg dan tinggi badan 168 cm memerlukan asupan protein sebanyak 75 gram/hari .

Sedangkan untuk perempuan di kelompok umu 16 -- 18 tahun dengan berat badan 52 Kg dan tinggi badang 159 cm memerlukan asupan protein sebanyak 75 gram/hari. Maka dari itu, dengan mengonsumsi pindang ikan tongkol dapat membantu memenuhi kebutuhan protein hewani bagi tubuh.

 Selain untuk memenuhi kebutuhan protein tentu usaha pindang ikan tongkol ini mempunyai nilai tambah sendiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Umayya (2014) nilai tambah dari produk pindang ikan tongkol ini adalah Rp. 3,608 /Kg bb. 

Nilai tersebut merupakan selisih antara nilai output (Rp 15.000,-/kg bb) dengan harga bahan baku (Rp 7.000,-kg bb), bahan penolong (Rp 152,50/kg bb), bahan pendukung (Rp 691,25/kg bb) serta sumbangan input tetap (Rp 547,46/kg bb).

 Dengan terjangkaunya harga dari pindang ikan tongkol membuat segmentasi pasar dari produk pindang ikan tongkol ini berada di masyarakat menengah kebawah. Harga dari produk pindang ikan tongkol berada di kisaran Rp. 5.000 hingga Rp.10.000 dengan variasi jumlah potongan dan ukuran yang berbeda.

Dokpri
Dokpri
 Kemasan dari produk pindang ikan tongkol ini kebanyakan menggunakan daun pisang yang ditutup dengan kertas koran. Hal ini tentu membuat para calon pembeli terkadang meragukan kebersihan dari kemasan tersebut. 

Maka dari itu sebaiknya dalam pengemasan produk pindang ikan tongkol menggunakan kemasan yang menggunakan sterofoam dan plastik wrap agar produk terlindungi dan terhindar dari kotoran ataupun debu.

 Semakin berkembangnya jaman maka semakin berkembang pula teknologi yang digunakan. Sosial media menjadi salah satu tempat untuk mempromosikan sesuatu secara efektif diakrenakan banyaknya masyarakat yang aktif di sosial media. 

Promosi dari produk pindang ikan tongkol ini biasanya hanya melalui mulut ke mulut bahkan tidak di promosikan sama sekali karena dapat ditemui mulai dari pasar tradisional hinggal pasar swalayan. 

Dengan mempromosikan produk pindang ikan tongkol di sosial media maka akan menjangkau semua segmentasi pasar baik dari menengah kebawah atau menengah keatas.

 Saluran pemasaran dari produk pindang ikan tongkol biasanya dari nelayan atau penjual ikan ke produsen pindang ikan tongkol lalu bisa dijual atau disalurkan kembali ke penjual pindang ikan tongkol. Keuntungan dari saluran pemasaran ini adalah produsen tidak perlu bersusah payah mendapatkan ikan karena hanya tinggal membeli saja akan tetapi kekurangannya produsen harus mengeluarkan biaya selain untuk produk produsen harus membayar jasa dari menangkap ikan tersebut.

 Daftar Pustaka.

 Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2006. Kasus Gizi Buruk (Balita) di Jawa Barat. Dinas Kesehatan Jawa Barat. Bandung

 Sanger G. 2010. Mutu Kesegaran Ikan Tongkol (Auxis tozord) Selama Penyimpanan Dingin. Warta Iptek No 35/Th.2010.

 Ummaya, 2014. Analisis Nilai Tmabah Usaha Pemindangan Ikan Tongkol dan Saluran Pemasarannya di Daerah Pesisir Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan. Skripsi. Universitas Mataram. Mataram.

  SehatQ. Diakses pada 9 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun