Nilai tersebut merupakan selisih antara nilai output (Rp 15.000,-/kg bb) dengan harga bahan baku (Rp 7.000,-kg bb), bahan penolong (Rp 152,50/kg bb), bahan pendukung (Rp 691,25/kg bb) serta sumbangan input tetap (Rp 547,46/kg bb).
 Dengan terjangkaunya harga dari pindang ikan tongkol membuat segmentasi pasar dari produk pindang ikan tongkol ini berada di masyarakat menengah kebawah. Harga dari produk pindang ikan tongkol berada di kisaran Rp. 5.000 hingga Rp.10.000 dengan variasi jumlah potongan dan ukuran yang berbeda.
Maka dari itu sebaiknya dalam pengemasan produk pindang ikan tongkol menggunakan kemasan yang menggunakan sterofoam dan plastik wrap agar produk terlindungi dan terhindar dari kotoran ataupun debu.
 Semakin berkembangnya jaman maka semakin berkembang pula teknologi yang digunakan. Sosial media menjadi salah satu tempat untuk mempromosikan sesuatu secara efektif diakrenakan banyaknya masyarakat yang aktif di sosial media.Â
Promosi dari produk pindang ikan tongkol ini biasanya hanya melalui mulut ke mulut bahkan tidak di promosikan sama sekali karena dapat ditemui mulai dari pasar tradisional hinggal pasar swalayan.Â
Dengan mempromosikan produk pindang ikan tongkol di sosial media maka akan menjangkau semua segmentasi pasar baik dari menengah kebawah atau menengah keatas.
 Saluran pemasaran dari produk pindang ikan tongkol biasanya dari nelayan atau penjual ikan ke produsen pindang ikan tongkol lalu bisa dijual atau disalurkan kembali ke penjual pindang ikan tongkol. Keuntungan dari saluran pemasaran ini adalah produsen tidak perlu bersusah payah mendapatkan ikan karena hanya tinggal membeli saja akan tetapi kekurangannya produsen harus mengeluarkan biaya selain untuk produk produsen harus membayar jasa dari menangkap ikan tersebut.
 Daftar Pustaka.
 Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2006. Kasus Gizi Buruk (Balita) di Jawa Barat. Dinas Kesehatan Jawa Barat. Bandung
 Sanger G. 2010. Mutu Kesegaran Ikan Tongkol (Auxis tozord) Selama Penyimpanan Dingin. Warta Iptek No 35/Th.2010.