Mohon tunggu...
muhammad farras
muhammad farras Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Antara Birokrasi dan Demokrasi: Mencari Harmoni dalam Tata Kelola Modern

9 Desember 2024   23:59 Diperbarui: 9 Desember 2024   23:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Namun, demokrasi juga menghadapi tantangan besar. Keberagaman pendapat sering kali menyulitkan proses pengambilan Keputusan, terutama dalam Masyarakat plural seperti Indonesia. Selain itu, demokrasi yang tidak diimbangi dengan birokrasi yang kuat dapat memunculkan poparisme, di mana kebijakan yang diambil lebih berorientasi pada popularitas daripada keberlanjutan.

Ketegangan Antara Birokrasi dan Demokrasi

Ketegangan antara birokrasi dan demokrasi mencul Ketika birokrasi dianggap menghambat esensi demokrasi. Sebaliknya, demokarasi yang terlalu bebas dapat merusak efisiensi birokrasi. Beberapa contoh nyata ketegangan ini meliputi:

  • Proses Pengambilan Keputusan

Dalam birokrasi, pengambilan Keputusan sering kali berbasis prosedur formal yang memakan waktu. Namun, dalam demokrasi, Masyarakat menuntut Keputusan yang cepat dan responsif terhadap kebuthan mereka. Ketidaksesuaian ini dapat menyebabkan ketidakpuasan public terhadap pemerintah.

  • Transparansi dan Akuntabilitas

Birokrasi yhang tertutup dan tidak akuntabel sering kali menjadi penghambat demokrasi. Contohnya adalah kasus korupsi yang melibatkan pejabat birokrasi, seperi skandal pengadaan barang publik. Di sisi lain, demokrasi yang menuntut keterbukaan total dapat menyebabkan birokrasi kehilangan ruang untuk berkerja secara efisien.

  • Konteks di Indonesia

Di Indonesia, reformasi birokrasi telah menjadi agenda utama sejak era Reformasi 1998. Namun, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih menjadi tantangan besar. Ketika birokrasi gagal memberikan pelayanan yang baik, kepercayaan Masyarakat terhadap demokrasi pun ikut tergerus.

Mencari Harmoni: Reformasi dan Inovasi

Untguk mencipatakan harmoni antara birokrasi dan demokrasi, diperlukan pendekatan yang strategis dan inovatif. Beberapa Langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Digitalisasi Sistem Pemerintahan

Teknologi digital dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi birokrasi. Sistem seperti e-government memungkinkan Masyarakat untuk mengakses informasi dan layanan public dengan lebih mudah. Contoh sukses adalah program e-KTP di Indonesia, meskipun masih menghadapi berbagai kendala implementas.

  • Penguatan Akuntabilitas

Lembsgs pengawas seperti Ombudsman dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diperkuat untuk memastikan birokrasi bertanggung jawab kepada rakyat. Sistem pengawasan berbasis telnologi, seperti open data, juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas.

  • Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi birokrat harus menjadi prioritas. Birokrat yang kompeten dan berintegritas akan lebih mampu menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip demokrasi.

  • Peningkatan Partisipasi Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun