Mohon tunggu...
Muhammad Farhan Syahputra
Muhammad Farhan Syahputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas Nasional

Saya menyukai foto dan video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Centaurus BA 2.75, Subvarian Terbaru Omicron

22 Juli 2022   20:44 Diperbarui: 22 Juli 2022   20:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Memang, 'Centaurus' bukanlah nama resmi subvarian COVID-19 yang diberikan WHO. Namun BA.2.75 ini telah menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia.

secara sederhana, penjelasan subvarian Centaurus adalah strain BA.2.75 dari virus Corona subvarian Omicron yang terdeteksi di India pada Mei 2022.

Nama Centaurus sendiri adalah nama julukan yang diberikan warganet di media sosial, yakni Xabier Ostale seorang fanatik lockdown.

"Aku memberikan nama baru BA 2.75 varian setelah galaxy. Nama barunya adalah strain Centaurus. Terbiasalah, Sekarang aku yang memimpin pandemi," ujarnya.

Centaurus bukan nama resmi yang dipakai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli Virologi Kanada Dr Angela Rasmussen menyampaikan dalam unggahannya agar para tenaga medis tak memakai julukan ini.

Centaurus bukan nama resmi yang dipakai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahli Virologi Kanada Dr Angela Rasmussen menyampaikan dalam unggahannya agar para tenaga medis tak memakai julukan ini.

"Komunitas medis harus terus 'menyebutnya BA.2.75 seperti kita semua yang menggunakan nomenklatur standar'," ungkapnya.

Apakah subvarian "Centaurus" lebih menular?

Dikutip dari Independent, masih belum jelas apakah virus lebih bisa menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan varian Omicron lain.

Meski demikian para ilmuwan menilai ada kemungkinan virus bisa mengatasi kekebalan vaksin yang terbentuk sebelumnya.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sejauh ini menetapkan BA.2.75 sebagai varian dalam pemantauan sejak 7 Juli 2022.

Penetapan ini berarti ada indikasi bahwa varian berpotensi lebih menular.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman sudah memperingatkan pemerintah dan masyarakat akan potensi penyebaran subvarian baru Omicron BA.2.75.

"Sekarang bukan hanya BA.4 BA.5 ya, sudah ada BA.27.5 turunan dari Omicron BA.2, yang hampir bahkan bisa berpotensi sama dengan Delta," kata Dicky

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun