Mohon tunggu...
Muhammad Fajri
Muhammad Fajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dan Post Truth

22 Juli 2022   21:47 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:10 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dimana diciptakan atau dibuat sebuah fenomena atau tren dari selebgram atau artis-artis untuk menarik atau membentuk ketertarikan sebuah masyarakat terhadap hal tertentu. 

Fast shopping adalah dimana orang membeli pakaian dari industri pakaian yang cepat produksinya dan hanya dengan menjual nama, padahal industry fast shopping menjadi salah satu penyebab besar di global warming, yang dimana limbah dari industri pakaian ini menghasilkan emisi karbon yang sangat besar. 

Namun semua ini tidak dipedulikan oleh baik konsumen atau subjek pelaku utama dari fenomena ini.

Post truth membentuk sebuah gaya hidup tidak hanya di media social namun juga ke kehidupan nyata, dan dari contoh dari atas semua itu besar dampaknya terhadap kesenjangan sosial, alam, dan bahkan manusia itu sendiri. Gaya hidup dari post truth inilah yang membuat kerusakan yang bahkan lebih besar, namun terus akan menguntungkan dari subjek yang melakukan post truth itu sendiri. 

Polarisasi juga dibentuk dari post truth, dimana polarisasi pada hari ini membuat kerusakan yang sangat parah terhadap manusia. Ranah politik, agama, bahkan yang paling aneh makanan. Seperti bubur diaduk dan tidak diaduk. Ini adalah sebuah kebodohan yang telah dipercayai oleh sebagian manusia. 

Yang paling parah menurut saya adalah polarisasi yang tercipta dalam agama terutama dalam madzhab, dengan sudah ada konflik yang tercipta sejak lama dalam masalah antara mazhab satu dengan yang lain post truth ada untuk memperparah bahkan konflik yang sudah ada.

Banyak informasi yang sangat amat merusak agama itu sendiri, sekalipun dari sumber yang sampah dan tidak terpercaya. Adanya polarisasi dan terciptanya polarisasi membuat parah praktik post truth ini dalam merusak Islam itu sendiri semakin optimal. 

Berita yang menjelekkan golongan a dan b dinikmati dan dipercayai oleh masing-masing pihak, tidak perlu sumbernya dari mana. Akibatnya bahkan sampai ada pertumpahan darah, konflik terhadap sama keluarga, dll.

Framing adalah salah satu bentuk dari post truth, seperti sangat amat banyak pemotongan-pemotongan dari ceramah-ceramah yang mengakibatkan perpecahan. Ini adalah bentuk dari framing, pemotongan-pemotongan yang mengakibatkan multi-interpretasi bisa jadi salah atau benar namun pasti berbeda dengan faktanya. 

Framing ini dibuat karena adanya polarisasi, mereka mengambil atau memotong isi dari ceramah atau apapun itu yang menguntungkan pihak mereka dan merugikan kubu oposisi mereka dan sebaliknya. Framing ini menjadi sangat bahaya dan merusak kehidupan manusia itu sendiri, mereka dibuat percaya atau overgeneralize, menyimpulkan dari sedikit dari informasi yang mereka dapatkan. 

Lalu yang parah menyebar sebuah pemahaman itu kepada publik, sebuah fallacy yang disebarkan akan menimbulkan perpecahan dan kehancuran terhadap siapapun yang mempercayainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun