Peternakan sapi merupakan sektor yang paling potensial di Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sapi perah merupakan jenis sapi yang paling banyak diternak yang menghasilkan susu. Permasalahan peternak di Desa ini adalah rendahnya produktivitas susu karena manajemen pakan yang kurang terkontrol dan sisa pakan yang terlalu banyak yang menjadi limbah.Â
Permasalahan tersebut dianggap akan menimbulkan permasalahan lain dikemudian hari, dalam hal tersebut sebagai mahasiswa sudah seharusnya turut aktif untuk melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di luar kelas yaitu pengabdian kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.Â
Implementasi penggunaan alat di masyarakat dimulai dari sosialiasi sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang yang akan turun langsung dalam penggunaan alat di peternakan Kecamatan Ngantang
Proses produksi TTG dilakukan berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan mitra dalam hal ini adalah Masyarakat Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, sehingga proses desain hingga manufaktur disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta kondisi lapangan untuk mencapai tujuan yang diinginakan. Produk TTG yang telah selesai diproduksi dan siap diimplementasikan seperti pada gambar dibawah.
PPenggunaan mesin pemotong rumput dengan teknologi tepat guna (TTG) dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan produktivitas yang dihadapi petani. TTG diformulasikan untuk mengolah pakan  sapi yang dapat berdampak pada peningkatan produksi susu. Teknologi yang dimaksud adalah mesin pemotong rumput.Â
Pemotong rumput merupakan teknologi  yang pertama kali diterapkan karena  pakan  lebih halus sehingga sapi  mudah mengolahnya. Selain itu penggunaan alat perajang dapat menjadi bahan pengenalan dalam pembuatan silase atau mencampurkannya dengan bahan pakan  lain untuk mempermudah pekerjaan.Â
Rendemen dan kualitas susu yang dihasilkan disebabkan oleh gizi yang kurang akibat pemberian pakan yang tidak terkontrol. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akibat model pertanian tradisional dalam meningkatkan pendapatan melalui investasi teknologi menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas susu.Â
Terbukti hampir 95% peternak di Desa Mulyorejo tidak menggunakan teknologi terkini dan tidak mengetahui praktik untuk menjamin hasil dan kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu, banyak makanan yang terbuang karena sapi tidak dapat mengolahnya. Petani memberikan rumput sebagai makanan utama tanpa memotongnya sehingga menyebabkan sisa makanan menjadi sampah, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Mesin yang dibuat dapat mengurangi dimensi rumput dengan waktu yang lebih singkat. Efektivitas mesin bagi peternak dievaluasi melalui sisa pakan ternak pada rumput yang dipotong secara manual dan menggunakan mesin serta jumlah susu yang dihasilkan.
Mesin pencacah rumput dapat mencacah hingga kapasitas 177 kg/jam pada kecepatan 1800 rpm. Berdasarkan hasil evaluasi pada implementasi mesin pencacah rumput diperoleh hasil bahwa sisa pakan berkurang dan produktivitas susu meningkat. Sehingga, implementasi mesin pencacah rumput bagi mitra efektif, tepat sasaran, dan solutif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H