Mohon tunggu...
Muhammad Faizullah Pasha
Muhammad Faizullah Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin

Mahasiswa Teknik Mesin dan Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Penggunaan Mesin Pencacah Rumput untuk Meningkatkan Produktivitas Perternakan Sapi Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang

9 November 2023   17:44 Diperbarui: 9 November 2023   17:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Pencacah Rumput/dokpri

Peternakan sapi merupakan sektor yang paling potensial di Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sapi perah merupakan jenis sapi yang paling banyak diternak yang menghasilkan susu. Permasalahan peternak di Desa ini adalah rendahnya produktivitas susu karena manajemen pakan yang kurang terkontrol dan sisa pakan yang terlalu banyak yang menjadi limbah. 

Permasalahan tersebut dianggap akan menimbulkan permasalahan lain dikemudian hari, dalam hal tersebut sebagai mahasiswa sudah seharusnya turut aktif untuk melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di luar kelas yaitu pengabdian kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. 

Implementasi penggunaan alat di masyarakat dimulai dari sosialiasi sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang yang akan turun langsung dalam penggunaan alat di peternakan Kecamatan Ngantang

Proses produksi TTG dilakukan berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan mitra dalam hal ini adalah Masyarakat Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, sehingga proses desain hingga manufaktur disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta kondisi lapangan untuk mencapai tujuan yang diinginakan. Produk TTG yang telah selesai diproduksi dan siap diimplementasikan seperti pada gambar dibawah.

Alat Pencacah Rumput/dokpri
Alat Pencacah Rumput/dokpri

PPenggunaan mesin pemotong rumput dengan teknologi tepat guna (TTG) dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan produktivitas yang dihadapi petani. TTG diformulasikan untuk mengolah pakan  sapi yang dapat berdampak pada peningkatan produksi susu. Teknologi yang dimaksud adalah mesin pemotong rumput. 

Pemotong rumput merupakan teknologi  yang pertama kali diterapkan karena  pakan  lebih halus sehingga sapi  mudah mengolahnya. Selain itu penggunaan alat perajang dapat menjadi bahan pengenalan dalam pembuatan silase atau mencampurkannya dengan bahan pakan  lain untuk mempermudah pekerjaan. 

Rendemen dan kualitas susu yang dihasilkan disebabkan oleh gizi yang kurang akibat pemberian pakan yang tidak terkontrol. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akibat model pertanian tradisional dalam meningkatkan pendapatan melalui investasi teknologi menjadi faktor yang mempengaruhi produktivitas susu. 

Terbukti hampir 95% peternak di Desa Mulyorejo tidak menggunakan teknologi terkini dan tidak mengetahui praktik untuk menjamin hasil dan kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu, banyak makanan yang terbuang karena sapi tidak dapat mengolahnya. Petani memberikan rumput sebagai makanan utama tanpa memotongnya sehingga menyebabkan sisa makanan menjadi sampah, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Limbah Pakan Ternak Sebelum Menggunakan Mesin Pencacah/dokpri
Limbah Pakan Ternak Sebelum Menggunakan Mesin Pencacah/dokpri

Mesin yang dibuat dapat mengurangi dimensi rumput dengan waktu yang lebih singkat. Efektivitas mesin bagi peternak dievaluasi melalui sisa pakan ternak pada rumput yang dipotong secara manual dan menggunakan mesin serta jumlah susu yang dihasilkan.

Hasil Pencacahan Rumput/dokpri
Hasil Pencacahan Rumput/dokpri

Kondisi Sapi Dengan Pakan Yang Telah Dicacah/dokpri
Kondisi Sapi Dengan Pakan Yang Telah Dicacah/dokpri

Mesin pencacah rumput dapat mencacah hingga kapasitas 177 kg/jam pada kecepatan 1800 rpm. Berdasarkan hasil evaluasi pada implementasi mesin pencacah rumput diperoleh hasil bahwa sisa pakan berkurang dan produktivitas susu meningkat. Sehingga, implementasi mesin pencacah rumput bagi mitra efektif, tepat sasaran, dan solutif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun