Mohon tunggu...
Muhammad Fahmi alfaruq
Muhammad Fahmi alfaruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang biasa yang suka nulis essay

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesetaraan Gender Sebagai Upaya Mewujudkan Sikap Anti Diskriminasi

11 Desember 2024   13:16 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:53 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: JalaStoria.id

Oleh: M. Arif muttaqin, M. Fahmi Alfaruq, Bela Safira

Kesetaraan gender adalah hal yang menuntut laki-laki dan perempuan itu setara, menurut penulis setuju tentang ini tetapi perlu diberi batasan agar tidak seperti di negara-negara barat yang menuntut kesetaraan gender secara liberal sehingga menjadi tindakan feminisme radikal dan LGBT yang menuntut segala hal harus setara hingga merasa mereka tidak membutuhkan laki-laki padahal sebetulnya tiap gender memiliki peran dan kelebihan dalam masing-masing dalam bidangnya dan lebih baik hidup saling melengkapi (Abidin et al., 2024).

Tetapi bagi penulis kesetaraan gender lebih tepatnya adalah usaha untuk memperjuangkan hak-hak yang harus dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. maksudnya adalah perempuan mempunyai hak-hak yang sama seperti laki-laki. Seperti hak dalam berpendapat, hak dalam dunia pekerjaan, dan hak dalam mendapatkan pendidikan.

Kesetaraan gender dalam dunia pekerjaan merupakan prinsip antara laki-laki dan perempuan memiliki hak, kesempatan, serta perlakuan yang sama tanpa adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. Misalnya dalam dunia pekerjaan pada saat ini, dalam lingkup industri pabrik yang lebih mendominasi pada pekerja perempuan.

Banyak kaum perempuan pada saat ini yang bekerja dibidang industri pabrik, sedangkan laki-laki yang berada di rumah mengurus kebutuhan rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya kaum laki-laki saja yang dapat bekerja, begitu juga dengan perempuan memiliki hak untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kemudian dalam hal pendidikan, setiap anak baik laki-laki maupun perempuan harus punya akses ke pendidikan. Di beberapa daerah, masih ada diskriminasi yang menghalangi perempuan untuk sekolah. Pendidikan harus mengajarkan dan mempromosikan nilai kesetaraan gender. Memiliki guru dan panutan dari berbagai gender dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung(Pokhrel, 2024).

Kesetaraan dalam hukum juga sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Maka dari itu semua individu harus memiliki hak yang sama di hadapan hukum, tanpa memandang gender, ras atau status sosial. Ini juga mencakup hak untuk diperlakukan sama, hak bersuara dan hak untuk mendapatkan keadilan.

Dalam kasus ini, untuk mewujudkan suatu kesetaraan pada gender, semua pihak harus andil dalam pelaksanaannya. Baik pemerintah, organisasi kelompok, dan individu harus terlibat dalam kampanye kesetaraan gender dengan caranya sendiri-sendiri sesuai perannya agar dapat mewujudkan hak-hak kesetaraan gender yang baik dan merata.

"Kemanusiaan yang adil dan beradab" adalah bentuk upaya pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan gender dengan cara membuat peraturan dan kebijakan seperti menerbitkan aturan perundang-undangan perlindungan pada perempuan dan anak. Serta peraturan yang mengajak kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.

Selain itu pemerintah juga dapat menanamkan semangat kesetaraan gender melalui program kependidikan, dengan menambahkan pendidikan pentingnya kesetaraan gender dalam kurikulum pembelajaran. Harapannya agar anak-anak memahami hak-hak setiap individu tanpa terkecuali atau mengurangi hak mereka dan menanamkan pada diri mereka pribadi anti diskriminasi.

Kemudian ada organisasi, upaya organisasi dalam mendukung kesetaraan gender dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan, program, dan budaya kerja. Misal dalam pelatihan dan pengembangan Karier, sediakan program pelatihan khusus untuk memberdayakan perempuan atau kelompok yang kurang terwakili agar mereka lebih siap mengambil peran penting serta menyuarakan motivasi dan aspirasi mereka (Ilmu, 2024).

Nah yang paling penting adalah memulai semuanya dari diri sendiri, suatu individu juga dapat berperan penting dalam mewujudkan kesetaraan gender dengan cara mengedukasi diri sendiri tentang isu-isu diskriminasi misalnya, semakin suatu individu memahaminya dengan baik maka dia bisa bersuara apabila melihat suatu tindakan diskriminasi atau bahkan memberikan contoh yang baik yang mendukung kesetaraan gender.

Begitulah kehidupan seharusnya, bukan berarti ada suatu golongan, kelompok, atau gender yang mendominasi tetapi kita hidup sebagaimana mestinya yaitu saling melengkapi karena sebuah perbedaan gender bukan berarti keburukan yang harus didiskriminasi melainkan hal yang harus diperjuangkan hak-haknya, seperti semboyan Indonesia yang menjadikan kita kaya " Bhineka Tunggal Ika "

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun