Mohon tunggu...
Muhammad Fadli
Muhammad Fadli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istidraj, Azab yang Terbungkus Indah dalam Kenikmatan

24 Oktober 2023   19:54 Diperbarui: 24 Oktober 2023   20:21 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.kartunesia.com

Sering kali kita melihat dan mendengar ada orang yang hidup dengan penuh kemewahan, rezeki melimpah, tak pernah celaka dan senantiasa sehat. Padahal hidupnya sangatlah jauh dari Allah Swt. dan akrab dengan kemaksiatan. Jangan takjub dan juga heran, hati-hati mungkin saja mereka di golongkan sebagai orang istidraj.

Istidraj sangat beda dengan azab ataupun ujian. Jika ujian diberikan berupa musibah atau masalah yang datang ketika telah rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan, istidraj justru sebaliknya. Sedangkan azab adalah musibah yang diberikan kepada orang yang meninggalkan ibadahnya atau berbuat keburukan. Bertujuan sebagai hukuman juga bisa sebagai peringatan keras untuk kembali taat kepeda perintah Allah Swt.

Dalam islam pengertian istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah Swt. terhadap orang-orang yang membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah Swt. mengabulkan segala keinginan manusia dengan membukakan pintu-pintu kesenangan, yang mana hal itu sebenarnya adalah kehancuran, kenistaan, dan juga kesengsaraan baginya.

Istidraj merupakan suatu jebakan berupa kelapangan rejeki padahal yang diberi adalah orang-orang dalam keadaan terus menerus bermaksiat kepada Allah Swt. Ketika Allah membiarkan kita sengaja meninggalkan salat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat, berat untuk bershadaqah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki, mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, selalu menganggap enteng perintah-perintah Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, dan tidak mau menuntut ilmu tetapi Allah tetap memberikan mereka harta yang berlimpah, kesenangan, hidup aman, tidak sakit, dan tidak pula tertimpa musibah maka bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya.

Jangan lupa juga buat yang belum sadar dan lupa untuk kembali kepada Allah tapi bergelimang kenikmataan. Allah Swt. maha tahu dan boleh jadi mengulur waktu agar Anda sadar, sampai saatnya meninggal atau terjadi bencana kepadanya. Karena janji Allah itu maha benar. Allah Swt. berfirman:

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, akan kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui". (Q.S Al-A'raf:182)

"Maka serahkanlah kepada-ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakaan perkataan ini (Al-Quran) kelak akan kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tak mereka ketahui". (Q.S Al-Qalam:44)

Ayat Al-Quran tersebut sesungguhnya berbicara tentang istidraj. Artinya Allah Swt. mengulur kenikmatan kepada hamba-Nya sehingga ia semakin tenggelam dalam maksiat dan semakin lupa diri di bawah kendali hawa nafsunya, sampai akhirya ia terjerumus pada kehancuran. Allah berfirman:

"Sesungguhnya tenggang waktu yang kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah dan mereka akan mendapatkan azab yang menghinakan". (Q.S Ali-Imran:178)

Kenikmataan yang tidak disyukuri, apalagi kenikmataan yang digunakan untuk menentang Allah Swt. dan bermaksiat kepada-Nya seringkali akan berubah menjadi bencana. Istidraj dapat terjadi dalam berbagai bentuk kenikmataan, seperti harta, kekuasaan, dan kedudukan.

Banyak orang yang terjebak dalam istidraj karena mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka dapatkan adalah anugerah yang memuliakan. Padahal, sebenarnya kenikmatan tersebut adalah sebuah ujian yang harus dihadapi. Istidraj dapat membuat manusia lupa kepada Allah Swt. dan merasa bahwa mereka tidak membutuhkannya lagi. Istidraj seringkali menipu manusia dengan mengalihkan perhatian mereka dari kebenaran yang sebenarnya dan membutakan mereka terhadap bahaya yang menintai di balik kenikmataan yang mereka rasakan.

Rasulullah Saw. bersabda: "Bila kamu melihat allah memberi pada hamba dari (perkara)dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah Swt".(HR. Ahmad 4:145)

Jika seseorang terjebak dalam istidraj. Maka ia akan merasa senang dan nyaman dengan kenikmatan dunia yang diberikan Allah Swt. meskipun ia jarang atau bahkan tidak pernah beribadah. Hal ini dapat membuat seseorang semakin jauh dari Allah dan semakin gemar dalam berbuat maksiat. Orang yang terjebak dalam istidraj akan merasa hidupnya lancar-lancar saja, namun sebenarnya ia sedang diuji oleh Allah Swt. istidraj dapat membuat seseorang lupa akan hakikat hidupnya dan tidak menyadari akibatnya. Hingga pada saatnya Allah Swt. akan mencabut semua kesenangan sampai mereka termengu dalam penyesalan  yang terlambat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun