Motivasi bawah sadar menyangkut faktor keinginan atau kebutuhan seseorang tanpa disadarinya. Motivasi ini mengarah pada tindakan, tetapi bukan tindakan. Keyakinan, nilai, dan preferensi bawah sadar dapat memengaruhi tindakan seseorang.
Motivasi bawah sadar mengacu pada pembentukan skema internalisasi dan model mental dalam individu. Skema ini berkembang melalui interaksi sosial dan pengalaman individu dalam masyarakat. Meskipun motivasi tak sadar tidak selalu dapat diamati secara langsung, mereka memainkan peran penting dalam membentuk keputusan dan tindakan individu. Misalnya, seseorang yang memakai jas bisnis tidak termotivasi karena ingin memperkuat perusahaan atau mempromosikan perusahaan tempatnya bekerja.
2. Kesadaran Diskursif:
Kesadaran diskursif adalah kesadaran yang secara langsung menjelaskan tindakan kita. Kesadaran ini sangat berbeda dengan motivasi bawah sadar, karena kesadaran diskursif memiliki alasan yang jelas dan sadar atas tindakan kita. Dengan menggunakan contoh yang sama, seseorang yang mengenakan seragam di tempat kerja memiliki persepsi yang terputus-putus ketika ditanya mengapa mereka mengenakan seragam tersebut. . Dia mungkin menjawab bahwa seragam itu wajib jika ingin bekerja, atau karena saya dimarahi bos saya jika tidak memakainya. Ini adalah bentuk kesadaran diskursif.
3. Kesadaran Praktis:
Kesadaran praktis dipahami sebagai pemahaman individu terhadap aturan, norma, dan tata cara yang berlaku di masyarakat. Kesadaran praktis terbentuk melalui interaksi sosial dan mencakup pengetahuan praktis tentang perilaku yang diharapkan dalam konteks tertentu. Kesadaran praktis meliputi kemampuan individu untuk bernavigasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dengan memahami aturan dan norma yang berlaku. Individu menggunakan kesadaran praktis mereka untuk membuat keputusan sehari-hari dan berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif. Kesadaran praktis membantu untuk memahami bagaimana berinteraksi di ruang publik, mengikuti protokol dalam situasi formal atau melakukan rutinitas sehari-hari. Kesadaran semacam ini adalah kunci untuk memahami analisis praktik sosial.
Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Motivasi bawah sadar dapat mempengaruhi kesadaran praktis
Mengapa Terjadi Korupsi Menurut Teori Struktural (WHY)
Untuk memahami terjadinya korupsi, kita harus memahami pentingnya kejahatan struktural. Korupsi struktural adalah serangkaian tindakan dan kebijakan sistemik yang menciptakan dan melanggengkan ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, atau korupsi dalam suatu struktur atau sistem. Kejahatan ini tidak hanya dilakukan oleh individu atau kelompok, tetapi juga disebabkan oleh struktur sosial, ekonomi dan politik yang ada.
Kejahatan struktural dapat berasal dari kekuatan yang tidak setara, ketidaksetaraan ekonomi, atau bias sistemik dalam kebijakan publik. Kejahatan struktural dapat dilihat misalnya dalam kebijakan diskriminatif yang melanggengkan ketidakadilan rasial yang sebelumnya ada di Amerika Serikat, dalam eksploitasi pekerja dalam sistem ekonomi global, dalam penggusuran orang miskin untuk proyek-proyek pembangunan, dan dalam kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan besar.
Kejahatan struktural bahkan bisa dimulai dari hal-hal yang tampaknya sepele, seperti anak sekolah yang kebanyakan mencontek saat ujian, suap dalam razia polisi, nepotisme yang sudah menjadi cara kerja utama masyarakat, dan masih banyak hal lainnya. Hal-hal lain.