Untuk menjadi manusia seutuhnya, seseorang harus menjadi Aji Saka. Aji Saka adalah Kaweruh, atau kesadaran menjunjung tinggi timah (atau menjadi raja timah). Untuk menjadi Aji Saka, orang Jawa memiliki landasan yaitu Kalimasada. Dikisahkan dalam pewayangan jika seseorang memiliki Jamus Kalimasada, seperti cerita boneka Samiaji yang begitu suci darahnya juga putih, ia tidak akan mati. Jadi Kalimasada sangat kontroversial. Dan untuk memahami dan mengetahui Kalimasada, banyak yang mencari kemana-mana sampai-sampai berkelahi dan berkelahi di antara mereka sendiri. Untuk menjelaskan Kalimasada dengan tepat, kejawen membuat penjelasan yang lebih sederhana atau membuat semacam miniatur Kalimasada, yaitu sudalar papat limusad. Atau dalam bahasa sederhana, Kalimasada memanifestasikan dirinya dalam bentuk yang lebih mudah dipahami orang, yaitu dengan berubah menjadi limusin saudara.
Dari semua penjelasan di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa papat Sudalar harus dikontrol dan diatur agar tidak tersesat. Seorang pria diuji untuk tidak kalah melawan keempat saudaranya yang lain. Orang selalu harus mengalahkan mereka. Jika ayah yang menggoda ini bisa mengalahkan orang, dunia mereka akan hancur. Sebagai pusat (PANCER), masyarakat harus bisa menjadi pengawas dan tolak ukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H