Sedikit membahas mengenai situs megalitikum, situs ini merupakan adalah area yang mengandung struktur dan monumen yang terbuat dari batu-batu besar, atau yang dikenal sebagai megalit. Megalit ini biasanya didirikan pada zaman prasejarah, sekitar zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda) hingga Zaman Perunggu.Â
Situs megalitikum tersebar di seluruh dunia, dan meskipun memiliki bentuk yang beragam, umumnya situs ini dikaitkan dengan praktik keagamaan dan ritualistik masyarakat kuno (Sulistyo, 2020).
Di Indonesia, khususnya Minahasa, terdapat waruga, kubur batu khas yang berbentuk seperti rumah kecil (Tulus, 2021). Batu kenong merupakan peninggalan zaman megalitikum yang bentuknya mirip dengan instrumen musik tradisional, yaitu kenong. Bentuknya silinder atau bulat dengan tonjolan di bagian atas.Â
Batu ini menjadi bagian dari warisan budaya masa lampau di Indonesia, yang terus ada hingga zaman perkembangan kerajaan-kerajaan kuno (Irawan et al., 2024). Fungsi batu kenong hingga kini masih menjadi misteri dan perdebatan. Namun, ada beberapa kemungkinan fungsi yang dikaitkan dengan bentuk dan lokasi penemuannya.
 Pertama, bentuknya yang mirip kenong dalam perangkat gamelan memunculkan dugaan bahwa batu ini digunakan sebagai alat musik dalam upacara ritual atau kegiatan sehari-hari. Kedua, batu kenong mungkin berperan sebagai media pemujaan, mengingat masyarakat prasejarah meyakini kekuatan magis pada benda-benda alam.Â
Batu ini bisa jadi menjadi objek pemujaan atau media persembahan untuk roh nenek moyang atau kekuatan alam. Ketiga, penemuan batu kenong di beberapa situs pemakaman menunjukkan kemungkinan fungsinya sebagai penanda makam atau nisan. Terakhir, ukuran dan lokasi penempatan batu kenong mungkin menjadi simbol status sosial atau kekuasaan individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
 Batu kenong sendiri tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Situs-situs yang terkenal dengan keberadaan batu kenong antara lain Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Situs Pasembon di Probolinggo, dan Situs Duplang di Jember.
Dibalik keindahan alamnya yang memukau, Kabupaten Bondowoso menyimpan harta karun sejarah yang tak ternilai. Di Dusun Gunung Sari, ditemukan 17 benda purbakala yang beragam jenisnya. Situs Kodedek terletak sekitar 23 kilometer dari pusat kota Bondowoso, dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit.Â
Perjalanan menuju situs ini cukup menantang karena berada di kawasan Gunung Argopuro, sehingga membutuhkan semangat dan persiapan yang matang. Di antara benda-benda tersebut terdapat dua arca, tiga batu kenong, dua batu lumpang, lima dolmen, satu padhusa, dua sarkofagus, dan dua tatakan.Â
Dusun Kodedek, Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan, menyimpan misteri di balik batu-batu megalitikumnya. Juru pelihara situs mengatakan masyarakat setempat percaya bahwa situs ini dulunya merupakan tempat suci bagi para leluhur.Â