Menurut penelitian Liu et al. (2021), Green City mampu merespons tantangan besar seperti polusi udara dan kemacetan dengan solusi berbasis teknologi dan tata ruang yang inovatif. Kota hijau juga menawarkan pendekatan transformatif untuk mengurangi emisi karbon dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti panel surya dan tenaga angin, yang terintegrasi ke dalam desain perkotaan. Hal ini tidak hanya menurunkan tingkat pencemaran tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dalam studi oleh Zhang et al. (2020), ruang terbuka hijau di kota-kota hijau juga terbukti memberikan manfaat sosial dan kesehatan yang signifikan. Vegetasi yang terpelihara membantu mengatur suhu udara, meningkatkan kualitas udara, dan menciptakan ruang untuk aktivitas sosial yang mempererat hubungan komunitas. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kota hijau memiliki efek positif terhadap kesejahteraan mental warga dengan menyediakan lingkungan yang lebih tenang dan bebas dari stres.
Kota hijau tidak hanya berfokus pada lingkungan tetapi juga pada peningkatan efisiensi infrastruktur dan transportasi. White et al. (2021) mencatat bahwa Green City yang ideal dirancang untuk mendorong penggunaan transportasi umum yang hemat energi serta jalur sepeda yang aman dan nyaman. Strategi ini mengurangi jejak karbon individu sekaligus meminimalkan waktu perjalanan dan tekanan infrastruktur transportasi. Namun, tantangan implementasi Green City tidak dapat diabaikan. Menurut Gupta et al. (2021), adopsi gaya hidup hijau sering kali menghadapi hambatan budaya dan ekonomi. Dibutuhkan kerja sama lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menjadikan kota hijau sebagai kenyataan, dengan mengedepankan insentif yang mendorong perilaku ramah lingkungan.
Dengan demikian, Green City adalah jawaban atas kebutuhan dunia modern akan kota yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan generasi saat ini, tetapi juga memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang. Filosofi ini adalah langkah konkret menuju harmoni antara manusia, lingkungan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Â
3. Elemen Utama Green City
Dalam upaya menciptakan kota yang berkelanjutan, elemen-elemen utama Green City menjadi panduan penting untuk mengintegrasikan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Kota hijau bukan sekadar ruang yang dipenuhi pepohonan, melainkan sistem kompleks yang mengharmoniskan ekologi, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Elemen-elemen ini mencerminkan fondasi filosofis untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang inklusif, tangguh, dan ramah lingkungan.
Menurut Liu et al. (2021), salah satu elemen kunci Green City adalah keberadaan ruang terbuka hijau yang dirancang untuk meningkatkan kualitas udara, mengurangi panas perkotaan, dan menyediakan ruang rekreasi bagi masyarakat. Ruang ini juga berfungsi sebagai habitat alami yang mendukung keanekaragaman hayati di tengah lanskap perkotaan. Selain itu, perencanaan tata kota yang memprioritaskan aksesibilitas dan keberlanjutan memperkuat peran ruang hijau sebagai bagian integral dari kehidupan kota.