Kecintaan beliau terhadap Indonesia juga patut diacungi jempol. Prof. Umar sangat mengagumi Presiden Soekarno, yang dianggapnya sebagai seorang mujahid Islam. Keterkaitan ini semakin kuat ketika beliau menceritakan bahwa pamannya diutus untuk menghadiri Konferensi Asia-Afrika atas nama Sudan, peristiwa yang semakin memperkuat hubungan historis antara Sudan dan Indonesia.
Bahasa Arab di Sudan: Fushah yang Mendekati Al-Quran
Menurut Prof. Umar, Sudan memiliki keistimewaan dalam penggunaan bahasa Arab. Bahasa 'amiyah Sudan, menurutnya, kaya akan mufradat (kosa kata) bahasa Arab fushah. Ini senada dengan pandangan Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, yang menyebutkan bahwa bahasa Arab di Sudan adalah salah satu yang paling mendekati bahasa Al-Qur’an. Bahasa 'amiyah di Sudan dianggap mudah dipahami oleh penutur bahasa Arab, menjadikannya unik di antara dialek-dialek Arab lainnya.
Warisan Keilmuan
Selain ahli dalam bahasa Arab, beliau juga dikenal sebagai pengikut tarekat Samaniyah, sebuah tarekat yang sangat berpengaruh di Sudan. Karya dan kontribusi Prof. Umar Muhammad Hasan Sa'addin akan terus hidup, menginspirasi generasi berikutnya untuk terus mencintai dan memajukan bahasa Arab. Sosoknya yang sederhana namun penuh wibawa menjadikan beliau sebagai salah satu ulama yang tidak hanya dihormati di Sudan, tetapi juga di seluruh dunia Arab dan Islam.
Wafatnya Sang Guru Besar
Pada tahun 2023, dunia kehilangan seorang tokoh besar. Prof. Dr. Umar Muhammad Hasan Sa'addin wafat dalam usia 79 tahun, meninggalkan warisan keilmuan yang sangat berharga. Meskipun beliau telah tiada, kontribusi beliau terhadap bahasa Arab dan dunia pendidikan akan terus dikenang dan dilestarikan oleh generasi yang akan datang.
Dengan segudang prestasi dan kontribusi yang beliau hasilkan, Prof. Dr. Umar Muhammad Hasan Sa'addin layak disebut sebagai "Sang Kamus Bahasa Arab yang Berjalan." Ilmunya terus mengalir, memberi manfaat bagi para pelajar bahasa Arab dan umat Islam di seluruh dunia. Warisannya akan terus hidup melalui karya-karya yang telah beliau tinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H